Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprihatin
dc.contributor.advisorRahayuningsih, Mulyorini
dc.contributor.authorAdiwinata, Febilian
dc.date.accessioned2021-06-28T07:23:06Z
dc.date.available2021-06-28T07:23:06Z
dc.date.issued2021-06-28
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/107157
dc.description.abstractKopi merupakan komoditas unggulan Indonesia yang potensial untuk dikembangkan agroindustrinya. Produksi kopi yang tinggi mendorong berdirinya Industri Kecil Menengah (IKM) pengolahan kopi yang ada di Bandar Lampung. Peningkatan produksi kopi tersebut berpengaruh terhadap kualitas lingkungan sebagai dampak yang ditimbulkan dari seluruh rangkaian kegiatan proses produksi kopi. Besarnya dampak lingkungan akibat kegiatan IKM pengolahan kopi dapat dihitung melalui pendekatan dengan metode produksi bersih (cleaner production) dan penilaian daur hidup (Life Cycle Assessment / LCA). Tujuan penelitian ini adalah penilaian produksi bersih dan Life Cycle Assessment proses produksi IKM pengolahan kopi di Bandar Lampung dengan tahapan sebagai berikut : 1). mengidentifikasi sistem produksi IKM pengolahan kopi, 2). menganalisis tahapan proses produksi, dan konsumsi energi di dalam proses produksi IKM pengolahan kopi secara kering, basah dan semi basah, 3). menganalisis kemungkinan strategi penerapan produksi bersih, dan 4). menganalisis dampak lingkungan berupa emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Perhitungan emisi GRK menggunakan metode Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) dengan menghitung nilai emisi CO2 dan emisi non CO2 untuk mengetahui dampak lingkungan yang ditimbulkan. Hasil penelitian di IKM Kopi X, menunjukkan potensi alternatif produksi bersih yang dapat diterapkan adalah pembuatan dome penjemuran (PBP 3,18 bulan dan investasi Rp. 2.285.000), pengadaan mesin genset (PBP 1,16 bulan dan investasi Rp. 5.860.000), pembuatan sirkulasi udara ruang roasting (PBP 0,07 bulan dan investasi Rp. 1.268.000), pembuatan reaktor pengomposan limbah padat (PBP 2,18 bulan dan investasi Rp. 3.440.000) dan penambahan alat packing (PBP 0,45 bulan dan investasi Rp. 3.057.000). Setiap pengolahan 1000 Kg buah kopi dengan proses kering membutuhkan energi sebesar 869,92 MJ yang akan menghasilkan emisi GRK sebesar 95,85 Kg CO2-eq /ton buah kopi atau setara 0,42 Kg CO2-eq /kg kopi bubuk. Potensi alternatif produksi bersih yang diterapkan di IKM Kopi Y adalah pembuatan dome penjemuran (PBP 10,31 bulan dan investasi Rp. 4.020.000), pemasangan exhaust fan diruangan roasting dengan (PBP 0,09 bulan dan investasi Rp. 2.036.000), pembuatan reaktor untuk pengomposan limbah padat (PBP 2,02 bulan dan investasi Rp. 4.730.000) dan pembuatan kolam penampung limbah cair kopi (PBP 7,6 bulan dan investasi Rp. 3.203.000). Setiap pengolahan 1000 Kg buah kopi dengan proses basah membutuhkan energi sebesar 1.900 MJ yang akan menghasilkan emisi GRK sebesar 270,17 Kg CO2-eq / ton buah kopi atau setara 1,31 Kg CO₂eq/ kg kopi bubuk Potensi alternatif produksi bersih yang diterapkan di IKM Kopi Z adalah pemasangan exhaust fan di ruang roasting (PBP 0,06 bulan dan investasi Rp. 1.068.000), penutupan celah dan pemasangan jaring serangga pada ruang dome penjemuran (PBP 0,6 bulan dan investasi Rp. 481.000), pembuatan reaktor untuk pengomposan limbah padat (PBP 1,5 bulan dan investasi Rp. 3.440.000) dan pengadaan etalase penyimpanan produk (PBP 10,4 bulan dan investasi Rp. 1.875.000). Setiap pengolahan 1000 Kg buah kopi dengan proses semi basah membutuhkan energi sebesar 1.462 MJ yang akan menghasilkan emisi GRK sebesar 257,53 Kg CO2-eq / ton buah kopi atau setara 1,29 Kg CO₂eq/ kg kopi bubuk. Proses pengolahan kopi secara kering memiliki kebutuhan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan proses secara basah dan semi basah karena pada proses kering konsumsi energi, penggunaan alat produksi dan tahapan yang dilalui lebih sedikit. Penerapan solusi perbaikan produksi bersih dan penilaian daur hidup / LCA untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari proses produksi kopi robusta di Bandar Lampung dengan mengoptimalkan pengunaan konsumsi energi listrik, bahan bakar maupun pupuk dalam kegiatan industri karena total penyumbang terbesar emisi GRK pada ketiga jenis tahapan proses produksi tersebut ada pada sektor produksi, pemupukkan lahan dan transportasi bahan baku. Kata Kunci : Analisis dampak lingkungan, Industri kopi Skala kecil, Life Cycle Assessment.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePenilaian Dampak Lingkungan Industri Kecil Menengah (IKM) Pengolahan Kopi di Bandar Lampung dengan Metode Produksi Bersih dan Penilaian Daur Hidupid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordenvironmental impact assessmentid
dc.subject.keywordsmall coffee industriesid
dc.subject.keywordlife cycle assessmentid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record