Show simple item record

dc.contributor.advisorArsyianti, Laily Dwi
dc.contributor.advisorAscarya, Ascarya
dc.contributor.authorPriyo, Ahsanul Hadi
dc.date.accessioned2021-06-14T06:34:37Z
dc.date.available2021-06-14T06:34:37Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106989
dc.description.abstractBank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) melakukan kegiatan usaha pembiayaan dan juga layanan perbankan di Indonesia berdasarkan prinsip syariah, dengan target pasar segmen usaha mikro, kecil, dan menengah. Tantangan bisnis yang dihadapi BPRS saat ini perkembangan bisnis Teknologi Finansial (Tekfin) yang berkembang sedemikian pesat. Segmen pasar BPRS yang hampir sama dengan perusahaan Tekfin menuntut BPRS mengubah strategi bisnis mengikuti permintaan pasar terkait transaksi keuangan yang mudah dan lebih sederhana. Industri perbankan dengan orientasi segment mikro, kecil, dan menengah belum memiliki banyak inovasi dan juga strategi terutama terkait pengembangan teknologi informasi. Penelitian terkait penerapan Tekfin dalam industri perbankan seperti BPRS masih sangat sedikit dan masih bersifat sebagian dalam analisa permasalahannya. Pemodelan bisnis industri perbankan dalam menghadapi perkembangan industri Tekfin menjadi gap penelitian ini. Potensi pasar yang masih terbuka terutama untuk melayani industri berskala kecil dan menengah masih menjadi salah satu tantangan dalam merancang pemodelan yang paling tepat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui permasalahan terkait penerapan Tekfin bagi BPRS dan juga model yang tepat untuk saat ini bagi BPRS dalam menerapkan Tekfin. Metode yang digunakan adalah metode Delphi yang dikombinasikan dengan skala likert, kemudian dilanjutkan dengan metode ANP untuk melihat nilai prioritasnya Data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan tiga kelompok narasumber yang memiliki kompetensi dalam permasalahan penelitian yaitu praktisi BPRS, praktisi tekfin, dan ahli yang terdiri dari akademisi maupun regulator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tekfin dibutuhkan BPRS untuk bisa mempermudah proses registrasi, menilai kualitas pembiayaan, memperluas pangsa pasar, dan mengadopsi proses model ekosistem. Terkait dengan pemodelan yang paling tepat, model kombinasi dimana BPRS hanya bekerjasama dengan perusahaan Tekfin sesuai kebutuhannya menjadi prioritas pertama saat ini. Kemudian model tertutup sendiri dimana BPRS membangun Tekfin sendiri atau bekerjasama dengan asosiasi menjadi prioritas kedua, diikuti model kolaborasi dimana BPRS berkolaborasi dengan perusahaan Tekfin dan ditandai dengan pertukaran data antara BPRS dengan perusahaan Tekfin menjadi pilihan ketiga. Keuntungan yang diperoleh dari model kombinasi adalah BPRS bisa mengembangkan Tekfin dengan sumber daya yang dimilikinya, dan hanya berkolaborasi dengan perusahaan Tekfin untuk area Tekfin yang tidak dapat dikembangkan oleh BPRS. Selain itu industri Tekfin jangan hanya dianggap sebagai pengganggu bisnis usaha tetapi harus dilihat sebagai salah satu peluang untuk berkolaborasi maupun sebagai alat berinovasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleRancangan Model Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Menghadapi Bisnis Teknologi Finansial di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordANPid
dc.subject.keywordBPRSid
dc.subject.keywordDelphiid
dc.subject.keywordModel Ekosistemid
dc.subject.keywordTekfinid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record