Show simple item record

dc.contributor.advisorDiapari, Didid
dc.contributor.advisorFarida, Wartika
dc.contributor.authorSari, Andri Permata
dc.date.accessioned2021-06-06T03:28:49Z
dc.date.available2021-06-06T03:28:49Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106930
dc.description.abstractDiversitas sumber pangan berbasis sumber daya hayati masih belum digali secara optimal. Landak (Hystrix sp.) merupakan satwa liar yang telah dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan dipercaya mengandung khasiat obat. Dalam sepuluh tahun terakhir, daging landak telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber protein hewani. Upaya diversifikasi tersebut sejatinya didukung pengelolaan yang tepat, baik dari sisi pemeliharaan maupun aspek pakannya. Salah satu pakan yang dapat digunakan adalah kulit kopi. Kulit kopi yang difermentasi memiliki kandungan nutrien yang tinggi. Kulit kopi juga mengandung kuersetin yang berperan sebagai antioksidan sehingga dapat meningkatkan performa satwa. Pada penelitian ini digunakan kulit kopi dalam campuran pakan landak sehingga dapat menekan biaya produksi namun tetap dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Formulasi ransum diharapkan dapat menjadi rekomendasi untuk pemeliharaan landak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa serta kadar antioksidan darah landak yang diberi kulit kopi terfermentasi. Penelitian ini menggunakan 12 ekor landak Jawa jantan dengan bobot badan berkisar 1,71-6 kg yang dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan pembagian bobot badannya. Pakan perlakuan yang diberikan pada landak Jawa yaitu T0 (kontrol), T1 (pakan kontrol dengan kulit kopi terfermentasi 10%), T2 (pakan kontrol dengan kulit kopi terfermentasi 20%), dan T3 (pakan kontrol dengan kulit kopi terfermentasi 30%). Peubah yang diukur antara lain konsumsi, kecernaan nutrien, pertambahan bobot badan harian (PBBH), efisiensi pakan, dan status antioksidan total darah. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan analisis ragam, apabila terdapat perbedaan signifikan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi kulit kopi dengan Aspergillus niger dapat meningkatkan kandungan protein, kandungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), dan kandungan energinya, sedangkan kandungan serat kasar dan lemak kasarnya menurun. Sementara itu, pemberian kulit kopi terfermentasi hingga 30% menurunkan konsumsi nutrien secara nyata (P<0,05) dibandingkan kontrol. Pemberian kulit kopi terfermentasi hingga 30% juga menurunkan PBBH secara nyata (P<0,05). Berdasarkan hasil analisis ragam, pemberian pakan kontrol (T0) tidak berbeda nyata dalam menurunkan nilai efisiensi pakan pada pakan T1 dan T2 (P>0,05), namun berbeda nyata terhadap pakan T3 (P<0,05). Pemberian kulit kopi terfermentasi hingga 20% bisa menjadi alternatif pakan landak karena dapat menurunkan biaya pakan sekaligus mengatasi masalah lingkungan. Kecernaan nutrien pakan sangat dipengaruhi oleh jenis bahan pakan sebagai sumber nutrien tersebut. Semakin tinggi nilai kecernaan suatu bahan pakan mengindikasikan kualitas pakan yang juga tinggi. Penambahan kulit kopi terfermentasi tidak mempengaruhi penurunan nilai kecernaan nutrien ransum secara nyata (P>0,05) dibandingkan kontrol. Fermentasi dapat meningkatkan kandungan kuersetin pada kulit kopi. Peningkatan kandungan flavonoid (kuersetin) ini disebabkan adanya peningkatan kandungan asam selama proses fermentasi, sehingga ikatan pada komponen flavonoid tersebut menjadi bebas dan membuat komponen ini menjadi lebih tersedia. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan kuersetin dalam pakan landak yang diberikan meningkat dengan penambahan kulit kopi terfermentasi. Peningkatan kadar kuersetin ini berarti peningkatan pula pada nilai status antioksidan total dalam darah landak setelah 8 minggu pengamatan. Namun, secara statistik peningkatan ini tidak berbeda nyata (P>0,05). Pemberian antioksidan dapat menurunkan stres oksidatif pada satwa sehingga dapat meningkatkan performanya. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kulit kopi yang mengandung kuersetin tidak berbeda nyata terhadap kecernaan nutrien (P>0,05). Hal ini dapat dijelaskan bahwa kuersetin dan pati dapat membentuk kompleks yang disebut pula resistant starch (RS). RS ini membentuk komplek yang solid yang membuatnya resisten terhadap enzim pendegradasi apabila kuersetin ini dicampurkan. RS menjadi substrat untuk fermentasi anaerob yang dilakukan bakteri dan menghasilkan asam lemak rantai pendek seperti asetat, butirat, dan propionat. Hal ini mengakibatkan pH usus besar menjadi rendah. Lingkungan dengan pH rendah membuat beberapa mikroba pathogen tidak dapat tumbuh. Dengan demikian akan berpengaruh positif terhadap kesehatan usus besar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan dengan kulit kopi terfermentasi hingga 20% dapat direkomendasikan untuk diberikan sebagai pakan harian landak Jawa di penangkaran.id
dc.description.sponsorshipSAINTEK Kemenristekdiktiid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEfek Kulit Kopi Terfermentasi dalam Pakan terhadap Performa dan Kadar Antioksidan Darah pada Landak Jawaid
dc.title.alternativeThe Effect of Fermented Coffee Husk in Feed on Performance and Blood Antioxidant Level of Sunda Porcupineid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantioksidanid
dc.subject.keywordfermentasiid
dc.subject.keywordkulit kopiid
dc.subject.keywordlandak Jawaid
dc.subject.keywordperformaid
dc.subject.keywordantioxidantid
dc.subject.keywordcoffee huskid
dc.subject.keywordfermentationid
dc.subject.keywordperformanceid
dc.subject.keywordSunda porcupineid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record