Strategi Peningkatan Mutu Produk pada Rantai Pasok Komoditas Pisang di Provinsi Bengkulu
Abstract
Hubungan rantai pasok memiliki dampak penting pada mutu produk yang dihasilkan. Ada dua faktor kunci untuk meningkatkan hubungan dalam rantai pasok produk pangan yang pertama kepercayaan dan yang kedua komunikasi antar para pelakunya. Sistem rantai pasok yang baik akan berdampak pada keberlanjutan proses produksi dan kepuasan konsumen produk berbasis buah pisang akan terpenuhi jika mutu yang diberikan sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk memenuhi kepuasan tersebut, perlu diketahui mutu melalui harapan pelanggan akan atribut mutu. Atribut mutu harapan pelanggan ini akan menjadi acuan bagi pihak yang terlibat di dalam pengolahan untuk dapat menyesuaikan aktifitasnya. Mutu produk berbasis pisang di Provinsi Bengkulu belum optimal disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu proses produksi yang belum memenuhi standar dan mutu bahan baku yang fluktuatif. Mutu produk berbasis pisang sangat penting ditingkatkan untuk menarik minat konsumen dan menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik dan struktur mutu rantai pasok komoditas berbasis pisang, mendesain faktor-faktor mutu dominan berpengaruh terhadap rantai pasok komoditas pisang dan menentukan strategi peningkatan mutu produk. Identifikasi konfigurasi rantai pasok pisang dilakukan secara deskriptif, wawancara, observasi lapangan dan kajian pustaka mengikuti model identifikasi rantai pasok oleh Vorst. Penentuan atribut mutu produk berbasis pisang menggunakan Quality Function Deployment (QFD) untuk mendapatkan atribut mutu produk berbasis pisang. Penentuan strategi peningkatan mutu produk dilakukan pembobotan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hasil AHP maka disusunlah strategi yang dapat digunakan untuk peningkatan mutu produk yang ada di rantai pasok komoditas pisang.
Hasil penelitian menunjukan struktur rantai pasok pisang terdiri dari petani, pengepul, industri, retailer dan konsumen. Petani melakukan proses produksi dengan teknik konvensional menghasilkan pisang dengan mutu yang fluktuatif, pengepul melakukan proses pengiriman pisang dengan penanganan yang kurang mengakibatkan buah pisang banyak mengalami kerusakan, industri sebagai pengolahan buah pisang menjadi produk keripik pisang dan sale pisang dan retailer sebagai penjual produk ke konsumen. Faktor mutu dominan yang berpengaruh terhadap rantai pasok komoditas pisang untuk pisang segar adalah proses perencanaan panen (0,24) dan sortasi (0,19), untuk sale pisang adalah proses penggorengan (0,28) dan proses pengemasan (0,20) dan untuk keripik pisang adalah proses penggorengan (0,28) dan proses pengemasan (0,17). Sedangkan untuk atribut mutu buah pisang yakni tingkat kematangan buah dan tingkat kerusakan, atribut mutu sale pisang rasa dan tekstur, atribut mutu keripik pisang rasa dan tingkat keripik pecah.
Strategi yang diusulkan untuk meningkatkan mutu produk pada rantai pasok pisang adalah peningkatan keterampilan atau skill dalam proses produksi pada setiap aktor (0,25), menggunakan standar dalam proses produksi produk (0,22), memiliki kesepakatan kontrak antar aktor mengenai mutu produk yang jelas (0,21), kelembagaan kelompok tani yang terstruktur (0,13), optimalisasi kearifan lokal (0,10) dan peran pemerintah dalam membantu pengembangan petani dan industri (0,08). Supply chain relationships have an important impact on the quality of the
products. There are two key factors to improve the relationship in the food
product supply chain, the first is trust and the second is communication between
the actors. A well-being supply chain system will affect on the sustainability of the
production process and consumer’s satisfaction. Consumer’s need will be fulfilled
if the served quality is in the accordance with consumer’s expectations. To meet
this satisfaction, it is necessary to know the quality through customer expectations
of quality attributes. This customer expectation attribute will be a reference for
the parties involved in management to be able to adjust their activities. The
quality of banana products in Bengkulu Province has not been optimal due to
several factors, including the production process that meets the standards and the
fluctuating quality of raw materials. The quality of banana products is very
important to improve to attract consumer interest and reach a wider market.
This study aims to determine the characteristics and quality structure of the
banana commodity supply chain, design the dominant quality factors that affect
the banana commodity supply chain and determine product quality improvement
strategies. The identification of banana supply chain configuration was carried
out descriptively, interviews, field observations and literature reviews followed
the supply chain identification model by Vorst. Determination of banana product
quality attributes using Quality Function Deployment (QFD) to obtain banana
product quality attributes. The determination of the product quality improvement
strategy is weighted using Analytical Hierarchy Process (AHP). From the results
of AHP, a strategy that can be used to improve the quality of products in the
banana commodity supply chain is formulated.
The research results exposed the banana supply chain structure consists of
farmers, collectors, industry, retailers and consumers. Farmers carry out the
cultivation using conventional techniques to produce bananas with fluctuating
quality, collectors carry out the process of shipping bananas with less handling
resulting in many bananas being damaged, the industry as processing banana
fruit into banana chips and sale bananas and retailers as sellers of products to
consumers. The dominant quality factors on the supply chain for banana
commodity is Harvesting planning scheduling (0.24) and harvesting technique
(0.19) for fresh bananas, the frying process (0.28) and the packaging process
(0.20) for sale bananas, the frying process (0.28) and the packaging process
(0.17) for banana chips. Meanwhile, the quality attributes for fresh bananas are
fruit maturity and damage level, for sale bananas are taste and texture, for
banana chips are taste and level of cracked chips.
The proposed strategies to improve product quality in the banana
commodity supply chain is an increase skill in the production process for each
actor (0.25), using standards in the product production process (0.22), make an
explicit contractual agreement between actors regarding product quality (0.21),
establish a structure farmer group institutions (0.13), optimizing local wisdom (0.10) and the government’s role in assisting farmer and industrial development
(0.08).
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]