Show simple item record

dc.contributor.advisorJahroh, Siti
dc.contributor.advisorAli, Mochammad Mukti
dc.contributor.authorDzulfikar, Arif
dc.date.accessioned2021-03-29T13:41:01Z
dc.date.available2021-03-29T13:41:01Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106450
dc.description.abstractStrategi pengembangan bisnis digunakan perusahaan untuk dapat meningkatkan skala usaha dan memperoleh model bisnis yang profitable. Salah satu faktor utama yang dapat memengaruhi pengembangan bisnis ialah gaya hidup konsumen. Gaya hidup konsumen ini tercermin dari kebiasaan sehari-hari, seperti pola makan, olahraga, dan aktivitas yang dijalankan. Pada akhir tahun 2019, adanya COVID-19 dengan tingkat penularan yang tinggi telah berdampak besar bagi kehidupan manusia. Adanya virus ini telah memunculkan sense of urgency dari masyarakat untuk berubah ke gaya hidup yang sehat. Hal ini terlihat dari masyarakat yang beralih mengonsumsi minuman sehat untuk meningkatkan imun tubuh. Selain itu, adanya COVID-19 juga membatasi interaksi pertemuan antar orang secara langsung. Hal ini membuat konsumen beralih ke transaksi digital. Arvan Natural Group merupakan perusahaan start-up yang bergerak dalam bidang kesehatan dengan hasil produksi jahe merah bubuk. Perusahaan start-up ini harus dapat memanfaatkan peluang perubahan gaya hidup dan menjadikan digital marketing sebagai strategi utama perusahaan. Namun, perusahaan juga perlu memerhatikan peningkatan persaingan yang disebabkan adanya kenaikan permintaan. Faktor-faktor persaingan yang perlu diperhatikan ialah ancaman dari produk sejenis, subtitusi, pendatang baru, pembeli, dan pemasok. Tujuan dari penelitian ini, pertama, mengidentifikasi model bisnis existing yang telah dijalankan oleh Arvan Natural Group. Kedua, menganalisis kondisi internal dan eksternal dari Arvan Natural Group. Ketiga, melakukan penyusunan alternatif strategi beserta prioritasnya dan membentuk new business model Arvan Natural Group. Data yang digunakan dalam penelitian berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi kegiatan bisnis, wawancara pakar dan survei konsumen yang dilakukan pada September-Desember 2020. Sementara, data sekunder yang akan digunakan ialah data mengenai perkembangan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah Business Model Canvas (BMC); Importance-Performance Analysis (IPA); Porter’s Five Forces; Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT); Internal External Matrix (IE Matrix); dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil dari penelitian ini ialah sebagai berikut, pertama, hasil identifikasi pada kesembilan blok model bisnis menunjukkan peluang pengembangan berbagai alternatif strategi baru. Kedua, berdasarkan hasil analisis IPA, atribut-atribut yang tergolong kuadran I dan memerlukan perbaikan ialah brand produk, variasi ukuran, warna produk, dan bonus promosi. Berdasarkan analisis SWOT pada BMC, adanya kekuatan pada berbagai macam atribut produk, harga, konten promosi, teknologi produksi, serta pelayanan (responsiveness, reliability, dan assurance). Sementara, kekurangan yang perlu diperbaiki ialah brand produk, struktur sumber daya manusia, pola kemitraan bahan baku, serta sistem pemasaran yang belum optimal. Berdasarkan analisis Porter’s Five Forces, faktor-faktor yang paling mengancam ialah produk subtitusi dan persaingan di industri sejenis. Ketiga, hasil IE matrix menunjukkan perusahaan berada di posisi kuadran II (growth strategy) dan perumusan strategi menghasilkan 15 alternatif strategi. Berdasarkan analisis QSPM, terdapat delapan strategi yang tergolong high urgency dan dapat dipetakan ke dalam new business model untuk segera dijalankan. Pada blok value propositions, adanya diferensiasi produk baru, variasi ukuran produk, serta kegiatan iklan dan promosi yang intens. Pada blok channels, terdapat lokasi channels yang strategis di sport venue dan tempat pariwisata, sistem penjualan baru reseller produk, serta penerapan video animasi. Dari segi costumer relationships, adanya variasi bonus-bonus baru untuk menjaga loyalitas konsumen. Dari revenue streams, terbentuk penerimaan model revenue baru berupa biaya membership dan pelatihan reseller. Dari segi key partnerships, adanya kerja sama operasional dengan petani untuk menjaga kontinuitas bahan baku.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Pengembangan Bisnis Bubuk Jahe Instan di Arvan Natural Groupid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBMCid
dc.subject.keyworddigital marketingid
dc.subject.keywordIPAid
dc.subject.keywordlifestyleid
dc.subject.keywordPorter’s Five Forcesid
dc.subject.keywordQSPMid
dc.subject.keywordSWOTid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record