| dc.description.abstract | Revolusi industri 4.0 membawa banyak dampak bagi semua industri yang ada. Perubahan ini harus ditanggapi dengan serius oleh setiap industri agar mampu bertahan, tidak terkecuali industri hotel. Jumlah hotel di Indonesia selama tahun 2015-2019 selalu meningkat termasuk hotel yang ada di Kota Bandung. Akibatnya persaingan yang sengit tidak bisa dihindari karena menjamurnya hotel-hotel di Kota Bandung.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi ajang kompetisi industri perhotelan di Kota Bandung, mengetahui posisi persaingan Grand Malabar Hotel, dan merumuskan ide yang layak secara komersil diimplementasikan oleh Grand Malabar Hotel. Penelitian ini dilakukan di Grand Malabar Hotel pada bulan Oktober – November 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan terdiri atas data primer dan sekunder. Metode yang digunakan adalah metode Importance-Performance Analysis (IPA) dan Blue Ocean Strategy (BOS). Metode BOS ini terbagi lagi menjadi empat prinsip dari BOS dan alat analisis seperti kanvas strategi, kerangka kerja empat langkah, dan skema ERRC-Grid.
Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa terdapat 13 faktor kompetisi yang dianalisis. Faktor-faktor tersebut antara lain: kebersihan kamar, fasilitas kamar, fasilitas hotel, sarapan yang enak, menawarkan harga yang sesuai, parkir yang memadai, lokasi yang strategis, hotel aktif di media online, karyawan hotel yang ramah, karyawan yang cepat tanggap, menawarkan online reservation, menawarkan fast check-out, dan desain bangunan. Setelah dianalisis menggunakan kanvas strategi, didapat bahwa Grand Malabar Hotel bersaing secara ketat dengan kompetitornya. Hal ini menandakan Grand Malabar Hotel masuk ke dalam samudera merah, sehingga diperlukan perumusan strategi baru.
Ide perumusan BOS pada Grand Malabar Hotel bertujuan untuk membantu hotel tersebut keluar dari sengitnya persaingan pada industri hotel di Kota Bandung. Perumusan strategi diawali tiga prinsip awal dari BOS. Tiga prinsip tersebut, yaitu: merekonstruksi batasan-batasan industri, fokus pada gambaran besar, bukan pada angka, dan menjangkau melampaui permintaan yang ada. Kemudian dilanjutkan dengan pendekatan IPA dan kerangka kerja empat langkah dan skema ERRC-Grid. Dari kerangka ini didapatkan faktor yang harus dihapuskan adalah faktor sarapan secara prasmanan, fasilitas kamar yaitu safe deposit box (SDB), dan fasilitas hotel seperti rental mobil, rental sepeda, dan penitipan bagasi. Faktor yang harus dikurangi adalah faktor harga yang ditawarkan. Faktor yang harus ditingkatkan seperti kebersihan kamar, aktif di media online, menawarkan fast check-out, desain hotel, karyawan yang ramah, karyawan yang cepat tanggap, menawarkan online reservation. Faktor yang harus diciptakan meliputi faktor menjalin kerjasama dengan travel, membuat website hotel, informasi tempat wisata, pemanfaatan IoT, kiosk for self check-in, dan rooftop cafe.
Rencana BOS yang dilakukan harus memberikan ide yang memang layak untuk diimplementasikan oleh Grand Malabar Hotel, sehingga langkah terakhir adalah menguji ide ini menggunakan prinsip keempat dari BOS, yaitu rangkaian strategi yang tepat. Pengujian ini dapat menjawab keempat pertanyaan yang menjadi indikator kelayakan ide BOS, sehingga perumusan strategi bersaing menggunakan BOS ini layak secara komersil.
Tahapan awal yang harus Grand Malabar Hotel lakukan adalah menghapuskan, mengurangi, dan meningkatkan faktor-faktor yang sudah dianalisis, alasannya karena tidak sulit dan tidak membutuhkan biaya besar. Hal yang harus dilakukan setelah itu baru menciptakan faktor baru sesuai dengan prioritasnya berdasarkan hasil analisis. | id |
