Kombinasi Perlakuan Curing, Coating, dan Suhu Penyimpanan dalam Mempertahankan Mutu Ubi Jalar Cilembu (Ipomea batatas L.).
View/ Open
Date
2020Author
Nissa, Khaerun
Purwanto, Y. Aris
Iriani, Evi Savitri
Metadata
Show full item recordAbstract
Proses yang panjang dan waktu yang lama pada kegiatan ekspor akan
berdampak pada perubahan mutu ubi cilembu sehingga menyebabkan kerusakan.
Kerusakan produk yang terjadi selama kegiatan ekspor berdampak pada kerugian
bagi pelaku ekspor dan penurunan nilai ekspor. Curing, coating, dan penyimpanan
pada suhu rendah merupakan penanganan pascapanen yang dapat dilakukan pada
ubi cilembu untuk mencegah kerusakan selama kegiatan ekspor. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk menentukan penanganan pascapanen terbaik dari
kombinasi perlakuan curing, coating, dan suhu penyimpanan dalam menekan
kerusakan dan menjaga mutu ubi cilembu selama masa penyimpanan.
Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan kondisi
curing dan konsentrasi lilin lebah terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan
adalah rancangan acak lengkap (RAL) untuk masing-masing perlakuan. Curing
dilakukan pada 3 kondisi lingkungan, yaitu suhu 30 ± 2 oC dengan RH 90%, suhu
23 ± 2 oC dengan RH 50%, dan suhu ruang tidak terkontrol (22 oC – 30 oC) dengan
RH (50% - 90%). Coating dilakukan dengan cara mencelupkan ubi cilembu pada
konsentrasi 12%, konsentrasi 8%, dan konsentrasi 3% dan disimpan selama 7 hari
pada suhu ruang tidak terkontrol.
Hasil dari penelitian pendahuluan tersebut digunakan sebagai perlakuan pada
penelitian utama. Penelitian utama dilakukan dengan mengkombinasikan perlakuan
curing dan coating hasil terbaik dari penelitian pendahuluan dan suhu penyimpanan.
Penyimpanan pada penelitian utama dilakukan selama 27 hari yang terdiri dari 20
hari periode penyimpanan dan 7 hari untuk periode display. Pada periode
penyimpanan dilakukan dalam dua suhu yaitu suhu 13 oC - 15 oC dan suhu ruang
(25 ± 2 oC), sedangkan selama periode display dilakukan pada suhu ruang tidak
terkontrol. Rancangan percobaan untuk penelitian utama adalah rancangan RAL
Faktorial Blok. Faktor perlakuan adalah curing dengan dua taraf dan coating
dengan dua taraf sedang blok adalah suhu. Parameter mutu yang diamati adalah
kerusakan fisik dan pertunasan; mutu fisik yang terdiri dari tingkat kecerahan,
kekerasan, dan susut bobot; mutu kimia yang terdiri dari kadar air dan total padatan
terlarut (TPT).
Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan curing pada suhu 30 oC dengan
RH 90% selama 7 hari dan coating menggunakan lilin lebah konsentrasi 8%
merupakan perlakuan terbaik untuk ubi cilembu berdasarkan persentase kerusakan
dan perubahan mutu selama penyimpanan. Hasil tersebut digunakan untuk
perlakuan pada penelitian utama dengan kontrol tanpa curing dan tanpa coating
yang disimpan pada suhu 13 oC dan suhu ruang. Penyimpanan pada suhu 13 oC yang
dikombinasikan dengan perlakuan curing dan coating merupakan perlakuan terbaik
untuk ubi cilembu hingga 20 hari penyimpanan dengan 5 hari lama waktu displai
di suhu ruang. Kombinasi perlakuan ini menekan pertunasan dan tingkat kerusakan
fisik dengan kategori >25% hingga 0%. Kombinasi perlakuan ini juga dapat
mempertahankan mutu fisik yang dinyatakan dengan tingkat kecerahan sebesar
69.21, tingkat kekerasan 21.62 N/m2, susut bobot 4.03% serta mempertahankan
mutu kimia yang terdiri dari kandungan TPT sebesar 13.48 oBrix dan kadar air
68.02%. Selain itu, mengkombinasikan coating pada ubi cilembu dengan
penyimpanan pada suhu ruang juga merupakan perlakuan terbaik. Kombinasi
perlakuan ini mampu menekan kerusakan fisik >25% hingga 0% dan pertunasan
hingga 0%. Kombinasi perlakuan ini juga dapat mempertahankan mutu fisik yang
dinyatakan dengan tingkat kecerahan sebesar 65.96, tingkat kekerasan 24.47 N/m2,
susut bobot 9.97% serta mempertahankan mutu kimia yang terdiri dari kandungan
TPT sebesar 13.63 oBrix dan kadar air 64.86%.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2277]