Show simple item record

dc.contributor.advisorRahayu, Winiati P
dc.contributor.advisorNurjanah, Siti
dc.contributor.authorAnidah
dc.date.accessioned2021-01-30T06:35:23Z
dc.date.available2021-01-30T06:35:23Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105555
dc.description.abstractSerangan Aspergillus flavus toksigenik pada komoditas pertanian dapat memicu produksi aflatoksin. Salah satu aflatoksin yang dihasilkan Aspergillus flavus toksigenik adalah aflatoksin B1 yang bersifat genotoksik karsinogenik bagi manusia dan hewan ternak. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh strain toksigenik dan atoksigenik dari koleksi isolat A. flavus, karakteristik toksigenisitas A. flavus menggunakan empat pasang gen biosintesis aflatoksin, serta potensi produksi aflatoksin secara kuantitatif. Total 50 strain A. flavus koleksi Laboratorium Fitopatologi, SEAMEO BIOTROP, yang diisolasi dari pala, jagung, kakao, lada putih, biji kopi, kacang tanah, dan tanah pertanian kacang tanah digunakan dalam penelitian ini. Strain A. flavus toksigenik BIO 33747 digunakan sebagai kontrol positif, sementara A. tamarii digunakan sebagai kontrol negatif untuk menguji spesifisitas antar spesies. Penelitian terdiri dari tiga tahapan, yaitu pertama penapisan strain A. flavus toksigenik dan atoksigenik dengan media 10% coconut agar medium (CAM), toksigenisitas strain dibedakan dari fluorensi yang dihasilkan di bawah penyinaran lampu UV. Tahap kedua karakterisasi potensi toksigenisitas A. flavus secara molekuler dengan multipleks polymerase chain reaction (PCR) menggunakan empat pasang gen biosintesis aflatoksin aflR, aflD, aflM dan aflP, untuk mendapatkan profil amplifikasi dari strain toksigenik dan atoksigenik. Pada tahap ini juga dilakukan optimasi variasi konsentasi primer dan DNA yang digunakan. Tahap ketiga pengukuran potensi produksi aflatoksin sebagai aflatoksin B1, B2, G1, dan G2 dengan high performance liquid chromatography (HPLC). Hasil penapisan terhadap 50 strain A. flavus menggunakan CAM menunjukkan 10 strain (20%) bersifat toksigenik, sementara 80% lainnya atoksigenik. Strain toksigenik berasal dari biji pala (5 strain), kacang tanah (3 strain), biji kakao (1 strain), dan lahan pertanian kacang tanah (1 strain). Karakterisasi toksigenisitas dan pengukuran potensi produksi aflatoksin dilakukan terhadap kesepuluh strain toksigenik dan 6 perwakilan strain atoksigenik. Hasil optimasi metode multipleks PCR menunjukkan konsentrasi 75 ng template DNA, dan 0,2 uM primer (untuk tiap pasangan primer) merupakan konsentrasi yang optimum. Profil amplifikasi multipleks PCR dengan menggunakan 4 pasang primer menunjukkan amplikon yang lengkap pada kontrol positif (BIO 747). Keempat amplikon aflP, aflR, aflM, aflD tervisualisasi berturut-turut pada ukuran 1235, 1100, 895, dan 400 pb. Sebanyak 6 (60%) strain toksigenik memiliki keempat amplikon yang mengindikasikan keberadaan gen aflP, aflR, aflM, aflD pada DNA genom strain tersebut. Sementara terdapat variasi delesi amplikon pada 40% strain toksigenik dan 100% strain atoksigenik yang diuji. Variasi pola delesi mengelompok dalam lima tipe. Tipe I, II, dan III merupakan variasi pola dengan delesi pada satu amplikon, berturut-turut pada aflP (BIO 3334), aflR (BIO 33211, BIO 3383), dan aflM (BIO 3376, BIO 3345, BIO 3381). Sementara variasi pola delesi dua amplikon aflR dan aflM terdapat pada tipe III (BIO 3315), dan tipe IV (BIO 3342, BIO 3382, BIO 33184) dengan delesi pada aflP dan aflM. Tidak terdapat delesi aflD pada semua A. flavus. Keempat primer menunjukkan spesifitas yang baik dengan tidak dihasilkannya satupun amplikon pada A. tamarii. Adanya variasi delesi amplikon pada beberapa strain toksigenik pada karakterisasi secara multipleks PCR, menunjukkan keempat pasangan primer aflP, aflR, aflM, aflD belum mampu membedakan strain toksigenik dengan atoksigenik dari A. flavus yang berasal dari Indonesia. Aflatoksin ditetapkan sebagai AFB1, AFB2, AFG1, dan AFG2 dengan metode HPLC. Hasil pengukuran kandungan aflatoksin menunjukkan kesepuluh strain toksigenik mampu memproduksi aflatoksin dengan beberapa variasi dan konsentrasi dari 1.01 – 90.94 μg/kg. Hanya strain BIO 33403 yang memproduksi keempat tipe aflatoksin, strain BIO 3313 terdeteksi memproduksi 3 tipe aflatoksin (AFB1, AFB2, dan AFG2), dua strain (BIO 3338 dan BIO 3376) memproduksi AFB1 dan AFG1, sementara strain toksigenik lainnya hanya memproduksi AFB1. Tidak ada aflatoksin yang terdeteksi pada semua strain atoksigenik yang diuji dan kontrol negatif. Nilai LoQ untuk AFB1, AFB2, AFG1, dan AFG2 berturut-turut sebesar 1.42, 6.72, 5.09, 0.66 ug/kg. Kandungan AFB1 dari A. flavus asal tanah pertanian kacang tanah (BIO 3352) merupakan yang paling tinggi (90.94 ug/kg), sementara dari biji pala (BIO 3345 dan BIO 33212), kacang tanah (BIO 3313 dan BIO 3338), dan biji kakao (BIO 33404) berturut-turut sebesar 89.53, 84.24, 70.26, 40.27, dan 69.06 ug/kg.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFood Technologyid
dc.titleKarakterisasi Toksigenisitas Aspergillus flavus Asal Komoditas Pertanian di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAspergillus flavusid
dc.subject.keywordmultiplex PCRid
dc.subject.keywordaflatoxinid
dc.subject.keywordtoxigenicid
dc.subject.keywordHPLCid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record