dc.description.abstract | Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan ubi kayu dimasa mendatang
adalah dengan pengembangan varietas ubi kayu melalui pemuliaan tanaman. Ubi
kayu hasil pemuliaan mempunyai keunggulan pada tingkat produktivitas dan
kandungan pati yang tinggi. Dari sekian banyak varietas atau genotipe ubi kayu
yang telah dikembangkan, masih banyak genotipe yang belum diketahui
karakteristik produk olahannya sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui
karakteristik tersebut. Ada 3 genotipe hasil pemuliaan yang masih perlu dikaji
karakteristik fisikokimianya yaitu genotype GX, G053 dan G390.
Ubi kayu memiliki sifat fisikokimia yang berbeda-beda, penentuan umur
panen yang tepat juga berpengaruh terhadap kualitas tepung yang dihasilkan.
Perbedaan varietas dan genotipe ubi kayu dapat menghasilkan tepung dengan
karakteristik yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik fisikokimia tepung
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sifat dan kadar pati penyusun
yang merupakan komponen utama dari ubi kayu. Umur simpan atau masa
kadaluarsa suatu produk dipengaruhi oleh komposisi fisikokimia penyusunnya.
Kadar air sangat berpengaruh terhadap umur simpan produk tepung dan produk
kering lainnya. Semakin rendah kadar air tepung maka umur simpannya juga
semakin panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat fisikokimia serta menduga
umur simpan tepung ubi kayu dan mocaf dari tiga genotipe ubi kayu yaitu genotipe
GX, G053 dan G390 yang merupakan hasil pemuliaan tim Crop Improvement IPB.
Sifat fisikokimia dilakukan dengan mengukur rendemen, derajat putih, kadar air,
karbohidrat, protein, lemak, abu, kandungan HCN, karakteristik pasta (pasting
properties), total pati, kadar amilosa dan amilopektin. Pendugaan umur simpan
dilakukan dengan metode kadar air kritis yang dihitung berdasarkan persamaan
Labuza. Komposisi fisikokimia tepung ubi kayu dan mocaf dari genotipe GX, G053
dan G390 memiliki HCN kurang dari 1 ppm sehingga aman untuk dikonsumsi.
Mocaf dari genotipe GX memiliki nilai rendemen tinggi dan kandungan HCN
rendah, tepung ubi kayu dan mocaf dari genotipe GX memiliki viskositas
breakdown rendah dan kandungan amilosa tinggi sehingga cocok sebagai bahan
baku untuk produksi mie. Mocaf dari genotipe G053 memiliki warna paling putih,
kadar air rendah serta kandungan pati dan amilosa yang tinggi. Tepung ubi kayu
dan mocaf dari G053 cenderung membentuk gel selama pendinginan sehingga
dapat digunakan untuk produk es krim dan yogurt. Tepung mocaf dari G390
memiliki kandungan pati yang tinggi dan cenderung mudah mengembang saat
dipanaskan dan tidak susah setelah didinginkan, sehingga dapat digunakan untuk
substitusi dalam pembuatan produk kue. | id |