Strategi Pengendalian Sedimentasi dan Kekeruhan di Perairan Waduk Jatiluhur
View/ Open
Date
2020Author
Sheftiana, Ulfah Sarach
Purwanto, Yanuar Jarwadi
Tarigan, Suria Darma
Metadata
Show full item recordAbstract
Waduk Jatiluhur merupakan salah satu waduk serbaguna di Jawa Barat
dengan peruntukkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), penyediaan bahan
baku air minum dan industri, penyediaan air irigasi, perikanan, pariwisata dan
pengendalian banjir. Berdasarkan laporan akhir Perum Juanda pada tahun 2000
bahwa volume waduk pada tahun 1964 adalah 2970 juta m³, pada tahun 1987
adalah 2556 juta m³, tahun 1995 adalah 2456 juta m³ dan pada tahun 2000 adalah
2448 juta m³. Hal ini menunjukkan bahwa volume waduk telah berkurang
sebanyak 522 juta m³ dalam kurun waktu 36 tahun pada ketinggian ± 107 mdpl.
Analisis sedimentasi atau bahan terangkut akibat erosi diperlukan untuk
mengetahui berapa jumlah bahan yang diendapkan di bagian hilir serta kerusakan
yang dapat ditimbulkan bila bahan terangkut tersebut melewati pintu – pintu
saluran irigasi. Melihat besarnya masalah penurunan kapasitas waduk akibat
pendangkalan sedimentasi maka perlu dilakukan pengendalian sedimentasi yang
tepat. Analisis proses terjadinya sedimentasi dan kekeruhan dan dampaknya
terhadap waduk sehingga perlu dilakukan pengendalian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung sedimentasi dan kekeruhan
di Waduk Jatiluhur dan membuat strategi pengendalian sedimentasi dan
kekeruhan di Waduk Jatiluhur. Perhitungan sedimentasi menggunakan
perhitungan langsung berdasarkan jumlah TSS dan debit yang terukur, sedangkan
untuk mendapatkan nilai kekeruhan didapatkan menggunakan alat turbidy meter.
Setelah mendapatkan nilai sedimen dan kekeruhan, maka menganalisis faktor –
faktor apa saja yang mempengaruhi. Faktor – faktor tersebut nantinya akan
digunakan juga dalam penentuan strategi dalam pengelolaan sedimentasi dan
kekeruhan. Penentuan strategi menggunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai laju sedimentasi pada inlet
Waduk Jatiluhur tahun 2018 adalah 38,5 ton/ha. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa inlet Waduk Jaitluhur tergolong dalam katagori pemulihan sangat tinggi
berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Tahun 2014. Strategi dalam
pengendalian sedimentasi dan kekeruhan adalah (I) Membangun bendung
penangkap sedimen. (II) Meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan
pengelola waduk dalam mematuhi dan memperketat peraturan dan kebijakan. (III)
Melakukan konservasi tanah (IV) Melakukan rapat bulanan untuk mengatur
pembagian air.