Strategi Koping, Komunikasi Keluarga, Dukungan Sosial dan Kualitas Perkawinan pada Keluarga Pekerja Migran Indonesi (PMI).
View/ Open
Date
2020Author
Bukhari, Muh.
Herawati, Tin
Krisnatuti, Diah
Metadata
Show full item recordAbstract
Pasangan yang menjalani Long Distance Marriage (LDM) menghadapi masalah
psikologis, seperti perasaaan kesepian, cemas, dan stres. Pasangan LDM umumnya
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, meluapkan emosi dan menyelesaikan
berbagai persoalan. Selain itu juga pasangan LDM kurang mendapatkan dukungan
ketika membuat suatu keputusan yang besar. Kondisi tersebut sering terjadi pada
keluarga PMI yang harus berpisah bertahun-tahun sesuai dengan perjanjian kerja yang
disepakati, yaitu 2 tahun atau lebih, kesulitan-kesulitan tersebut dapat mengganggu
kualitas perkawinan, sehingga dibutuhkan strategi koping, komunikasi keluarga dan
dukungan sosial.
Tujuan umum dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh strategi koping, komunikasi keluarga, dan dukungan sosial terhadap kualitas
perkawinan keluarga PMI. Tujuan khusus: 1) menganalisis perbedaan karakteristik
keluarga, strategi koping, komunikasi keluarga, dukungan sosial dan kualitas
perkawinan pada keluarga PMI yang sudah meninggalkan keluarga selama ≤ 2 tahun
dan PMI > 2 tahun. 2) menganalisis hubungan karakteristik keluarga, strategi koping,
komunikasi keluarga, dukungan sosial dengan kualitas perkawinan keluarga PMI, 3)
menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, strategi koping, komunikasi keluarga, dan
dukungan sosial terhadap kualitas perkawinan keluarga PMI.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Lokasi penelitian,
yaitu tiga Desa di Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, Prov. Nusa
Tenggara Barat (NTB). Lokasi penelitian dipilih menggunakan metode purposive
dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Wanasaba merupakan salah satu penyumbang
PMI tertinggi (2939 orang PMI) di Kab. Lombok Timur dalam rentang waktu 2016-
2018. Waktu penelitian terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan penulisan laporan dimulai dari Februari 2019- Januari 2020. Populasi
dari penelitian ini adalah istri PMI yang ditinggal suaminya ke luar negeri. Contoh
dipilih menurut kontrak kerja sebagai PMI dari tiga desa, yaitu Desa Tembeng Putik,
Mamben Daya, dan Wanasaba Lauk. Pada masing-masing desa terpilih, dibuat daftar
nama keluarga yang ditinggal selama ≤ 2 tahun dan > 2 tahun, dari daftar nama yang
tersusun di setiap desa dilakukan pemilihan dengan teknik simple random sampling
sebanyak masing-masing 20 orang ≤ 2 tahun dan 20 orang > 2 tahun. Dari tiga desa
didapatkan 120 contoh, terbagi atas 60 contoh ≤ 2 tahun dan 60 contoh > 2 tahun. Data
diolah menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows.
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan
inferensia. Analisis data dilakukan agar memberikan makna terhadap hasil yang
diperoleh melalui analisis deskriptif, Uji beda, uji korelasi, dan uji regresi linier
berganda.
Rata-rata usia istri 31.4 tahun dan suami 35.6 tahun dan berada pada kategori
dewasa awal. Proporsi terbesar pendidikan suami dan istri berada pada kategori sekolah
menengah pertama dengan rata-rata pendidikan istri 8.93 tahun dan suami 8.39 tahun
atau berada pada jenjang SMP. Besar keluarga PMI termasuk dalam kategori keluarga
kecil, dengan rata-rata 3.78 orang per keluarga. Keseluruhan keluarga PMI berada diatas
garis kemiskinan (Rp. 374 000) Kabupaten Lombok Timur dengan pendapatan/kapita
(Rp 995 005) apabila pendapatan keluarga digabung.
Strategi koping yang dimiliki istri terkategori sedang. Komunikasi keluarga yang
dilakukan istri berada pada kategori sedang dengan komunikasi dimensi struktur dalam
keluarga serta kesopanan menempati indeks tertinggi, dan komunikasi dimensi disiplin
mendapat indeks terendah. Dukungan sosial yang diterima istri berada dalam kategori
sedang, dimensi dukungan sosial terendah adalah dukungaan dari teman/tetangga dan
tertinggi berasal dari faktor lain. Kualitas perkawinan pasangan PMI berada dalam
kategori sedang,. Hasil uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
di setiap variabel yang diteliti, baik pada variabel strategi koping, komunikasi keluarga,
dukungan sosial maupun kualitas perkawinan antara keluarga PMI dengan kontrak
kerja PMI ≤ 2 tahun dan PMI > 2 tahun.
Strategi koping berhubungan positif dengan usia istri dan pendidikan suami,
variabel komunikasi keluarga berhubungan positif dengan strategi koping, variabel
dukungan sosial berhubungan positif dengan usia istri, variabel kualitas perkawinan
berhubungan positif dengan dukungan sosial. Hasil uji pengaruh menunjukkan
komunikasi keluarga dimensi keterbukaan, humor, dan dukungan sosial dimensi
dukungan teman/tetangga berpengaruh positif terhadap kualitas perkawinan, artinya
semakin terbuka komunikasi dalam keluarga, semakin banyakkomunikasi bernada
humor, serta semakin tinggi dukungan teman atau tetangga, maka semakin baik kualitas
perkawinannya. Sebaliknya usia istri, komunikasi dimensi disiplin dan penghindaran
berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas perkawinan, artinya semkain tinggi
usia istri, semakin banyak aturan atau disiplin dalam komunikasi, serta semakin banyak
komunikasi yang dihindari dalam keluarga, maka akan mengurangi kualitas
perkawinan.
Keluarga yang di tinggalkan perlu meningkatkan aktivitas sosial bersama teman
atau tetangga serta Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) sebagai salah satu
sumber dari dukungan sosial, Peran tokoh agama (Tuan Guru) dan tokoh masyarakat
untuk pendampingan istri PMI perlu diperkuat dalam bentuk pengajian, dan
Menggaungkan kembali program Desa Migran Produktif (Desmigratif) sehingga
keberadaannya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]