Imunogenisitas Kandidat Vaksin Oral Lactococcus lactis Rekombinan HBcAg dan IFNα-2b untuk Pencegahan Hepatitis B.
View/ Open
Date
2019Author
Meilina, Lita
Budiarti, Sri
Mustopa, Apon Zaenal
Metadata
Show full item recordAbstract
Hepatitis merupakan peradangan pada organ hati yang disebabkan infeksi
virus, dan dapat memicu kondisi akut dan kronis. Virus Hepatitis B merupakan
penyebab utama sirosis dan kanker hati di wilayah endemik, terutama Indonesia.
Virus Hepatitis B subgenotipe B3 merupakan jenis virus yang banyak tersebar di
Indonesia, dan memiliki dua protein struktural utama yaitu HBsAg dan HBcAg.
Antigen inti Hepatitis B (HBcAg) dilaporkan sebagai komponen virus yang
bersifat antigenik, dapat menginduksi sel T dan sel B spesifik yang tinggi
dibandingkan HBsAg. Rekombinan HBcAg sudah dikembangkan sebagai
kandidat vaksin oral di dalam vektor ekspresi Lactococcus lactis NZ3900. IFNα-
2b merupakan protein imunomodulator terhadap sistem imun adaptif yang sudah
disetujui sebagai agen terapeutik untuk penyakit hepatitis B. Kebutuhan protein
IFNα-2b untuk penanganan penyakit hepatitis cukup tinggi, maka sediaan protein
rekombinan IFNα-2b dikembangkan di dalam vektor L. lactis pNZ8148 untuk
dapat digunakan dalam sediaan vaksin oral. Kombinasi kedua protein tersebut
diharapkan dapat menghasilkan respon antibodi yang lebih tinggi. Penelitian ini
bertujuan menganalisis ekspresi protein rekombinan IFNα-2b yang sudah
dikonstruksi menggunakan validasi western blot. Reaksi imunogenisitas dari
kandidat vaksin L. lactis rekombinan HBcAg dan IFNα-2b diuji secara in vivo
pada mencit Balb/c betina. Respon antibodi yang terbentuk dianalisis
menggunakan ELISA, dan jenis imunoglobulin yang ada di dalam serum
dianalisis menggunakan MagPix®.
Protein rekombinan IFNα-2b pada L. lactis NZ3900 berhasil diekspresikan
secara ekstraseluler melalui purifikasi kromatografi filtrasi gel, yang tervalidasi
positif dengan anti- IFNα-2b pada ukuran 19 kDa. Imunisasi yang diberikan pada
hewan uji menghasilkan respon imun humoral (IgG) total yang optimal di hari ke-
35 dengan rataan konsentrasi 4.96±1.03 mg/ml. Perlakuan tunggal dengan HBcAg
menghasilkan respon IgG total lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi
menggunakan IFNα-2b. Imunisasi oral menggunakan L. lactis rekombinan
HBcAg mempertahankan imunitas mukosal dengan terbentuknya konsentrasi IgA
yang lebih tinggi dibandingkan kontrol sampai hari ke-51. Ekspresi IgA yang
tinggi mengindikasikan bahwa tingkat stress pada hewan uji rendah, karena stress
menghasilkan persinyalan untuk produksi hormon yang dapat menekan ekspresi
IgA. Penggunaan L. lactis rekombinan pada penelitian ini mendemonstrasikan
bahwa pemberian imunisasi peroral dapat meningkatkan imunitas mukosal, tidak
menimbulkan stress pada hewan uji. Sediaan kandidat vaksin bersifat aman karena
tidak menghasilkan penurunan berat badan, tidak menghasilkan kerusakan
jaringan hati hingga terjadi nekrosis, dan tidak terdapat kelainan pada organ
limpa.