dc.description.abstract | Kegiatan budidaya dengan sistem bioflok memungkinkan pergantian air
secara minimum karena adanya asimilasi limbah budidaya oleh bakteri heterotrof
pada sistem bioflok. Biomassa mikroba yang terbentuk dalam sistem bioflok dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pakan bagi organisme budidaya sehingga dapat
mengurangi jumlah pakan eksternal. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja
pertumbuhan benih ikan gurame dalam sistem bioflok dengan tingkat pemberian
pakan berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan pemeliharaan benih ikan gurame dalam
sistem bioflok dengan tingkat pemberian pakan yang berbeda dengan masingmasing
tiga ulangan yaitu tingkat pemberian pakan 5%, tingkat pemberian pakan
3,75% dan tingkat pemberian pakan 2,5%. Ikan gurame uji memiliki ukuran ratarata
awal 6,23±0,15 cm dan 4,47±0,15 g dan dipelihara selama 42 hari dengan
pemberian pakan 3 kali sehari. Tepung tapioka ditambahkan setiap hari dengan
estimasi C/N 10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemberian pakan
yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap laju pertumbuhan spesifik
(LPS), bobot akhir (Wt), rasio konversi pakan (RKP), tingkat kelangsungan hidup
(TKH), retensi lemak (RL), dan rasio efisiensi protein (REP). Penurunan tingkat
pemberian pakan hingga 2,5% pada pemeliharaan ikan gurame dengan sistem
bioflok dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan efisiensi pakan, namun
memberikan laju pertumbuhan yang paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya. | id |