Analisis Dampak Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan dari Pertambangan Batubara terhadap Masyarakat (Studi Kasus: PT. Bukit Asam Tbk, Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan).
Abstract
Pertambangan batubara merupakan salah satu sektor penting di Indonesia. Adanya
pengembangan sektor pertambangan batubara akan meningkatkan penerimaan
negara dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Efek negatif yang
ditimbulkan oleh petambangan batubara berupa penurunan kualitas lingkungan
dan penurunan kesehatan di masyarakat. Salah satu perusahaan tambang batubara
di Indonesia adalah PT. Bukit Asam Tbk yang terletak di Kelurahan Tanjung
Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera
Selatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 7
Tahun 2014, perusahaan yang menggunakan sumberdaya alam didalam kegiatan
oprasionalnya wajib memerhatikan kondisi lingkungan, melakukan perbaikan jika
terjadi pencemaran atau kerusakan dan melakukan reklamasi paska tambang.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis dampak ekonomi terhadap
masyarakat dari adanya pertambangan batubara. (2) Menganalisis dampak sosial
terhadap masyarakat dari adanya pertambangan batubara. (3) Menganalisis
dampak lingkungan terhadap masyarakat dari adanya pertambangan batubara. (4)
Menganalisis pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang sudah dilakukan oleh
perusahaan tambang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah local
economics impact analysis, analisis deskriptif kuantitatif, analisis deskriptif
kualitatif, skala likert, cost of illness, dan loss of earning. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dampak ekonomi yang diperoleh masyarakat yaitu sebesar
Rp 475 665 390 958/tahun dengan nilai multiplier effect sebesar 1,21 yang terdiri
dari dampak ekonomi langsung, tidak langsung, dan imbas. Manfaat yang
dirasakan oleh masyarakat yaitu tersedianya lapangan pekerjaan, peningkatan
infrastruktur daerah, dan berkembangnya usaha masyarakat. Efek negatif yang
dirasakan ialah polusi debu hasil tambang, kualitas air yang cenderung menurun,
dan penurunan kesehatan. Biaya kesehatan (cost of Illness) yang dikeluarkan
masyarakat akibat penurunan kualitas lingkungan sebesar Rp 105 510 279/tahun
dan biaya kehilangan (loss of earning) yang dikeluarkan masyarakat sebesar Rp 1
017 143/tahun. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan PT.
Bukit Asam Tbk dinilai sudah baik, dapat dilihat dari perolehan penghargaan
penilaian kinerja pengelolaan lingkungan (PROPER) yaitu PROPER Emas
sebanyak 6 tahun berturut-turut serta hasil pengukuran beberapa parameter
penting kualitas lingkungan masih dibawah standar baku mutu lingkungan (BML)
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.