Perbedaan Keragaan, Daya Hasil, dan Kandungan Proksimat Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.).
View/ Open
Date
2019Author
Laia, Kalvin
Syukur, Muhamad
Ritonga, Arya Widura
Metadata
Show full item recordAbstract
Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) merupakan tanaman legum asli
berasal dari Indonesia yang memiliki kandungan protein mendekati kedelai.
Komoditas ini termasuk dalam kelompok “crop for the future” karena memiliki
produktivitas, adaptasi, dan nutrisinya yang tinggi. Tantangan yang dihadapi pada
komoditas kecipir adalah waktu panen yang lama dan belum adanya varietas unggul
yang dilepas. Tujuan dari penelitian ini mengevaluasi keragaan, daya hasil, dan
kandungan proksimat galur harapan kecipir. Penelitian ini menggunakan 9 genotipe
hasil persilangan kecipir ungu berumur genjah introduksi dari Thailand dengan
kecipir hijau lokal aksesi Cilacap, tetua persilangan, dan varietas kedelai sebagai
pembanding daya hasil dan kandungan proksimat. Penelitian dilakukan
menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan faktor tunggal
dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh genotipe hasil
persilangan memiliki umur yang lebih genjah (63-65 HST) dibanding tetua P2 (154
HST). Genotipe F6-UxH-4-1-L1-B memiliki kandungan protein (34.42%) yang
mendekati dengan kedelai (37.01%). Produktivitas seluruh genotipe hasil
persilangan dan tetua ungu (P1) nyata lebih tinggi (1.9-2.8 ton ha-1) dibanding
kedelai (0.9 ton ha-1). Berdasarkan peubah yang diamati maka didapatkan
rekomendasi varietas kecipir yaitu genotipe F6-UxH-4-1-L1-B(1) dan F6-UxH-4-
1-L4-B(1) untuk keragaan polong lurik ungu, F6-UxH-4-1-H4(P)-B(1) dan F6-
UxH-4-1-H1(U)-B(1) untuk keragaan polong hijau, dan F6-UxH-4-1-H3(U)-B(1)
untuk keragaan polong ungu.