Rancang Bangun Sistem Penilaian Keberlanjutan Bioenergi Sawit Indonesia Menggunakan Metode Fuzzy Inference System (FIS).
View/ Open
Date
2019Author
Suwardana, Retdiyano Aliviar
Arkeman, Yandra
Hambali, Erliza
Metadata
Show full item recordAbstract
Keberlanjutan dari suatu industri merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjaga kestabilan industri itu sendiri dengan menyeimbangkan antara aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Ketiga aspek keberlanjutan pada industi bioenergi kelapa sawit menjadi perhatian khusus dunia untuk menuju keseimbangan, tetapi penilaian keberlanjutan masih menjadi perdebatan dan tidak ada kepastian dalam pengukurannya. Oleh karena itu penilaian keberlanjutan bioenergi kelapa sawit Indonesia dengan menggunakan metode FIS mampu melakukan agregasi terhadap ketidakpastian dalam mengambil keputusan untuk melakukan klasifikasi sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam strategi peningkatan keberlanjutan bioenergi kelapa sawit Indonesia. Pengembangan sistem adalah salah satu alternatif pendukung keputusan untuk menentukan kebijakan dan strategi peningkatan keberlanjutan dari sebuah indsutri bioenergi kelapa sawit.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemodelan untuk menilai tingkat keberlanjutan bioenergi kelapa sawit Indonesia dengan mengaplikasikan sistem yang dirancang dengan tahapan mengidentifikasi persyaratan keberlanjutan bioenergi kelapa sawit di Indonesia, merancang sistem penilaian keberlanjutan bioenergi kelapa sawit dan menganalisis tingkat keberlanjutan bioenergi kelapa sawit dengan model sistem penilaian bioenergi kelapa sawit di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukan model yang dirancang mampu menilai kondisi keberlanjutan bioenergi kelapa sawit dengan kumpulan data dari setiap indikator keberlanjutan bioenergi kelapa sawit berbasis penalaran. Tahapan identifikasi dari setiap indikator diperoleh dari literatur yaitu Indonesian Bioenergy Sustainability Indicator yang terdiri dari tiga aspek yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek lingkungan terdiri dari empat indikator dengan dua belas parameter pengukuran. Aspek sosial terdiri dari tiga indikator dengan tiga parameter pengukuran. Aspek ekonomi terdiri dari lima indikator dengan lima parameter pengukuran. Pengujian yang dilakukan pada data pengujian tahun 2017, model berhasil memberikan nilai untuk keberlanjutan bioenergi kelapa sawit Indonesia dengan skor 61,7 yang masuk kedalam kategori cukup bekelanjutan dengan tingkat 76,6% dan tidak berkelanjutan dengan tingkat kepercayaan 22,4%.
Pengujian yang dilakukan pada data pengujian, model berhasil memetakan aturan penilaian keberlanjutan bioenergi kelapa sawit dengan baik, dimana hasil model yang telah dievaluasi dengan metode MAPE mendapatkan nilai eror sebesar 5,05%. Hasil penelitian ini dapat dijadikan cara alternatif baru untuk sistem penilaian keberlanjutan bioenergi kelapa sawit.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]