Show simple item record

dc.contributor.advisorFauzi, Anas Miftah
dc.contributor.advisorIskandar, Ade
dc.contributor.authorTrianita, Kartika
dc.date.accessioned2020-01-02T07:44:54Z
dc.date.available2020-01-02T07:44:54Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100756
dc.description.abstractSistem desentralisasi mendorong suatu masyarakat untuk mengembangkan sendiri daerahnya. Namun, masih banyak daerah yang belum memaksimalkan potensinya. Pengembangan kawasan agrowisata terintegrasi dengan agroindustri dapat menjadi salah satu program yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan mengurangi urbanisasi penduduk desa ke kota untuk mencari pekerjaan. Agrowisata terintegrasi dengan agroindustri akan lebih baik jika dikembangkan berbasis komoditas dan produk unggulan di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merancang agrowisata terintegrasi dengan agroindustri berkelanjutan berbasis nanas di Kabupaten Pemalang. Penelitian ini meliputi analisis pasar komoditas, produk, dan agrowisata nanas, penentuan fasilitas agrowisata dan produk olahan nanas yang lebih disukai pengunjung/konsumen, penentuan lokasi strategis kawasan dan penempatan fasilitas agrowisata terintegrasi dengan agroindustri nanas, analisis tekno-ekonomi, perumusan konsep kawasan agrowisata terintegrasi dengan agroindustri berkelanjutan berbasis nanas, dan perumusan model konseptual kelembagaan. Analisis pasar dilakukan secara deskriptif. Preferensi pengunjung/konsumen terhadap fasilitas agrowisata dan produk berbasis nanas dikumpulkan melalui kuesioner. Fasilitas agrowisata ditentukan dengan metode penambangan aturan asosiasi. Produk berbasis nanas ditentukan dengan menghitung rata-rata geometri. Lokasi kawasan agrowisata terintegrasi dengan agroindustri nanas ditentukan dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Penempatan fasilitas agrowisata terintegrasi dengan agroindustri nanas dibuat dengan bantuan Google Earth. Analisis tekno-ekonomi terdiri dari analisis aspek teknik dan teknologi yang meliputi ketersediaan bahan baku, penentuan kapasitas produksi, penentuan teknologi proses dan peralatan yang digunakan, dan tata letak pabrik, serta analisis finansial yang meliputi perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Pay Back Period (PBP), dan Break-Even Point (BEP). Model konseptual kelembagaan dirumuskan dengan menggunakan Soft System Methodology (SSM). Konsep kawasan dirumuskan dengan menentukan nilai tambah kawasan, merumuskan strategi pelaksanaan, dan analisis keberlanjutan. Hasil analisis pasar menunjukkan bahwa penjualan paling tinggi adalah buah segar dengan Jakarta sebagai target pasar paling potensial. Pasar produk olahan masih sedikit dan terbatas untuk dijadikan buah tangan wisatawan. Potensi pasar agrowisata didominasi oleh wisatawan lokal. Hasil penambangan aturan asosiasi menunjukkan prioritas fasilitas agrowisata terdiri dari aktivitas kunjungan pabrik pengolahan nanas, tempat bersantai, tempat bermain anak, kafetaria atau tempat makan, tempat berfoto, toko cindera mata, susur kebun nanas, dan akses internet. Perhitungan dengan rata-rata geometri menunjukkan produk paling disukai konsumen adalah buah segar (8) diikuti dengan pai nanas (7), jeli (7), manisan (6), selai (6), keripik (6), jus/sari buah (6), nata de pina (6), permen (6), sirup (6), dan stik nanas (6). Hasil perhitungan MPE menunjukkan bahwa Kecamatan Belik iii terpilih sebagai lokasi kawasan agrowisata terintegrasi dengan agroindustri nanas. Penempatan fasilitas kawasan dibuat dengan penambahan lokasi susur kebun, kafetaria, dan pabrik pengolahan. Kapasitas pabrik adalah 160 ton bahan baku buah nanas per bulan untuk menghasilkan 701 kg nanas potong segar, 13 ton keripik nanas, dan 57,78 ton jus/sari buah nanas. Teknologi proses yang digunakan adalah pengemasan dengan modifikasi atmosfer untuk nanas potong segar dan penggorengan vakum untuk menghasilkan keripik. Sari buah diproduksi dengan memanfaatkan produk samping hasil proses produksi nanas potong dan keripik berupa kulit dan mahkota nanas. Kebutuhan lahan untuk pembangunan pabrik adalah seluas 668,95 m2. Hasil analisis finansial menunjukkan pabrik layak didirikan dengan investasi sebesar Rp12.287.857.290; modal kerja Rp5.292.243.387; NPV Rp18.506.493.138; IRR 19,03%; PBP 4,26 tahun; Net B/C 2,51; dan BEP 41,47%. Nilai tambah kawasan agrowisata terintegrasi dengan agroindustri nanas diperoleh sebesar Rp72.014.045 per bulan yang didapatkan dari 3 atraksi wisata, yaitu susur kebun nanas, tempat berfoto, dan tempat bermain anak. Strategi pelaksanaan meliputi hal-hal yang dibutuhkan untuk pengembangan SDM, peningkatan infrastruktur, hubungan/jaringan bisnis, manajemen operasional, pendanaan/bantuan modal, komitmen dari pemangku kepentingan, kemudahan dalam menjalankan bisnis, norma/standar/regulasi, kebijakan perdagangan yang kondusif, dan kepemilikan tanah dan properti. Agrowisata terintegrasi dengan agroindustri nanas dinyatakan berkelanjutan dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hasil analisis kelembagaan menunjukkan bahwa agrowisata terintegrasi dengan agroindustri nanas perlu melibatkan pemangku kepentingan baru, yaitu investor, pabrik pengolahan, Dinas Pendidikan, dan kelompok sadar wisata.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgroindustrial technologyid
dc.subject.ddcAgroindustryid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcPamalang-Jawa Timurid
dc.titlePerancangan Agrowisata Terintegrasi dengan Agroindustri Berkelanjutan Berbasis Nanas di Kabupaten Pemalangid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordagroindustriid
dc.subject.keywordagrowisataid
dc.subject.keywordanalisis tekno-ekonomiid
dc.subject.keywordnanas maduid
dc.subject.keywordpengembangan desaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record