Potensi Sumberdaya Wisata Bahari Berbasis Kima di Perairan Morella, Maluku Tengah.
View/ Open
Date
2019Author
Rabiyanti, Intan
Yulianda, Fredinan
Imran, Zulhamsyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Kima (giant clams) merupakan hewan moluska yang hidup di dasar perairan
pada substrat karang yaitu jenis Tridacna dan pada subtrat pasir yaitu Hippopus.
Kima termasuk jenis biota yang dilindungi oleh Appendix II CITES dan PP No. 7
Tahun 1999 karena populasinya terus menurun dan jarang ditemukan. Desa Morella
merupakan salah satu wilayah perairan di Indonesia bagian Timur yang merupakan
kawasan habitat kima yang berpotensi menjadi kawasan wisata bahari. Dengan
demikian perlu dilakukan penelitian mengenai kajian potensi kima dan terumbu
karang untuk pengelolaan ekowisata yang bertujuan untuk menyusun strategi
pengelolaan wisata bahari berbasis kima di perairan Desa Morella yang dicapai
dengan: 1) menganalisis potensi sumberdaya kima, tutupan terumbu karang dan
jumlah jenis ikan karang; 2) menganalisis kesesuaian potensi zonasi, wisata kima
dan terumbu karang; 3) Menganalisis daya dukung kawasan wisata kima dan
terumbu karang; 4) Menghitung kesediaan membayar oleh wisatawan; 5) menyusun
strategi pengelolaan berdasarkan pendapat stakeholder.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2018. Lokasi
penelitian di Desa Morella, Maluku Tengah. Lokasi pengamatan dan pengambilan
data ekologi dilakukan pada empat lokasi yaitu Pantai Hallasy, Pantai Lubang
Buaya, Pantai Lettang dan Pantai Morella. Metode pengambilan contoh yang
digunakan pada penelitian ini adalah Line Intercept Transect (LIT), Underwater
Visual Census (UVC), wawancara purposive sampling. Metode analisis yang
digunakan adalah 1) Kepadatan kima 2) Indeks Kesesuaian Zonasi; 3) Indeks
Kesesuaian Wisata; 4) Daya Dukung Kawasan; 5) Willingness to Pay (WTP); 6)
Analysis Hierarchy Process (AHP).
Ada lima spesies kima di Morella seperti Tridacna maxima, T. squamosa,
T. gigas, T. crocea, dan Hippopus hippopus. Populasi didominasi oleh T. squamosa
(70 ind/4000m2), diikuti oleh jenis T. maxima (53 ind/4000m2), T. crocea (25
ind/4000m2), T. gigas (23 ind/4000m2) dan H. hippoppus (3 ind/4000m2). Kelima
jenis kima tersebut tersebar dan tumbuh baik pada ekosistem terumbu karang.
Persentase tutupan terumbu karang tertinggi ditemukan di Pantai Lubang
Buaya sebesar 81,10%. Keragaman spesies ikan karang tertinggi ditemukan di
Pantai Lettang, yaitu 197 spesies. Secara umum ada kaitannya status dan kondisi
terumbu karang dan jumlah populasi kima dalam kawasan wisata bahari Desa
Morella. Pantai Lettang memiliki potensi zona inti dan area lainnya berpotensi
sebagai zona pemanfaatan. Seluruh kawasan konservasi sesuai untuk aktivitas
snorkeling dengan objek wisata bahari khusus kima dan umum, kecuali Pantai
Morella yang tidak sesuai untuk aktivitas selam. Kedua aktivitas tersebut perlu
memperhatikan daya dukung untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya kima
dalam kawasan wisata bahari Desa Morella.
Daya dukung yang diperoleh dari wisata kima dengan luasan 198 557 m2
untuk snorkeling adalah sebanyak 397 orang/hari dan untuk selam dengan luasan
42 455 m2 adalah sebanyak 42 orang/hari. Wisata snorkeling umum dengan luasan
251 620 m2 memiliki daya dukung sebanyak 503 orang/hari dan untuk selam umum
dengan luasan 164 490 m2 memiliki daya dukung sebanyak 162 orang/hari.
Nilai manfaat keberadaan atau dari kegiatan wisata bahari berbasis kima
memperoleh hasil total nilai ekonomi dari kesediaan membayar oleh wisatawan
atau Willingness to Pay (WTP) adalah Rp 59 335 245 000 per tahun. Sebanyak
51.26% masyarakat bersedia berpartisipasi mengelola kawasan wisata bahari
perairan Desa Morella. Berdasarkan keputusan stakeholder, maka diperoleh 16
arahan pengelolaan dengan 3 prioritas utama yaitu penetapan Peraturan Daerah,
peranan Pemerintah Desa dan pemberdayaan masyarakat untuk dilakukan
pengembangan kawasan wisata bahari Desa Morella, Maluku Tengah.
Collections
- MT - Fisheries [2947]