Komunikasi Gerakan Sosial Petani Caringin Sukabumi dalam Konflik Agraria
View/ Open
Date
2019Author
Ahmad, Jazilil Mustopa
Sadono, Dwi
Hapsari, Dwi Retno
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia mempunyai sejarah panjang terkait konflik agraria yang
menyertakan petani di dalamnya. Salah satunya seperti yang terjadi di Kecamatan
Caringin Sukabumi di mana petani berhadapan dengan perusahaan dalam konflik
agraria. Petani menganggap ada dominasi ketidakadilan di mana tanah yang mereka
garap keluar surat hak guna-nya atas nama perusahaan. Ketidakadilan semakin
dirasakan petani ketika perusahaan tidak menggunakan hak guna atas tanah sesuai
peruntukannya, namun mengusir eksistensi petani di atas lahannya. Kondisi ini
memunculkan gerakan sosial perlawanan dari petani yang dalam prosesnya banyak
dipengaruhi oleh peran intelektual organik yang terdiri dari Organisasi non
Pemerintah dan mahasiswa yang dibantu oleh tokoh tani lokal. Pengaruh tersebut
berupa penyadaran, framing isu dan mobilisasi sumber daya.
Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi para aktor dalam proses
membangun gerakan sosial dengan penyadaran melalui komunikasi dialogis,
framing isu melalui komunikasi advokasi dan mobilisasi sumber daya melalui
komunikasi persuasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
paradigma kritis guna memahami kondisi dominasi sosial yang terjadi dan
menggunakan desain penelitian studi kasus instrinsik yaitu menekankan pada
pemahaman yang mendalam terhadap kasus konflik agraria yang terjadi pada suatu
lokasi tertentu. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Caringin, Sukabumi Jawa
Barat. Penentuan informan dan subjek penelitian dilakukan dengan metode
purposive sampling dilanjutkan dengan metode snow ball. Informan terdiri dari
aktor gerakan sosial meliputi mahasiswa, LSM dan tokoh tani lokal, dan subjek
penelitian adalah petani terdampak konflik.
Hasil penelitian menunjukkan strategi komunikasi dialogis membawa
perubahan kesadaran petani. Kesadaran petani sebelumnya dibagi dalam tiga
tingkatan yaitu kesadaran magis, naif dan kritis. Strategi komunikasi yang
dilakukan para aktor berbeda untuk setiap tingkatan kesadaran. Ditemukan
kesadaran naif kritis dalam perjalanan gerakan sosial ini. Strategi komunikasi
advokasi yang dilakukan aktor gerakan adalah dengan advokasi non-ligitasi melalui
audiensi, pengerahan massa dan membangun opini publik melalui isu-isu. Advokasi
non-ligitasi ini membutuhkan ruang diskusi sebagai saluran informasi kepada
petani supaya petani memahami isu dan mempersepsikan opininya sendiri
berdasarkan realitas yang dialami. Strategi komunikasi persuasi memperlihatkan
tingkat partisipasi petani dalam gerakan sosial semakin meningkat. Aktor dalam
strategi ini melakukan pendekatan yang egaliter dengan berbaur bersama petani,
tidak menggurui dalam komunikasi dan tidak memaksa mereka untuk terlibat dalam
gerakan.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]