Dampak Penerapan Kesepakatan International Tripartite Rubber Council (ITRC) terhadap Penawaran dan Permintaan Karet Indonesia.
Abstract
Indonesia merupakan produsen karet alam terbesar kedua di dunia. Akan
tetapi, karet alam sempat mengalami penurunan harga yang drastis pada tahun
2001, 2009, dan 2013. International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang
memiliki anggota terdiri dari negara Thailand, Indonesia, dan Malaysia bersepakat
untuk menstabilkan harga karet alam dunia dengan menjaga keseimbangan
penawaran dan permintaan karet alam di pasar internasional. ITRC dan
International Rubber Consortium Ltd (IRCo) mempunyai kesepakatan berupa tiga
mekanisme guna mengatasi terjadinya tren penurunan harga karet alam di pasar
internasional, yakni Agreed Export Tonnage Scheme (AETS), Strategic Market
Operation (SMO), dan Supply Management Scheme (SMS). Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengestimasi faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran dan permintaan karet alam Indonesia dan menganalisis
dampak yang akan ditimbulkan dengan penerapan kebijakan Agreed Export
Tonnage Scheme (AETS) dan Supply Management Scheme (SMS) dalam
International Tripartite Rubber Council (ITRC) terhadap penawaran dan
permintaan karet alam Indonesia. Penelitian ini dianalisis menggunakan model
ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan yang terdiri dari 26 persamaan
(13 persamaan struktural dan 13 persamaan identitas). Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa harga riil karet alam di pasar internasional maupun pasar
domestik mengalami peningkatan setelah dilakukan simulasi. Salah satu simulasi
yang dilakukan yakni pengurangan ekspor negara produsen utama karet alam
sebesar 10 persen. Pada simulasi alternatif tersebut akan meningkatkan penawaran
karet alam di Indonesia dan menurunkan permintaan karet alam di Indonesia. Pada
simulasi alternatif dengan pengurangan produksi negara produsen karet alam
sebesar 4 persen akan menurunkan penawaran dan permintaan karet alam di
Indonesia