Show simple item record

dc.contributor.advisorFahrudin, Achmad
dc.contributor.advisorSantoso, Nyoto
dc.contributor.authorBudiman, Mokhamad Asyief Khasan
dc.date.accessioned2019-11-21T08:43:53Z
dc.date.available2019-11-21T08:43:53Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100074
dc.description.abstractWilayah Ujung Pangkah merupakan sebuah delta yang terbentuk pada muara Sungai Bengawan Solo. Masuknya manusia pada wilayah ini mengubah hutan mangrove menjadi tambak pada sebagian besar daratannya. Tujuan penelitian ini yaitu menyusun strategi pengelolaan berdasarkan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi masyarakat. Analisis vegetasi yang dilakukan menemukan kawasan ini memiliki keanekaragaman yang rendah dengan jenis yang ditemukan sebanyak 6 jenis mangrove sejati di seluruh lokasi penelitian. Keanekaragaman tertinggi berada di Mintakat 7 dengan nilai indeks kekayaan 0,65. Kerapan individu rata – rata tertinggi terdapat di Mintakat 14 dengan kerapatan 1377,90 individu/hektar dan presentase tutupan vegetasi mangrove 89,86%. Fauna yang ditemukan memiliki keanekaragaman yang sedang. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat di Mintakat 7 dengan nilai indeks keanekaragaman 3,18. Total seluruh jenis yang ditemukan terdiri dari 90 jenis burung, 1 jenis herpetofauna, dan 1 jenis mamalia. Kemerataan jenis fauna tertinggi terdapat di Mintakat 11 dengan nilai 0,67. Mintakat 4 dan mintakat 13 memiliki jenis fauna burung yang dominan yakni 9 jenis. Mintakat 14 memiliki jumlah fauna yang dilindungi terbanyak yakni 19 jenis. Mintakat 6 merupakan lokasi dengan status kerentanan terbanyak yakni 11 jenis. Kondisi sosial masyarakat di wilayah Ujung Pangkah menunjukkan bahwa keberadaan lahan menjadi objek penting dalam dinamika sosial. Lahan di kawasan Ujung Pangkah merupakan tanah timbul yang memiliki dualisme aturan hukum, sehingga rentan menimbulkan konflik agraria yang bersifat laten maupun manifes. Dinamika sosio historis tanah timbul dimulai dari pembentukan lahan yang dari waktu ke waktu mengalami perluasan akibat sedimentasi, dan dimanfaatkan menjadi tambak oleh masyarakat. Pada perspektif hukum agraria terdapat permasalahan yakni tumpang tindih peraturan, regulasi, dan birokrasi yang kurang memadai. Penguasaan lahan di lokasi penelitian termasuk dalam tipe penguasaan secara adat yang bergeser pada penguasaan secara hak milik terdaftar. Hal tersebut menyebabkan iregularitas kontestasi agraria yang berpotensi konflik. Ekonomi masyarakat didominasi oleh hasil tambak dengan nilai tertinggi ada pada Mintakat 5 dengan nilai Rp 28.759.854.292,- per tahun. Selanjutnya di Mintakat 12 pariwisata berkontribusi dengan nilai ekonomi Rp 11.756.418,- per hektar per tahun Aspek ekonomi lain yakni dari hasil perikanan tangkap menunjukkan nilai dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Strategi pengelolaan berdasarkan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi pengelolaan wilayah Ujung Pangkah adalah dengan membentuk lembaga teknis di tingkat tapak dan menjadikan wilayah Ujung Pangkah sebagai kawasan strategis ekologi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcMangement Strategyid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcGresik, Jawa Timurid
dc.titleStrategi Pengelolaan Wilayah Ujung Pangkah Kabupaten Gresik Jawa Timur Berdasarkan Aspek Ekologi, Ekonomi, dan Sosial.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordStrategi Pengelolaan Wilayahid
dc.subject.keywordTanah timbulid
dc.subject.keywordUjung Pangkahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record