Show simple item record

dc.contributor.advisorFuah, Asnath Maria
dc.contributor.advisorPriyanto, Rudy
dc.contributor.advisorWiryawan, I Komang Gita
dc.contributor.authorFirmansyah, Dudi
dc.date.accessioned2019-11-20T06:09:06Z
dc.date.available2019-11-20T06:09:06Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100022
dc.description.abstractKendala utama yang dihadapi peternak di Indonesia dalam meningkatkan produktivitas ternak sapi adalah ketersediaan hijauan yang merupakan pakan utama bagi ternak sapi secara kontinyu dan kurang memadai terutama pada musim kemarau. Pada musim penghujan, keberadaan rumput cukup melimpah, namun pada musim kemarau sangat sulit didapat. Cara peternak mengatasi masalah kesulitan pakan pada musim kemarau adalah dengan memanfaatkan limbah-limbah pertanian sebagai pakan pengganti hijauan ternak sapi khususnya adalah limbah kacang kedelai. Penelitian pemanfaatan limbah kedelai ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai September 2016. Penelitian bertempat di Laboratorium Lapang Ruminansia Besar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Ternak yang digunakan dalam penilitian ini adalah sapi PO sebanyak 20 ekor dengan kriteria umur 18-24 bulan serta dipilih bobot dan tinggi badan yang seragam. Ransum penelitian disusun ke dalam 4 perlakuan yaitu T1= rumput 30% + konsentrat 70%, T2= rumput 15% + polong kedelai 15% + konsentrat 70%, T3= konsentrat 70% + kulit polong kedelai 30%, dan T4= konsentrat 70% + silase kulit polong kedelai 30%. Penelitian dimulai dari tahap persiapan sekitar 14 hari dan tahap pelaksanaan selama 86 hari dengan peubah yang diamati pertambahan bobot badan harian, konsumsi pakan, efisiensi pakan, serta menghitung daya dukung limbah kedelai sebagai pakan ternak diwilayah kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Data-data yang didapat dianalisa mengunakan Analisa ancova dengan faktor koreksi bobot badan. Produktivitas sapi PO yang didapatkan untuk tingkat konsumsi bahan kering ransum T2 dan T4 paling tinggi dibandingkan dengan ransum T1 maupun T3. Tingkat konsumsi ransum T2 dan T4 berbeda nyata (P<0.05) dengan ransum T1 maupun T4. Kandungan nutrisi pakan baik itu protein kasar maupun TDN untuk ransum T1 nyata lebih rendah (P<0.05) dari ransum T2, T3 dan T4. Tingkat efisiensi sapi yang diberi ransum T4 lebih baik (P <0.05) dibandingkan dengan ransum T2 dan T3, sedangkan sapi dengan perlakuan T1 dan T4 menunjukkan efisiensi pakan yang sama. Nilai IOFC penelitian ini secara berurutan dari tertinggi ke nilai terendah adalah perlakuan T4 (Rp22 695 ekor-1 hari-1), T1 (Rp 22 525 ekor- 1 hari-1), T3 (Rp 14 120 ekor-1 hari-1) dan T2 (Rp 10 065 ekor-1 hari-1). Perlakuan T4 memiliki nilai IOFC sebesar Rp 22 695 ekor-1 hari-1 atau pakan dengan perlakuan 30% polong kedelai fermentasi dan 70% konsentrat memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Potensi bahan kering hijauan yang dimiliki oleh Kabupaten Grobogan berdasarkan luasan wilayah sebanyak 337 520.8 ton tahun-1 dan produksi polong kedelai yang mampu dihasilkan sebanyak 31 270 ton tahun-1. Daya dukung wilayah dengan penerapan pertanian campuran antara sapi dan limbah pertanian serta polong kedelai mampu menampung 101 040 ST. Polong kedelai dapat digunakan sebagai pakan pada musim kemarau sebanyak 8 568 ST.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal Husbandryid
dc.subject.ddcCattleid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleDaya Dukung Wilayah Berdasarkan Kinerja Produksi Sapi Peranakan Ongole Berbasis Limbah Kedelai di Kabupaten Groboganid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkapasitas tampungid
dc.subject.keywordpenggemukanid
dc.subject.keywordpolong kedelaiid
dc.subject.keywordsapi POid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record