Perkembangan industri pangan dan peranannya dalam pendidikan teknologi pangan
Abstract
harus lebih miscible, saling mendukung dan kait-mengkait datam berbagai aspek. Ratifikasi kesepakatan perdagangan dunia mengakibatkan kita pada posisi tidak dapat balik, selain mematuhinya. Peran mutualistik dalam peningkatan daya saing bangsa harus menjadi fokus bersama yang harus dioptimalkan, baik dalam pengembangan SDM, riset dan pengembang an, maupun garapan peningkatan tanggung jawab social, moral dan komitmen profesionalisme bangsa. Agar peran mutualistik dapat dimainkan secara maksimal, kedua fihak dituntut melakukan perubahan paradigma masing-masing. Industri pangan dituntut melakukan reorientasi paradigma maksimum profit kepada peningkatan tanggung jawab social korporat, moral dan membangun kapasitas dan karakter bangsa. Penyelenggara pendidikan tinggi harus meruntuhkan konsep menara gading dan menggantinya dengan penerapan konep-konsep akademik sekaligus corporate excellence serta paradigma baru pendidikan tinggi yang berfokus pada komitmen mutu, otonomi dan peningkatan transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas, dan fairness. Pengubahan paradigma kedua fihak ini dapat secara meyakinkan menciptakan win-win situation, untuk mendongkrak HDI Indonesia dari ranking 112 pada tahun 2003, ke posisi yang jauh lebih baik.