| dc.description.abstract | Kentang adalah salah satu dari lima komoditas utama sayuran semusim dengan produksi terbesar pada tahun 2017. Radiasi dengan sinar gamma telah dilakukan terhadap kentang kultivar Atlantic dan klon unggul telah diperoleh. Kultivar IPB CP1 adalah salah satu klon yang diperoleh dari induksi mutasi kentang kultivar Atlantic. RAPD digunakan sebagai penanda molekuler untuk menganalisis perbedaan antara kentang kultivar IPB CP1 dan Atlantic. Sebanyak 24 primer yang terdiri dari primer tunggal acak dan kombinasi dua primer acak digunakan untuk mengamplifikasi DNA dari genom DNA kentang kultivar IPB CP1 dan Atlantic. Primer yang digunakan dianggap sebagai lokus dan amplikon yang dihasilkan dari primer tersebut dianggap sebagai alel. Amplifikasi dengan PCR menghasilkan 2-16 amplikon tergantung dari primer yang digunakan. Kombinasi dua primer acak menghasilkan amplikon polimorfik tertinggi. Perbedaan antara kentang kultivar IPB CP1 dan Atlantic ditentukan oleh 4 lokus diantara 24 lokus RAPD, yaitu lokus OPA-02, OPA-02 + OPA-03, OPA-02 + OPA-07, dan OPA-01 + OPA-13. Lokus OPA-02 + OPA-03 mengandung perbedaan genetik tertinggi dengan 2 amplikon polimorfik (22.22 %). Perbedaan secara molekuler antara kentang kultivar Atlantic dan IPB CP1 sebagai mutannya telah berhasil dideteksi dengan penanda molekuler RAPD. | id |
