dc.description.abstract | Rawai tegak (vertical longline) adalah satu jenis alat penangkapan ikan
yang menggunakan mata pancing dengan atau tanpa umpan (Sadhori 1984). Mata
pancing diikatkan pada tali pancing dan dioperasikan menggunakan tenaga
manusia (Sudirman dan Mallawa 2012). Faktor utama dalam keberhasilan
pengoperasian alat penangkapan ikan rawai tegak adalah ukuran dan bentuk mata
pancing, serta jenis umpan yang digunakan baik umpan alami maupun umpan
buatan (Kurnia et al. 2015). Jenis umpan yang digunakan dalam penelitian adalah
umpan buatan, yaitu karet pentil merah, karet pentil kuning, kain kaca merah dan
kain kaca kuning. Umpan berfungsi untuk menarik perhatian ikan sasaran,
sehingga ikan tersebut tertarik untuk memakan atau mengigitnya (Subani dan
Barus 1989 dalam Riyanto 2008). Ukuran mata pancing memiliki peranan yang
penting dalam tingkat keberhasilan rawai tegak, dimana dapat menentukan besar
kecilnya ikan tangkapan (Azizah dan Puspito 2012). Nelayan Tablolong
menggunakan ukuran mata pancing nomor 18, ukuran ini terlalu kecil, sehingga
penelitian ini menggunakan nomor 16 dan 15. Ikan yang menjadi target
penangkapan alat penangkapan ikan rawai tegak yaitu ikan pelagis besar dan ikan
pelagis kecil (Baskoro dan Yusfiandayani 2015). Keberlanjutan dari sumberdaya
ikan yang ada di perairan, salah satunya ditentukan dengan tertangkapnya ikan
yang berukuran masih belum layak tangkap (ilegal size). Hal ini bisa terjadi
karena penggunaan ukuran mata pancing yang tidak sesuai untuk menangkap ikan
yang layak tangkap (legal size) atau ukuran mata pancing yang sangat kecil.
Tujuan dari penelitian ini adalah: menentukan (1) ukuran mata pancing yang
paling baik untuk menangkap ikan pelagis kecil yang layak tangkap, (2) jenis
umpan buatan yang paling efektif untuk menangkap ikan pelagis kecil.
Uji coba penangkapan ikan dilaksanakan selama satu minggu dalam bulan
September 2018, bertempat di perairan Selat Semau dengan basis Desa Tablolong,
Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang-Nusa Tenggara Timur. Metode
yang digunakan dalam penelitian yaitu metode experimental fishing, sedangkan
metode pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara dan
dokumentasi. Data primer yang dikumpulkan selama penelitian berupa data
panjang ikan dan jumlah hasil tangkapan. Data tersebut dianalisis menggunakan
analisis statistik yaitu uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji non parametrik
Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis ikan yang tertangkap semua ikan pelagis
kecil, terdiri dari lima spesies, yaitu ikan kembung (Rastrelliger kanagurta), selar
bentong (Selar crumenophthalmus), layang (Decapterus russelli), layang ekor
merah (Decapterus tabl) dan selar kuning (Selaroides leptolepis). Jumlah total
hasil tangkapan adalah 10.285 ekor dengan rincian yang tertangkap oleh mata
pancing nomor 18 yaitu 3.379 ekor, mata pancing nomor 16 yaitu 3.458 ekor dan
mata pancing nomor 15 yaitu 3.448 ekor. Hasil tangkapan paling banyak
diperoleh dengan menggunakan mata pancing nomor 15 dan umpan karet pentil
warna merah sebanyak 989 ekor, hasil tangkapan paling sedikit diperoleh dengan
menggunakan mata pancing nomor 18 dan umpan kain kaca warna merah
sebanyak 765 ekor.
Uji normalitas menunjukkan bahwa data hasil tangkapan untuk kedua
perlakuan tidak tersebar secara normal, hal ini dilihat dari nilai signifikansi yaitu
0,000 < 0,05. Hasil uji Kruskal Wallis untuk mengetahui pengaruh penggunaan
ukuran mata pancing yang berbeda terhadap ukuran ikan layak tangkap untuk
semua spesies yang tertangkap, diperoleh nilai Asymp. Sig < 0,05 yang berarti
bahwa ada pengaruh ukuran mata pancing terhadap ukuran ikan yang layak
tangkap. Adanya pengaruh perbedaan ketiga ukuran mata pancing secara
bersamaan terhadap ikan yang layak tangkap dilakukan uji Mann-Whitney. Hasil
uji Mann-Whitney untuk kelima spesies ikan yang tertangkap diperoleh ukuran
mata pancing nomor 18 memiliki perbedaan nilai Asymp. Sig < 0,05 terhadap
ukuran mata pancing nomor 16 dan 15, sedangkan nilai Asymp. Sig > 0,05 antara
mata pancing nomor 16 dan 15.
Uji Kruskal Wallis untuk mengetahui pengaruh ada tidaknya perbedaan
penggunaan jenis umpan terhadap jumlah hasil tangkapan, diperoleh hasil adanya
perbedaan pada lima spesies yang tertangkap, hal ini dapat dilihat pada nilai
Asymp. Sig < 0,05. | id |