Show simple item record

dc.contributor.advisorDiniah
dc.contributor.advisorPuspito, Gondo
dc.contributor.authorFuah, Ricky Winrison
dc.date.accessioned2019-09-30T04:39:13Z
dc.date.available2019-09-30T04:39:13Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98725
dc.description.abstractRawai tegak (vertical longline) adalah satu jenis alat penangkapan ikan yang menggunakan mata pancing dengan atau tanpa umpan (Sadhori 1984). Mata pancing diikatkan pada tali pancing dan dioperasikan menggunakan tenaga manusia (Sudirman dan Mallawa 2012). Faktor utama dalam keberhasilan pengoperasian alat penangkapan ikan rawai tegak adalah ukuran dan bentuk mata pancing, serta jenis umpan yang digunakan baik umpan alami maupun umpan buatan (Kurnia et al. 2015). Jenis umpan yang digunakan dalam penelitian adalah umpan buatan, yaitu karet pentil merah, karet pentil kuning, kain kaca merah dan kain kaca kuning. Umpan berfungsi untuk menarik perhatian ikan sasaran, sehingga ikan tersebut tertarik untuk memakan atau mengigitnya (Subani dan Barus 1989 dalam Riyanto 2008). Ukuran mata pancing memiliki peranan yang penting dalam tingkat keberhasilan rawai tegak, dimana dapat menentukan besar kecilnya ikan tangkapan (Azizah dan Puspito 2012). Nelayan Tablolong menggunakan ukuran mata pancing nomor 18, ukuran ini terlalu kecil, sehingga penelitian ini menggunakan nomor 16 dan 15. Ikan yang menjadi target penangkapan alat penangkapan ikan rawai tegak yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil (Baskoro dan Yusfiandayani 2015). Keberlanjutan dari sumberdaya ikan yang ada di perairan, salah satunya ditentukan dengan tertangkapnya ikan yang berukuran masih belum layak tangkap (ilegal size). Hal ini bisa terjadi karena penggunaan ukuran mata pancing yang tidak sesuai untuk menangkap ikan yang layak tangkap (legal size) atau ukuran mata pancing yang sangat kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah: menentukan (1) ukuran mata pancing yang paling baik untuk menangkap ikan pelagis kecil yang layak tangkap, (2) jenis umpan buatan yang paling efektif untuk menangkap ikan pelagis kecil. Uji coba penangkapan ikan dilaksanakan selama satu minggu dalam bulan September 2018, bertempat di perairan Selat Semau dengan basis Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang-Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode experimental fishing, sedangkan metode pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Data primer yang dikumpulkan selama penelitian berupa data panjang ikan dan jumlah hasil tangkapan. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis statistik yaitu uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji non parametrik Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian, jenis ikan yang tertangkap semua ikan pelagis kecil, terdiri dari lima spesies, yaitu ikan kembung (Rastrelliger kanagurta), selar bentong (Selar crumenophthalmus), layang (Decapterus russelli), layang ekor merah (Decapterus tabl) dan selar kuning (Selaroides leptolepis). Jumlah total hasil tangkapan adalah 10.285 ekor dengan rincian yang tertangkap oleh mata pancing nomor 18 yaitu 3.379 ekor, mata pancing nomor 16 yaitu 3.458 ekor dan mata pancing nomor 15 yaitu 3.448 ekor. Hasil tangkapan paling banyak diperoleh dengan menggunakan mata pancing nomor 15 dan umpan karet pentil warna merah sebanyak 989 ekor, hasil tangkapan paling sedikit diperoleh dengan menggunakan mata pancing nomor 18 dan umpan kain kaca warna merah sebanyak 765 ekor. Uji normalitas menunjukkan bahwa data hasil tangkapan untuk kedua perlakuan tidak tersebar secara normal, hal ini dilihat dari nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05. Hasil uji Kruskal Wallis untuk mengetahui pengaruh penggunaan ukuran mata pancing yang berbeda terhadap ukuran ikan layak tangkap untuk semua spesies yang tertangkap, diperoleh nilai Asymp. Sig < 0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh ukuran mata pancing terhadap ukuran ikan yang layak tangkap. Adanya pengaruh perbedaan ketiga ukuran mata pancing secara bersamaan terhadap ikan yang layak tangkap dilakukan uji Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney untuk kelima spesies ikan yang tertangkap diperoleh ukuran mata pancing nomor 18 memiliki perbedaan nilai Asymp. Sig < 0,05 terhadap ukuran mata pancing nomor 16 dan 15, sedangkan nilai Asymp. Sig > 0,05 antara mata pancing nomor 16 dan 15. Uji Kruskal Wallis untuk mengetahui pengaruh ada tidaknya perbedaan penggunaan jenis umpan terhadap jumlah hasil tangkapan, diperoleh hasil adanya perbedaan pada lima spesies yang tertangkap, hal ini dapat dilihat pada nilai Asymp. Sig < 0,05.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMarine Fisheries Technoloyid
dc.subject.ddcVerical longlineid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcKupang-Nusa Tenggara Timurid
dc.titleKoreksi Ukuran Mata Pancing dan Umpan Buatan Rawai Tegak untuk Menangkap Ikan Pelagis Kecilid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordrawai tegakid
dc.subject.keywordukuran mata pancingid
dc.subject.keywordumpan buatanid
dc.subject.keywordwarna umpanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record