Show simple item record

dc.contributor.advisorSatria, Arif
dc.contributor.advisorWahyuni, Ekawati Sri
dc.contributor.authorNuraini
dc.date.accessioned2019-09-30T04:38:17Z
dc.date.available2019-09-30T04:38:17Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98721
dc.description.abstractKayanya potensi alam dan budaya yang dimiliki Raja Ampat mendorong para pemangku kepentingan untuk terlibat dalam pengelolaan ekowisata. Setiap pemangku kepentingan memiliki akses terhadap sumber daya yang berbeda-beda. Akses terhadap sumber daya tidak hanya didapat melalui hak kepemilikan, namun juga dapat diperoleh melalui struktural dan relasional. Mekanisme akses dalam penelitian ini menjelaskan akses berbasis struktural dan relasional, yaitu bagaimana kemampuan pemangku kepentingan dalam memperoleh, mempertahankan dan mengontrol akses terhadap sumber daya melalui bundle of power yang dimiliki. Ketimpangan akses berbasis struktural dan relasional dapat mengarahkan kepada lemahnya kinerja institusi pengelolaan. Indikator kinerja institusi pengelolaan meliputi: (1) kejelasan batas wilayah; (2) kesesuaian aturan dengan kondisi lokal; (3) aturan disusun dan dikelola oleh pengguna sumber daya; (4) adanya kelembagaan lokal; (5) pengawasan dihormati masyarakat; (6) berlakunya sanksi; (7) mekanisme penyelesaian konflik; (8) kuatnya pengakuan dari pemerintah; dan (9) adanya ikatan dengan lembaga luar. Dengan demikian penting menganalisis mekanisme akses berbasis struktural dan relasional dalam pengelolaan ekowisata bahari untuk mengetahui adakah ketimpangan distribusi manfaat, khususnya pada masyarakat agar mereka memiliki kesempatan untuk terlibat dalam pengolahan ekowisata, merasakan manfaat dari ekowisata dan terlibat dalam memperkuat kinerja institusi pengelolaan ekowisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) potensi alam dan budaya; (2) pemetaan pemangku kepentingan terkait peran, kepentingan, pengaruh dan relasi; (3) mekanisme akses berbasis struktural dan relasional pemangku kepentingan; (4) dan kinerja institusi pengelolaan ekowisata bahari. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, dokumentasi, wawancara, focus group discussion, dan pengumpulan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) potensi alam di Kampung Arborek meliputi hamparan terumbu karang dengan tutupan karang hidup ≥50% dan habitat biota langka ikan pari manta, serta potensi budaya seperti tarian dan kerajinan tangan; (2) berdasarkan pemetaan pemangku kepentingan, terdapat kelompok pemerintah, masyarakat, LSM dan swasta yang terlibat dalam pengelolaan dengan relasi kerjasama, namun posisi pengaruh dan kepentingan antar kelompok berbeda-beda; (3) mekanisme akses berbasis struktural dan relasional antar pemangku kepentingan berbeda-beda melalui bundle of power yang dimiliki; dan (4) melalui bundle of power yang dimiliki mampu memperkuat kinerja institusi pengelolaan ekowisata bahari. Dengan demikian, perlunya kesetaraan akses pada masyarakat untuk membuka kesempatan mereka memperoleh manfaat dari pengelolaan ekowisata bahari. Hal tersebut juga membuka kesempatan masyarakat untuk terlibat dan menguatkan kinerja institusi pengelolaan ekowisata bahari.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcRural Sociologyid
dc.subject.ddcEcotourism managementid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcRaja Ampat-Papua Baratid
dc.titleMekanisme Akses Berbasis Struktural dan Relasional dalam Memperkuat Kinerja Institusi Pengelolaan Ekowisata Bahariid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordakses berbasis struktural dan relasionalid
dc.subject.keywordkinerja institusi pengelolaanid
dc.subject.keywordpemetaan pemangku kepentinganid
dc.subject.keywordpotensi wisataid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record