| dc.description.abstract | Cangkang sotong (Sepia sp.) umumnya tersusun oleh unsur anorganik
berupa kalsium karbonat (CaCO3 yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
kalsium oksida (CaO) dalam sintesis hidroksiapatit. Hidroksiapatit memiliki
sifat bioaktivitas, biokompatibilitas dan ostekonduktif yang baik, akan tetapi
memiliki laju degradasi yang cenderung lambat akibat rendahnya porositas.
Upaya menjawab permasalahan tersebut ialah memformulasikan hidroksiapatit
hasil sintesis dari cangkang sotong dan ekstrak kolagen kulit ikan patin sebagai
biokomposit. Tujuan penelitian ini ialah memperoleh informasi karakteristik
fisikokimia cangkang sotong, memperoleh CaO dan hidroksiapatit yang
dihasilkan dengan perlakuan suhu kalsinasi serta menentukan formulasi
biokomposit (HA-Kol) sebagai biokomposit perancah tulang.
Cangkang sotong tersusun atas struktur dorsal 40% dan lamelar 60%,
struktur dorsal terdiri atas phragmacone dan proostracum sedangkan lamelar
tersusun atas septum dan pilar. Hasil analisis proksimat (basis kering) dan
logam berat cangkang sotong yakni kadar abu 89.61%, lemak 0.35%, protein
4.78% dan karbohidrat 5.26%, sedangkan kandungan logam berat berada
dibawah standar yang ditetapkan oleh SNI 7378: 2009. Kandungan mineral
makro (kalsium, magnesium, kalium, fosfor) yakni 40.18%, mineral mikro
(mangan, besi, seng, natrium) 0.73%. Serapan transmisi gugus fungsi cangkang
sotong teridentifikasi unsur CaCO3 aragonit dan β kitin. Kondisi optimum
ekstraksi CaO dari cangkang sotong yakni kalsinasi suhu 700 °C 6 jam dengan
karakteristik serapan gugus fungsi pada bilangan gelombang 3 634, 1 654,
1 468, 1 116, 875 cm-1, derajat putih 74.23%, kandungan kalsium 67.70%,
fosfor 6.98%, sedangkan mineral makro lainnya (magnesium, kalium) yakni
0.28%, mineral mikro (natrium, besi, seng, mangan) 0.71% dan rendemen
74.53%. Kalsinasi suhu 1 000 °C merupakan perlakuan terpilih dengan
karakteristik mineral apatit yang dihasilkan yakni hidroksiapatit
(Ca9.82(PO4)6·OH2) dan serapan gugus fungsi penciri CaO pada bilangan
gelombang 600, 560 cm-1 dan PO4
3- yakni 1 021, 961, 872 cm-1, nisbah Ca/P
1.66, kristalinitas 90.10%, amorf 9.90%, ukuran kristalin 85.89 nm, ukuran
partikel 0.53-1.11 μm dan rendemen 86.04%. Ekstrak kolagen kulit ikan patin
didominasi oleh glisin, prolin dan alanin. Gugus fungsi penciri kolagen
teridentifikasi amida A, B, I, II dan III, memiliki stabilitas termal 45.10 °C,
bobot molekul β 193 kDa, α1 131 kDa dan α2 105 kDa. Biokomposit perlakuan
terpilih diperoleh pada formulasi HA-Kol 60:40 (%b/b) dengan rata-rata ukuran
pori 104.05 μm, porositas 65.25% dan karakteristik gugus fungsi penciri
kolagen teridentifikasi pada bilangan gelombang 3 571 (amida A), 3 371
(amida B), 1 657 (amida I), 1 542 (amida II), 1 332 (crosslinking HA-Kol),
1 243 (amida III) sedangkan hidroksiapatit terindetifikasi pada bilangan
gelombang 1 090-473 cm-1 yang dicirikan oleh vibrasi PO4
3-. | id |