Show simple item record

dc.contributor.advisorKustiyah, Lilik
dc.contributor.advisorDwiriani, Cesilia Meti
dc.contributor.authorInsani, Hurry Mega
dc.date.accessioned2019-09-30T04:32:32Z
dc.date.available2019-09-30T04:32:32Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98689
dc.description.abstractAsupan energi dari sumber karbohidrat, protein, dan lemak sangat kurang sesuai dengan tingkat kecukupan gizi pada remaja karena pola konsumsi kurang bervariasi serta dengan jumlah yang sedikit dan dikonsumsi tidak lengkap tiap kali makan (Mokoginta et al. 2016). WHO (2008) mengungkapkan bahwa sekitar 31% remaja yang berusia 15 tahun keatas dinilai kurang aktif (laki-laki 28% dan perempuan 34%). Peningkatan aktivitas fisik dengan mengurangi aktivitas sedentari serta perubahan kebiasaan makan dapat menciptakan gaya hidup sehat untuk membantu mengurangi prevalensi kegemukan remaja di Indonesia. Program edukasi berkewajiban untuk merubah dan memodifikasi faktor yang berhubungan dengan gaya hidup kurang sehat, dengan fokus pada aktivitas berolahraga juga kesehatan dan gizi, serta mengembangkan fasilitas khusus untuk pemilihan perilaku hidup sehat pada remaja (Golmakani et al. 2013). Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh intervensi pendidikan gizi terhadap pengetahuan gizi, kebiasaan makan, dan aktivitas fisik remaja. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi pengetahuan gizi, kebiasaan makan dan aktivitas fisik pada remaja, (2) Menganalisis perubahan dan perbedaan perubahan antar ketiga kelompok intervensi (ceramah, website, kontrol) terkait pengetahuan gizi, kebiasaan makan dan aktivitas fisik remaja setelah dilakukan intervensi pendidikan gizi. Penelitian ini menggunakan quasy experimental with control group pre-post test design. Penelitian ini dilakukan di SMAN 15 Bandung, SMA Pasundan 2 Bandung, dan SMA Pasundan 8 Bandung. Intervensi pendidikan gizi dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2018. Intervensi pendidikan gizi dilakukan dengan menggukan dua metode dan satu kontrol. Pendidikan gizi dengan metode ceramah dilakukan sebanyak 6 kali selama 6 minggu. Setiapkali pertemuan, ceramah dilakukan selama 30 menit dan diskusi selama 30 menit. Pada metode website, subjek diminta membaca materi pendidikan gizi paling tidak enam kali dalam enam minggu yang tersedia di dalam website (ipbnutriteen.ipb.ac.id). Subjek kelompok kontrol hanya menerima leaflet berisi materi pendidikan gizi. Materi pendidikan gizi terdiri dari 10 pesan gizi seimbang dan menu seimbang bagi remaja. Pre dan post test diberikan saat sebelum dan sesudah intervensi dan terdiri dari 14 soal yang mencakup materi 10 pesan gizi seimbang dan 4 soal mencakup materi menu seimbang bagi remaja. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan software Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0. Data karakteristik subjek dan sosial ekonomi keluarga, pengetahuan gizi, konsumsi pangan, aktivitas fisik, dan status gizi disajikan secara deskriptif dan dilakukan uji beda antar kelompok dengan menggunakan uji ANOVA. Paired t-test digunakan untuk menguji perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Validitas kuesioner penelitian berada pada angka 0.339 dengan nilai crombach alfa 0.551 sehingga soal dinyatakan reliable. Subjek terdiri dari 101 orang remaja usia 15-16 tahun kelas 1 SMA, dimana proporsi perempuan lebih banyak daripada proporsi laki-laki dengan status gizi berada pada kategori normal (73.3%). Uang saku perhari yang diberikan oleh orangtua subjek berkisar antara Rp 26 967 – Rp 33 763. Lebih dari setengah subjek berasal dari keluarga dengan jumlah anggota yang kecil, yakni berjumlah 4 orang atau kurang. Rata-rata usia ayah subjek adalah 47 tahun sedangkan usia ibu 44 tahun dengan rata-rata pendidikan terakhir orangtua adalah SMA dan pekerjaan ayah subjek adalah PNS/Swasta/TNI/Buruh (55.5%) dan pekerjaan ibu subjek adalah ibu rumah tangga (65.3%). Pendapatan perkapita keluarga subjek berbeda secara signifikan (p<0.05) antar kelompok perlakuan berkisar antara Rp 765 286 – Rp 1 739 583 perbulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan gizi subjek terkait pesan gizi seimbang mengalami peningkatan hingga 45% dan pengetahuan menu gizi seimbang bagi remaja meningkat hingga 42% setelah dilakukan intervensi terutama pada kelompok ceramah. Lebih dari setengah subjek kelompok website dan kontrol berada pada kategori cukup, sedangkan subjek kelompok ceramah berada pada kategori tinggi setelah tervensi dilakukan. Kebiasaan makan subjek baik pada hari sekolah maupun hari libur belum memenuhi anjuran Kementerian Kesehatan sesuai dengan pesan gizi seimbang terutama konsumsi sayur dan buah yang hanya dikonsumsi subjek sebanyak 1-3 kali selama satu minggu. Subjek hanya mengonsumsi pangan pokok sebanyak 2 kali dalam sehari serta mengonsumsi pangan sumber protein sebanyak 3-7 kali dalam seminggu sehingga belum memenuhi anjuran konsumsi. Rata-rata tingkat kecukupan energi dan zat gizi subjek kelompok ceramah meningkat secara signifikan terutama pada energi, karbohidrat, kalsium, dan besi. Sedangkan pada kelompok website kecukupan energi, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor dan besi tersebut cenderung meningkat namun tidak signifikan. Pada kelompok kontrol, sebagian besar kecukupan energi dan zat gizi menurun secara signifikan. Subjek dapat mempraktikkan anjuran konsumsi sarapan sebelum pukul 9 pagi sesuai pesan gizi seimbang dengan menu sarapan hampir setengah subjek kelompok ceramah dan kontrol adalah nasi dan lauk, sedangkan pada kelompok website adalah nasi, sayur dan lauk. Menu makan tersebut dapat dipengaruhi oleh pendapatan orangtua, dimana pendapatan orangtua kelompok website lebih tinggi dibandingkan kelompok ceramah dan kontrol. Sebagian aktivitas sedentari subjek cukup tinggi terutama aktivitas belajar subjek kelompok website dan kontrol di hari sekolah serta aktivitas tidur seluruh subjek pada hari sekolah dan hari libur yang meningkat secara signifikan. Namun, aktivitas screentime pada hari sekolah dan aktivitas personal pada hari libur subjek cukup rendah. Remaja memiliki pengetahuan gizi yang tinggi terutama pada kelompok ceramah setelah intervensi dilakukan. Kosumsi makan remaja dan aktivitas fisik remaja relatif rendah dan belum memenuhi anjuran kementerian kesehatan. Pendidikan gizi dapat meningkatkan pengetahuan gizi secara signifikan pada kelompok ceramah dan website, namun pengaruhnya tidak signifikan terhadap kebiasaan makan dan aktivitas fisik remaja. Pendidikan gizi dengan menggunakan metode ceramah yang melibatkan interpesonal dapat meningkatkan pengetahuan gizi hingga 23.7 poin dibandingkan pendidikan gizi dengan menggunakan website (6.2 poin).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcNutrition educationid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePengaruh Intervensi Pendidikan Gizi terhadap Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisik pada Remajaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordaktivitas fisikid
dc.subject.keywordkebiasaan makanid
dc.subject.keywordpendidikan giziid
dc.subject.keywordpengetahuan giziid
dc.subject.keywordremajaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record