Induksi Embriogenesis Somatik Sengon (Falcataria moluccana) Asal Daerah Berbeda dengan Perlakuan Thidiazuron dan Napthalene Acetic Acid
Abstract
Sengon (Falcataria moluccana) merupakan tanaman berkayu yang
pertumbuhannya cepat. Pemanfaatan kayu sengon dalam jumlah yang banyak harus
diimbangi dengan usaha budidaya yang membutuhkan ketersediaan bibit sengon.
Salah satu teknik untuk memperbanyak bibit secara cepat dan berkualitas ialah
menggunakan teknik kultur jaringan yang diantaranya melalui embriogenesis
somatik. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan embriogenesis somatik ialah
genotipe dan komposisi zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan menginduksi
embriogenesis somatik pada sengon asal daerah Sumedang dan Papua dengan
perlakuan thidiazuron (TDZ) dan napthalene acetic acid (NAA). Perkembangan
embrio somatik pada penelitian ini sampai fase globular masih normal, namun
setelah berkembangan lebih lanjut membentuk fase hati menjadi abnormal yang
dapat terus tumbuh dan berkembang sampai menghasilkan plantlet yang juga
abnormal. Genotipe asal Papua menghasilkan lebih banyak kalus embriogenik dan
inisiasi embriogenesis somatik dengan persentase tertinggi pada media MS dengan
penambahan TDZ 1 mg/L dibandingkan genotipe asal Sumedang. Pendewasaan
embrio somatik dari kultur TDZ 3 mg/L dapat dilakukan sampai terbentuk plantlet
meskipun masih abnormal dengan penambahan NAA 0,05 mg/L.
Collections
- UT - Biology [2145]