Show simple item record

dc.contributor.advisorBasuni, Sambas
dc.contributor.advisorKartono, Agus Priyono
dc.contributor.advisorHikmat, Agus
dc.contributor.authorRahayu, Subekti
dc.date.accessioned2019-07-04T03:10:25Z
dc.date.available2019-07-04T03:10:25Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98233
dc.description.abstractKHDTK Samboja adalah ekosistem hutan dataran rendah campuran Dipterokarpa yang masih tersisa di Kalimantan Timur. Kawasan hutan ini dikenal sebagai habitat spesies-spesies pohon endemik Kalimantan seperti spesies dari keluarga Dipterokarpa dan ulin (Eusideroxylon zwageri). Keragaman tipe tutupan lahan di KHDTK Samboja sebagai akibat langsung kebakaran hutan (30% dari luas kawasan), aktivitas manusia dalam menggarap lahan (64% dari luas kawasan) dan hutan primer sisa di Rintis Wartono Kadri (6% dari luas kawasan) menarik untuk diteliti. Rehabilitasi hutan dan lahan yang telah dilakukan sejak tahun 1988 menunjukkan tidak berhasil. Konflik penguasaan lahan oleh masyarakat karena perluasan hutan penelitian dan tidak adanya organisasi yang bertanggung jawab terhadap program kemungkinan menjadi faktor penyebab ketidak-berhasilan. Strategi pemulihan hutan perlu dikembangkan berdasarkan kondisi biofisik, sosial dan kelembagaan di KHDTK Samboja saat ini. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji komposisi spesies pohon pada petak contoh permanen 1.8 ha pasca kebakaran berulang, (2) mengkaji konflik penguasaan lahan dan pengorganisasian program rehabilitasi dan (3) membangun strategi pemulihan hutan KHDTK Samboja berdasarkan hasil kajian komposisi spesies, keberadaan masyarakat penggarap lahan, pengorganisasian dan potensi pendanaan. Analisis pada petak contoh 1.8 ha menunjukkan bahwa pemulihan biomasa hutan di KHDTK Samboja diperkirakan memerlukan waktu 50 – 60 tahun. Namun pemulihan komposisi spesies kecil kemungkinannya untuk bisa dicapai karena adanya kelangkaan spesies asli. Dari 273 spesies pada luasan 1.8 ha sebelum kebakaran, hanya 90 spesies asli yang berkembang kembali, 183 spesies lainnya tidak ditemukan setelah kebakaran berulang, tetapi ditemukan 101 spesies yang sebelum kebakaran tidak ditemukan. Penanaman spesies asli untuk mengembalikan komposisi spesies memungkinkan dilakukan pada hutan sekunder bekas terbakar dan belukar yang tidak digarap oleh masyarakat dengan memilih spesies prioritas. Konflik penguasaan lahan oleh masyarakat masih belum ada solusi dan organisasi pemulihan hutan juga belum terbentuk. Analisis para pihak yang memungkinkan dilibatkan dalam pemulihan hutan di KHDTK Samboja menemukan lima lembaga sebagai pelaku kunci yaitu BPTKSDA, UPTD Tahura Bukit Soeharto, Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, BLI Lingkungan dan Kehutanan serta Universitas Mulawarman. Berdasarakan kajian komposisi spesies, konflik penguasaan lahan dan pengorganisasian program pemuliahan hukan, maka ditemukan empat strategi yang memungkinkan untuk dikembangkan dalam pemulihan hutan di KHDTK Samboja, yaitu: 1. Teknologi pemulihan hutan dikembangkan dengan mempertimbangkan tutupan lahan dan keberadaan masyarakat penggarap lahan dengan target capaian yang berbeda. Restorasi ekosistem dilakukan untuk memulihkan komposisi spesies pada hutan sekunder bekas terbakar yang beregenerasi alami dan belukar, rehabilitasi dengan agroforestri untuk memperoleh produk tanaman pada lahan garapan masyarakat dan reklamasi untuk mengembalikan produktivitas lahan pada lahan alang-alang. 2. Pemilihan spesies prioritas restorasi dilakukan dengan mempertimbangkan lima kriteria yaitu jumlah individu spesies dalam petak contoh 1.8 ha, kerentanan spesies terhadap perubahan lingkungan, karakter reproduksi spesies, potensi regenerasi spesies. Teridentifikasi 51 spesies sebagai prioritas pertama, 123 spesies prioritas kedua dan 54 spesies prioritas ketiga dalam restorasi di KHDTK Samboja 3. Pengoragisasian program pemulihan hutan dilakukan oleh para pihak yang teridentifikasi sebagai pemain kunci yaitu BPTKSDA, UPTD Tahura Bukit Soeharto, Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, BLI Lingkungan dan Kehutanan serta Universitas Mulawarman. Kelima lembaga tersebut memungkinkan bekerja dalam suatu konsorsium dan membentuk organisasi pemulihan hutan di KHDTK Samboja. Selanjutnya, masing-masing lembaga berkerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 4. Pendanaan dalam pemulihan hutan di KHDTK Samboja memungkinkan berasal dari sumber-sumber dana potensial seperti donor internasional, pemerintah daerah dan pusat serta sektor swasta.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcTropical Biodiversity Conservationid
dc.subject.ddcForest Restorationid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcKalimantan Timurid
dc.titleStrategi Pemulihan Hutan di KHDTK Samboja, Kalimantan Timurid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordKHDTK Sambojaid
dc.subject.keywordpemilihan spesies prioritasid
dc.subject.keywordpengorganisasianid
dc.subject.keywordstrategi pemulihan hutanid
dc.subject.keywordteknologi pemulihan hutanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record