Strategi Pemulihan Hutan di KHDTK Samboja, Kalimantan Timur
View/ Open
Date
2019Author
Rahayu, Subekti
Basuni, Sambas
Kartono, Agus Priyono
Hikmat, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
KHDTK Samboja adalah ekosistem hutan dataran rendah campuran
Dipterokarpa yang masih tersisa di Kalimantan Timur. Kawasan hutan ini dikenal
sebagai habitat spesies-spesies pohon endemik Kalimantan seperti spesies dari
keluarga Dipterokarpa dan ulin (Eusideroxylon zwageri). Keragaman tipe tutupan
lahan di KHDTK Samboja sebagai akibat langsung kebakaran hutan (30% dari luas
kawasan), aktivitas manusia dalam menggarap lahan (64% dari luas kawasan) dan
hutan primer sisa di Rintis Wartono Kadri (6% dari luas kawasan) menarik untuk
diteliti. Rehabilitasi hutan dan lahan yang telah dilakukan sejak tahun 1988
menunjukkan tidak berhasil. Konflik penguasaan lahan oleh masyarakat karena
perluasan hutan penelitian dan tidak adanya organisasi yang bertanggung jawab
terhadap program kemungkinan menjadi faktor penyebab ketidak-berhasilan.
Strategi pemulihan hutan perlu dikembangkan berdasarkan kondisi biofisik, sosial
dan kelembagaan di KHDTK Samboja saat ini.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji komposisi spesies pohon pada
petak contoh permanen 1.8 ha pasca kebakaran berulang, (2) mengkaji konflik
penguasaan lahan dan pengorganisasian program rehabilitasi dan (3) membangun
strategi pemulihan hutan KHDTK Samboja berdasarkan hasil kajian komposisi
spesies, keberadaan masyarakat penggarap lahan, pengorganisasian dan potensi
pendanaan.
Analisis pada petak contoh 1.8 ha menunjukkan bahwa pemulihan biomasa
hutan di KHDTK Samboja diperkirakan memerlukan waktu 50 – 60 tahun. Namun
pemulihan komposisi spesies kecil kemungkinannya untuk bisa dicapai karena
adanya kelangkaan spesies asli. Dari 273 spesies pada luasan 1.8 ha sebelum
kebakaran, hanya 90 spesies asli yang berkembang kembali, 183 spesies lainnya
tidak ditemukan setelah kebakaran berulang, tetapi ditemukan 101 spesies yang
sebelum kebakaran tidak ditemukan. Penanaman spesies asli untuk mengembalikan
komposisi spesies memungkinkan dilakukan pada hutan sekunder bekas terbakar
dan belukar yang tidak digarap oleh masyarakat dengan memilih spesies prioritas.
Konflik penguasaan lahan oleh masyarakat masih belum ada solusi dan organisasi
pemulihan hutan juga belum terbentuk. Analisis para pihak yang memungkinkan
dilibatkan dalam pemulihan hutan di KHDTK Samboja menemukan lima lembaga
sebagai pelaku kunci yaitu BPTKSDA, UPTD Tahura Bukit Soeharto, Dinas
Kehutanan Kalimantan Timur, BLI Lingkungan dan Kehutanan serta Universitas
Mulawarman.
Berdasarakan kajian komposisi spesies, konflik penguasaan lahan dan
pengorganisasian program pemuliahan hukan, maka ditemukan empat strategi yang
memungkinkan untuk dikembangkan dalam pemulihan hutan di KHDTK Samboja,
yaitu:
1. Teknologi pemulihan hutan dikembangkan dengan mempertimbangkan tutupan
lahan dan keberadaan masyarakat penggarap lahan dengan target capaian yang
berbeda. Restorasi ekosistem dilakukan untuk memulihkan komposisi spesies
pada hutan sekunder bekas terbakar yang beregenerasi alami dan belukar,
rehabilitasi dengan agroforestri untuk memperoleh produk tanaman pada lahan
garapan masyarakat dan reklamasi untuk mengembalikan produktivitas lahan
pada lahan alang-alang.
2. Pemilihan spesies prioritas restorasi dilakukan dengan mempertimbangkan lima
kriteria yaitu jumlah individu spesies dalam petak contoh 1.8 ha, kerentanan
spesies terhadap perubahan lingkungan, karakter reproduksi spesies, potensi
regenerasi spesies. Teridentifikasi 51 spesies sebagai prioritas pertama, 123
spesies prioritas kedua dan 54 spesies prioritas ketiga dalam restorasi di
KHDTK Samboja
3. Pengoragisasian program pemulihan hutan dilakukan oleh para pihak yang
teridentifikasi sebagai pemain kunci yaitu BPTKSDA, UPTD Tahura Bukit
Soeharto, Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, BLI Lingkungan dan Kehutanan
serta Universitas Mulawarman. Kelima lembaga tersebut memungkinkan
bekerja dalam suatu konsorsium dan membentuk organisasi pemulihan hutan di
KHDTK Samboja. Selanjutnya, masing-masing lembaga berkerja sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
4. Pendanaan dalam pemulihan hutan di KHDTK Samboja memungkinkan berasal
dari sumber-sumber dana potensial seperti donor internasional, pemerintah
daerah dan pusat serta sektor swasta.
Collections
- DT - Forestry [343]