Show simple item record

dc.contributor.advisorSunarti, Euis
dc.contributor.advisorKrisnatuti, Diah
dc.contributor.authorSiroj, Eko Yuliarti
dc.date.accessioned2019-07-01T02:39:00Z
dc.date.available2019-07-01T02:39:00Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98161
dc.description.abstractReligiusitas remaja adalah kepercayaan dan pengetahuan remaja terhadap Tuhan, kitab suci dan ajaran agamanya yang terlihat dalam sikap menjalankan ajaran dan kewajiban-kewajibannya.Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik remaja, karakteristik orang tua, keberfungsian agama di keluarga, ancaman teman sebaya, interaksi dengan teman sebaya dan religiusitas remaja, menganalisis perbedaan semua variabel berdasarkan jenis kelamin, jenis dan status sekolah, menganalisis hubungan dan pengaruh antar variabel. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di empat sekolah yaitu Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (negeri dan swasta) di kota Bogor yang dipilih secara purposive. Waktu pengambilan data dari bulan Pebruari - April 2018. Contoh adalah remaja kelas X dan responden terdiri dari 240 ibu dan 240 siswa. Kerangka sampling adalah remaja dari keluarga utuh dan tinggal bersama kedua orang tuanya. Dari setiap sekolah diambil responden masing-masing 60 ibu dan anak secara acak disproposional (disproposional classifiedrandom sampling) dengan unit analisisnya keluarga. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang dikumpulkan secara langsung melalui “self report” oleh ibu dan anak dengan bantuan kuesioner terstruktur. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2018 sampai Maret 2018. Data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik orang tua yaitu usia dan pendidikan ayah, usia dan pendidikan ibu, karakteristik remaja yaitu usia, jenis kelamin, urutan kelahiran, dan pendidikan remaja. Keberfungsian agama diukur dengan menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dan dikembangkan oleh Sunarti (2017) terdiri dari lima dimensi, yaitu: keimanan, pengetahuan, pengalaman, ritual, dan konsekuensi sosial dengan jumlah pernyataan 24 item. Pengukuran menggunakan skala likert, yaitu mulai skor 0 (tidak pernah) sampai skor 3 (selalu), dengan nilai cronbach's alpha 0.850. Ancaman teman sebaya diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sunarti (2015) terdiri dari 13 item pernyataan. Skala pengukuran skor 1 (ya) dan skor 0 (tidak), dengan nilai cronbach's alpha 0.616. Interaksi teman sebaya diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan dari the friendship quality during pre and early adolescence (Bukowski 1994) terdiri dari 5 dimensi yaitu persahabatan, konflik, bantuan, kedekatan dan rasa aman. Pernyataan berjumlah 23 dengan pengukuran menggunakan skala likert, yaitu mulai skor 0 (tidak pernah) sampai skor 3 (selalu), dengan nilai cronbach's alpha 0.787. Religiusitas remaja diukur dengan menggunakan instrumen yang dimodifikasi dari scale religiositas Glock & Stark (1968) yang terdiri dari lima dimensi yaitu keyakinan, ritual, pengalaman, konsekuensi dan pengetahuan agama. Pernyataan berjumlah 28 dengan pengukuran menggunakan skala likert, yaitu mulai skor 0 (tidak pernah) sampai skor 3 (selalu), dengan nilai cronbach's alpha 0.704. Usia remaja dalam penelitian ini berkisar antara 15-18 tahun, rata-rata berusia 16 tahun dan 41.7% dari keseluruhan merupakan anak pertama. Rata-rata usia ayah adalah 48.57 tahun dan rata-rata pendidikan ayah adalah 14.16 tahun atau setara lulusan perguruan tinggi. Rata-rata usia ibu adalah 44.5 tahun dan ratarata pendidikan ibu adalah 11.87 tahun atau setara lulusan SMA. Berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa remaja laki-laki menghadapi ancaman yang lebih tinggi daripada remaja perempuan (p<0.1) dan religiusitas remaja laki-laki lebih tinggi daripada remaja perempuan (p<0.05). Remaja lakilaki lebih sering dipaksa merokok, diajak minum minuman keras, dipaksa tawuran dan dijauhi teman. Remaja laki-laki lebih percaya bahwa kematian merupakan takdir Tuhan, menerima jika ada keluarga yang mengingatkan untuk beribadah dan suka untuk mengikuti kegiatan keagamaan. Berdasarkan jenis sekolah siswa SMK memiliki keberfungsian lebih tinggi daripada siswa SMA (p<0.05) dan religiusitas remaja siswa SMK lebih tinggi daripada siswa SMA (p<0.05). Remaja siswa SMK lebih terbiasa membaca buku tentang sikap jujur, turut serta dalam bersedekah dan turut menghadiri undangan tetangga. Remaja siswa SMK lebih percaya bahwa kitab suci diturunkan Tuhan, lebih suka mengikuti kegiatan keagamaan dan lebih percaya akan pertolongan Tuhan. Berdasarkan status sekolah siswa sekolah swasta melakukan interaksi dengan teman sebaya yang lebih baik daripada siswa sekolah negeri (p<0.05) dan siswa sekolah swasta memiliki religiusitas yang lebih tinggi daripada siswa sekolah negeri (p<0.05). Remaja siswa sekolah swasta lebih sering melakukan ibadah bersama, lebih sering saling memberi hadiah dan mendoákan teman. Uji hubungan yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa usia remaja, keberfungsian agama di keluarga dan interaksi dengan teman sebaya, berhubungan positif dengan religiusitasnya. Pendidikan ayah berhubungan negatif dengan ancaman. Semakin tinggi pendidikan ayah semakin rendah ancaman yang dihadapi remaja. Sementara ancaman teman sebaya berhubungan negatif dengan interaksi teman sebaya, semakin tinggi ancaman teman sebaya akan menurunkan interaksi remaja dengan teman sebayanya. Analisis uji regresi pada penelitian ini menggunakan empat model. Berdasarkan variabel utama menunjukkan bahwa interaksi teman sebaya berpengaruh positif signifikan terhadap religiusitas remaja dan berdasarkan dimensi setiap variabel menunjukkan bahwa dimensi interaksi teman sebaya (persahabatan dan kedekatan) berpengaruh positif signifikan terhadap religiusitas remaja. Pengaruh karakteristik keluarga menunjukkan bahwa usia anak, jenis kelamin, dan status sekolah berpengaruh positif signifikan terhadap religiusitas remaja. Keempat model secara konsisten menunjukkan bahwa interaksi teman sebaya merupakan variabel paling berpengaruh terhadap religiusitas remaja. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada remaja untuk dapat meningkatkan aktivitas keagamaannya. Orang tua diharapkan dapat meningkatkan keberfungsian agama dengan melakukan pembiasaan, memberikan contoh dan menyediakan sarana yang dibutuhkan remaja untuk menjalankan aktivitas religiusitasnya. Pihak sekolah diharapkan dapat membantu remaja dari keterpaparan ancaman teman sebaya. Pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat diharapkan dapat bekerja sama memperkuat implemantasi kurikulum kegamaan agar pencapaian religiusitas remaja lebih terukur dan terstruktur.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFamily empowermentid
dc.subject.ddcFamily
dc.subject.ddcPeer Interaction
dc.subject.ddc2018
dc.subject.ddcBogor, Jawa Barat
dc.titleKeberfungsian Agama di Keluarga, Ancaman Teman Sebaya, Interaksi Teman Sebaya, dan Religiusitas Remajaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordancaman teman sebayaid
dc.subject.keywordinteraksi teman sebayaid
dc.subject.keywordkeberfungsian agamaid
dc.subject.keywordreligiusitas remajaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record