Show simple item record

dc.contributor.advisorAlikodra, Hadi Sukadi
dc.contributor.advisorIskandar, Entang
dc.contributor.advisorAtmoko, Sri Suci Utami
dc.contributor.authorDalimunthe, Nurzaidah Putri
dc.date.accessioned2019-06-25T07:47:27Z
dc.date.available2019-06-25T07:47:27Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98044
dc.description.abstractLaju penurunan populasi orangutan kalimantan di habitat alam masih sangat mengkhawatirkan. Penurunan ini disebabkan beberapa ancaman terhadap kehidupan orangutan antara lain kehilangan habitat dan perburuan liar, sehingga status orangutan saat ini masih dalam kategori kondisi terancam punah. Oleh karena itu, upaya konservasi orangutan baik secara eksitu maupun insitu perlu ditingkatkan sebagai upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan terhadap orangutan. Kebun binatang merupakan lembaga konservasi eksitu satwa liar yang berperan dalam melestarikan sekaligus menjamin kesejahteraan satwa yang dapat dinilai dari lima aspek utama yaitu bebas dari lapar, haus, dan malnutrisi; bebas dari ketidaknyamanan; bebas dari rasa nyeri, luka dan penyakit; bebas dari rasa takut dan cekaman; serta bebas untuk bertingkah laku secara alami. Penelitian ini bertujuan untuk optimalisasi manajemen pemeliharaan orangutan kalimantan di kebun binatang berdasarkan parameter manajemen kandang, manajemen pakan, dan pengunjung. Penelitian ini dilakukan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) dan Taman Safari Indonesia (TSI). Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu pengumpulan data primer (pengamatan langsung dan wawancara) dan data sekunder (studi pustaka). Penilaian optimalisasi manajemen kandang dilakukan dengan menganalisis beberapa parameter meliputi desain, tipe dan ukuran kandang orangutan, pengayaan lingkungan, perawatan kandang, pengaturan individu dan aktivitas harian orangutan. Pengamatan aktivitas harian orangutan dilakukan dengan menggunakan metode focal animal sampling yang terdiri dari beberapa parameter yaitu perbedaan umur dan jenis kelamin, tipe kandang (kandang peraga, kandang dalam dan kandang tidur), ketinggian tempat beraktivitas, posisi tubuh saat makan dan penggunaan pengayaan lingkungan. Penilaian optimalisasi manajemen pakan dilakukan dengan menganalisis beberapa parameter meliputi jenis dan jumlah pakan, kandungan nutrisi pakan, waktu dan tempat pemberian pakan dan pemenuhan nutrisi satwa. Kandungan nutrisi pakan dianalisis dengan melakukan uji proksimat sedangkan pemenuhan nutrisi orangutan dianalisis dengan software Nutrisurvey dan pengukuran bobot tubuh orangutan. Persentase aktivitas harian orangutan jantan dan betina dewasa di TSI dan TMR lebih banyak melakukan aktivitas istirahat. Aktivitas harian anakan orangutan (aktivitas bergerak dan sosial terutama bermain) lebih tinggi daripada aktivitas jantan dan betina dewasa. Aktivitas bergerak dan sosial terutama bermain anakan di TSI lebih tinggi daripada anakan di TMR. Persentase aktivitas bergerak, makan dan sosial orangutan di kandang peraga TSI lebih tinggi daripada di TMR meskipun terlihat bervariasi pada tiap individu. Aktivitas bergerak dan sosial orangutan di kandang tidur TMR lebih rendah daripada TSI. Secara keseluruhan, orangutan beraktivitas lebih banyak di permukaan tanah, kecuali pada individu Lindung dan Livia (anakan TSI) yang lebih sering berada pada ketinggian 0-2m dan individu John (jantan dewasa TSI) di ketinggian 4-8m. Posisi makan orangutan bervariasi antar kelompok umur-jenis kelamin, tipe kandang maupun antar individu orangutan. Posisi duduk dan berdiri merupakan posisi makan yang paling disukai orangutan. Persentase aktivitas harian orangutan di kebun binatang dipengaruhi oleh faktor tipe kandang, pengaturan individu dan pengayaan lingkungan. Hal ini sesuai dengan hasil penilaian kandang di TSI dan TMR, yang memperlihatkan adanya perbedaan dalam jumlah, jenis, penataan dan perawatan pengayaan lingkungan serta pengaturan individu. Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa hal dalam manajemen kandang yang perlu untuk dioptimalisasi antara lain penataan ulang dan perbaikan terhadap aspek pengayaan lingkungan, struktur memanjat, pembatas kandang, pengaturan suhu, pengaturan individu dan perawatan kandang; penambahan, pemeriksaan dan penataan pengayaan lingkungan; penempatan setiap individu dengan pengaturan individu kelompok; perbaikan sistem pengaturan suhu, pembatas kandang dan perawatan kandang orangutan; memaksimalkan peran staf dalam pengelolaan sistem perkandangan. Dalam pemberian pakan di TSI dan TMR, ada perbedaan dalam jumlah dan jenis pakan yang diberikan. Pemberian pakan di TMR sama setiap kandang, sedangkan TSI berdasarkan jumlah orangutan yang di dalam kandang. Jenis pakan di TMR lebih banyak daripada TSI sedangkan jumlah pakan di TSI lebih banyak dibandingkan TMR. TMR dan TSI memberikan pakan kategori buah-buahan dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan kategori sayuran, biskuit primata dan umbi-umbian. Jumlah asupan nutrisi pakan yang diberikan kepada orangutan di TMR dan TSI lebih tinggi daripada kebutuhan nutrisi harian orangutan. Frekuensi pemberian pakan di TSI dilakukan pada pagi hari di kandang tidur, sedangkan pakan di TMR diberikan pada pagi dan sore hari di kandang tidur. Individu betina dewasa di TMR dan betina dewasa serta anakan di TSI memiliki bobot tubuh yang melebihi kisaran bobot tubuh orangutan liar (mengalami obesitas). Hal ini berkaitan dengan komposisi pakan yang diberikan terlalu tinggi sehingga menyebabkan jumlah asupan energi harian yang diperoleh orangutan melebihi jumlah asupan energi yang dibutuhkan. Dalam upaya optimalisasi manajemen pakan sebaiknya dilakukan dengan melakukan perbaikan dalam aspek waktu dan tempat pemberian pakan serta jumlah pakan yang diberikan. Waktu pemberian pakan hendaknya dapat dilakukan secara bertahap. Jumlah pakan yang diberikan sebaiknya mempertimbangkan hasil penilaian kebutuhan nutrisi setiap individu berdasarkan bobot tubuh, umur dan jenis kelamin, status reproduksi serta tingkat aktivitas harian individu orangutan. Secara umum persepsi pengunjung mengenai peranan kebun binatang, berkaitan dengan rekreasi dan konservasi serta edukasi. Upaya untuk mengoptimalkan pengetahuan, persepsi dan kepedulian pengunjung (terutama generasi muda) antara lain dengan memanfaatkan fungsi teknologi informasi sebagai media informasi dalam menyebarluaskan informasi mengenai data biologi, ekologi dan fungsi satwa dalam kehidupan, sehingga masyarakat lebih memahami peranan kebun binatang dalam upaya konservasi satwa.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPrimatologiid
dc.subject.ddcOrang utanid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleOptimalisasi Manajemen Pemeliharaan Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Kebun Binatangid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkebun binatangid
dc.subject.keywordkonservasi eksituid
dc.subject.keywordPongo pygmaeusid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record