Show simple item record

dc.contributor.advisorEkayanti, Ikeu
dc.contributor.authorAnggiruling, Dwikani Oklita
dc.date.accessioned2019-06-24T03:58:31Z
dc.date.available2019-06-24T03:58:31Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98001
dc.description.abstractPola makan dan nafsu makan anak-anak mengalami perubahan ketika memasuki usia sekolah pada usia 6 sampai 12 tahun. Anak sudah mulai menentukan sendiri makanan yang akan mereka makan di sekolah. (Mahan dan Raymond 2017). Anak cenderung lebih memilih jajan dan makan diluar rumah. (Rosenkranz et al. 2017). Jajanan memberikan kontribusi jajanan >20% asupan harian (Mudiani et al. 2018; Murni et al. 2016). Hal ini melebihi anjuran selingan yaitu 20% (BKP 2018). Disisi lain, terdapat permasalahan keamanan pangan jajananan (Dinkes Kabupaten Tangerang 2016). Pengetahuan, sikap dan praktik merupakan 3 hal yang saling berkaitan. Pengetahuan gizi merupakan landasan yang penting dalam menentukan konsumsi makanan (jajanan) (Khomsan 2000). Cara pemilihan makanan juga merupakan bagian dari kebiasaaan jajan yang menjadi penentu makanan yang akan dikonsumsi oleh anak (Kristianto et al. 2013). Kebiasaan jajan dapat berdampak pada status gizi siswa Sekolah Dasar (SD) (Keast et al. 2010) Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan praktik gizi dan keamanan pangan ibu, guru dan siswa SD, ketersediaan dan keamanan pangan jajanan sekolah, kebiasaan jajan, serta menganalisis faktor determinan pada pemilihan jajanan siswa SD. Desain penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di SDN Kedokan, SDN Pajajaran dan SDN Cibogo Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2018. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Children Food Consumption, Snacking Habits and Food Safety Analysis in School Environment yang didanai oleh Neys-van Hoogstraten Foundation. Contoh pada penelitian ini berjumlah 109 siswa yang berdasarkan perhitungan rumus besar sampel estimasi rata-rata pada satu populasi. Selain siswa, penelitian ini juga mengambil contoh ibu dari siswa dan guru sekolah. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Jenis data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik siswa seperti usia, jenis kelamin, dan uang saku, karakteristik sosial dan ekonomi keluarga seperti pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan orang tua, kebijakan sekolah mengenai jajanan, ketersediaan jajanan, keamanan pangan jajanan, pengetahuan, sikap dan praktik gizi dan keamanan pangan dari ibu, anak dan guru, faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan jajan anak, kebiasaan jajan seperti frekuensi jajan,jenis jajanan, dan kontribusi jajanan, kebiasaan sarapan seperti frekuensi sarapan, lokasi sarapan dan kontribusi sarapan, konsumsi 24 jam selama dua hari, antropometri serta morbiditas siswa. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner langsung, observasi, wawancara dan analisis lab. Data antropometri diperoleh melalui pengukuran secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi jajan anak tergolong sedang dan rata-rata kontribusi zat gizi jajanan terhadap asupan harian melebihi anjuran selingan yaitu >20%. Hal ini dapat dikarenakan ketersediaan jajanan yang tinggi energi dan lemak, kebiasaan siswa yang lebih memilih jajan diluar, kebiasaan melewatkan sarapan dan besarnnya uang saku. Terdapat hubungan yang signifikan antara uang saku dengan kebiasaan jajan. Selain itu, kontribusi zat gizi sarapan berhubungan negatif dengan kontribusi jajanan siswa. Terdapat hubungan ketersediaan jajanan sekolah dengan asupan protein jajanan anak sekolah. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktik siswa dan guru terhadap kebiasaan jajan siswa. Namun terdapat hubungan negatif pengetahuan ibu terhadap frekuensi jajan. Terdapat lima faktor utama yang memengaruhi pemilihan jajan pada anak yaitu familiaritas (dari jajanan yang iklannya sering muncul, jajanan yang terkenal dan jajanan yang dibeli teman), karakteristik jajanan (tekstur yang empuk, porsinya banyak, harga murah dan terdapat hadiah pada jajanannya), lingkungan dan sosial (anjuran orang tua, mudah tersedia dan ajakan teman), kandungan gizi dan variansi (jajanan yang mengandung vitamin dan mineral dan banyak jenisnya) serta kesehatan (bergizi dan menyehatkan). Faktor kesehatan dan karakteristik jajanan seperti tekstur dan penampilan jajanan memiliki hubungan yang signifikan dengan frekuensi jajan (p < 0.05). Kontribusi energi, protein dan lemak berkorelasi positif dengan status gizi anak (p < 0.05). Semakin tinggi kontribusi jajan anak maka status gizi anak akan semakin meningkat. Hal tersebut akan menjadi berbahaya jika status gizi anak meningkat sampai gemuk atau obesitas. Terdapat hubungan morbiditas thypus dengan status gizi anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan jajanan berperan penting pada kebiasaan jajan anak dan kontribusi gizi jajanan serta morbiditas berdampak pada status gizi anak, sehingga perlu adanya ketersediaan jajanan yang mempertimbangkan pemilihan jajanan anak seperti jajanan yang terkenal, enak murah dan sehat. Ketersediaan jajanan sekolah yang sehat didukung dengan adanya kebijakan sekolah yang secara jelas mengatur sistem penyediaan jajanan di lingkungan sekolah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcChild Nutritionid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcTangerang Bantenid
dc.titlePerilaku Gizi dan Keamanan Pangan, Kebiasaan Jajan, serta Analisis Faktor Pemilihan Jajanan Anak Sekolahid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkebiasaan jajanid
dc.subject.keywordpemilihan jajanid
dc.subject.keywordpengetahuanid
dc.subject.keywordpraktikid
dc.subject.keywordsikapid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record