Show simple item record

dc.contributor.advisorDamar, Ario
dc.contributor.advisorKrisanti, Majariana
dc.contributor.authorRahayu, Siti Mira
dc.date.accessioned2019-05-27T03:55:26Z
dc.date.available2019-05-27T03:55:26Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97697
dc.description.abstractBeban masukan organik yang tinggi ke perairan Teluk Jakarta menyebabkan konsentrasi nutrien di perairan tersebut menjadi tinggi. Tingginya kadar nutrien berimplikasi terhadap pesatnya perkembangan fitoplankton di perairan tersebut. Kelompok fitoplankton yang secara alami melimpah di perairan Teluk Jakarta adalah diatom (Bacillariophyceae). Diatom memiliki berbagai peranan ekologis yang penting bagi perairan Teluk Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika spasial maupun temporal diatom dan kaitannya dengan faktor fisika-kimia lingkungan di Teluk Jakarta. Pengambilan sampel diatom dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2017 di 15 stasiun yang tersebar dari muara sungai, perairan dekat pantai, hingga perairan yang jauh dari pantai. Sebaran diatom dianalisis menggunakan software ArcGIS 10.2.2. Jenis diatom yang ditemukan pada seluruh pengamatan tersusun atas 35 genera yang terdiri atas 20 genera ordo Biddulphiales (centric diatom) dan 15 genera ordo Bacillariales (pennate diatom). Secara umum, diatom yang paling melimpah di perairan Teluk Jakarta diantaranya berasal dari kelompok Chaetoceros, Skeletonema, dan Thalassiosira. Terdapat perbedaan jenis diatom yang mendominasi di setiap area teluk. Area sisi luar teluk cenderung didominasi oleh Chaetoceros dan Nitzschia yang memang merupakan jenis yang biasa ditemukan di laut (bersifat euryhaline). Bagian tengah teluk cenderung didominasi oleh Chaetoceros dan Skeletonema. Sementara muara sungai cenderung didominasi oleh Skeletonema, Chaetoceros, dan Thalassiosira. Kelimpahan diatom cenderung relatif rendah di area muara sungai dengan rata-rata 1,98 × 108 sel m-3 dan paling tinggi di area tengah teluk dengan rata-rata 7,81 × 108 sel m-3. Kelimpahan rata-rata diatom pada bulan Oktober merupakan yang tertinggi (9,02 × 108 sel m-3), sedangkan pada bulan Juli merupakan yang terendah (1,74 × 108 sel m-3). Pola distribusi diatom pada setiap bulannya berbeda-beda. Distribusi diatom pada bulan Juli lebih dipengaruhi oleh nutrien, terutama amonium dan fosfat, sehingga kelimpahan diatom tinggi di bagian muara sungai dan sekitarnya. Distribusi pada bulan Agustus lebih dikendalikan oleh angin dan arus yang menyebabkan air dan biomassa diatom terbawa dan terakumulasi di bagian barat laut teluk. Sementara pada bulan September dan Oktober, diatom cenderung lebih tinggi di bagian tengah teluk. Hal ini dikarenakan area tersebut memiliki kecerahan dan nutrien yang sesuai bagi pertumbuhan diatom. Rasio N/Si yang rendah di lokasi penelitian dapat merefleksikan dominansi diatom di perairan tersebut. Dominansi diatom cenderung lebih terlihat di area tengah dan sisi luar teluk. Hal ini berhubungan dengan rasio N/P, dimana kelimpahan diatom konsisten terhadap rasio N/P. Selain itu, kombinasi dari konsentrasi nutrien, cahaya (kecerahan), dan hidrodinamika Teluk Jakarta menjadi penyebab diatom dapat tumbuh dengan baik di perairan tersebut.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquatic Resourcesid
dc.subject.ddcTemporal Dynamicsid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcJakartaid
dc.titleDinamika Spasial dan Temporal Komunitas Diatom (Bacillariophyceae) di Perairan Teluk Jakarta.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddiatomid
dc.subject.keywordhidrodinamikaid
dc.subject.keywordnutrienid
dc.subject.keywordparameter kualitas airid
dc.subject.keywordTeluk Jakartaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record