Show simple item record

dc.contributor.advisorAmanah, Siti
dc.contributor.advisorIstomo
dc.contributor.authorKartika, Karlina Fitri
dc.date.accessioned2019-05-21T02:28:54Z
dc.date.available2019-05-21T02:28:54Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97598
dc.description.abstractMangrove memiliki peran penting dalam kehidupan spesies baik yang berada di darat maupun perairan. Keberadaannya menghadapi tekanan yang cukup besar terutama sebagai akibat dari kegiatan antropogenik yaitu konversi menjadi tambak dan lahan pertanian serta penebangan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis persepsi masyarakat mengenai mangrove, menganalisis hubungan antara persepsi dan partisipasi masyarakat tentang pengelolaan mangrove, dan merumuskan strategi pengelolaan mangrove berkelanjutan dengan pelibatan masyarakat. Konsep partisipasi menurut Pretty digunakan untuk mengetahui tipologi partisipasi yang ada di lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di tiga desa yaitu Salimbatu, Sekatak Bengara dan Liagu Kabupaten Bulungan. Data yang dikumpulkan meliputi kondisi vegetasi, persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan mangrove. Pada pengukuran vegetasi, lokasi pengamatan terbagi atas bentuk pemanfaatan eksploitatif dan noneskpolitatif dengan total petak contoh sebanyak 30 petak. Pengumpulan data sosial dilakukan melalui wawancara terstruktur terhadap 83 responden dan wawancara semi terstruktur terhadap 9 informan kunci. Jumlah jenis mangrove yang ditemukan di lokasi penelitian sebanyak 13 jenis. Vegetasi pada area dengan intervensi manusia yang relatif rendah menunjukkan kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan area lainnya. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai index keanekaragaman jenis, nilai indeks kekayaan jenis dan luas bidang dasar. Jenis yang mendominasi pada lokasi pengamatan yaitu Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata. Penilaian manfaat mangrove oleh responden adalah sebagai habitat bagi spesies akuatik dan terestrial, penyedia produk perikanan dan pelindung dari gelombang dan angin. Responden di Salimbatu dan Liagu sebagian besar memiliki persepsi positif terhadap mangrove. Sebaliknya, responden di Sekatak Bengara sebagian besar memiliki persepsi negatif. Hal ini diduga terjadi karena lokasi desa dan alternatif mata pencaharian. Sebagian besar responden menunjukkan keinginan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan pengelolaan mangrove. Akan tetapi dari aspek pengetahuan, sebagian besar responden tidak memiliki pengetahuan dan keahlian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan mangrove. Persepsi responden dan kesiapan untuk berpartisipasi menujukkan korelasi nyata (rs = 0.37; p= 0.001). Skor yang diperoleh dalam analisis SWOT yaitu -0.24 dan -0.10 yang menunjukkan posisinya pada kuadran IV. Kelemahan utama dalam upaya pengelolaan mangrove yaitu terbatasnya pengetahuan mengenai fungsi dan peran mangrove. Keterbatasan anggaran menjadi ancaman utama dalam pengelolaan mangrove berkelanjutan. Alternatif strategi dalam mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman tersebut diantaranya adalah penguatan kapasitas KPH selaku pengelola kawasan di tingkat tapak serta masyarakat dalam pengelolaan mangrove berkelanjutan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcMangrove Managementid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBulungan-Kalimantan Utaraid
dc.titlePartisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan (Kasus UPT KPH Bulungan Unit VIII Kalimantan Utara).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordhutan mangroveid
dc.subject.keywordpartisipasi masyarakatid
dc.subject.keywordpengelolaan lestariid
dc.subject.keywordpersepsiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record