Elastisitas Jasa Ekosistem Mangrove di Teluk Jor, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
View/ Open
Date
2019Author
Nurokhmah, Ida
Adrianto, Luky
Sjafrie, Nurul Dhewani M
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem mangrove di Teluk Jor cukup luas yakni 73.5 ha. Ekosistem
mangrove tersebar hampir sepanjang pesisir Teluk Jor mulai dari ujung Desa
Paremas hingga Desa Jerowaru. Ekosistem tersebut memiliki peran sebagai
pemberi jasa ekosistem. Jasa ekosistem adalah manfaat yang diambil manusia dari
ekosistem. Konsep jasa ekosistem mengacu pada hubungan positif antara kualitas
ekosistem (dimensi ekologi) dan kesejahteraan manusia (dimensi sosial). Namun
hubungan ini rumit dan seringkali tidak berhubungan secara langsung. Konsep
elastisitas jasa ekosistem menggambarkan bagaimana respon dari perubahan satu
variabel terhadap variabel lain. Dengan demikian, hubungan antara kualitas
ekosistem dan kesejahteraan masyarakat diharapkan dapat dievaluasi melalui
konsep elastisitas. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengevaluasi status dan
pemanfaatan ekosistem mangrove di Teluk Jor melalui pemetaan sistem sosialekologi;
(2) mengukur keterkaitan sistem sosial-ekologi mangrove di Teluk Jor;
(3) menghitung elastisitas jasa ekosistem mangrove di Teluk Jor; (4) menyusun
strategi pengelolaan ekosistem mangrove di Teluk Jor.
Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2018. Lokasi penelitian meliputi
dua desa yang mencakup 7 dusun yaitu: Dusun Poton Bako, Telong Elong, Jor,
Tutuk, Permas-I, Permas-II, dan Keranji. Empat metode digunakan untuk
menjawab masing-masing tujuan. Pertama metode transek kuadrat digunakan
untuk menentukan status ekosistem mangrove. Kedua, Burkhard Model
digunakan untuk memetakan jasa ekosistem mangrove. Ketiga ES Elasticity Mode
untuk mengukur elastisitas jasa ekositem. Keempat, Analytic Network Process
mendapatkan input pengelolaan ekosistem mangrove.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kerapatan jenis
mangrove di Teluk Jor termasuk kategori baik (rapat) terutama pada tingkat pohon
dan pancang. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekosistem mangrove di Teluk
Jor masih tergolong baik dan dalam kondisi optimal. Masyarakat sekitar Teluk Jor
bergantung pada ekosistem mangrove untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun
perlindungan diri dari berbagai ancaman.
Hasil pemetaan jasa ekosistem menunjukkan nilai surplus pada seluruh jenis
jasa ekosistem. Hal ini ditandai dengan tidak adanya nilai minus pada hasil
perhitungan matriks ketersediaan. Beberapa jenis jasa ekosistem yang tidak
dimanfaatkan oleh masyarakat antara lain: penghasil kayu bakar, penghasil buah,
penghasil larva, penyedia pewarna alat tangkap, perangkap sedimen, penahan
badai, dan rekreasi. Jenis jasa ekosistem yang tidak dimanfaatkan ditandai dengan
nilai ketersediaan yang tinggi atau hampir sama dengan nilai suplai. Di sisi lain,
beberapa jenis jasa ekosistem dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, baik
dimanfaatkan secara penuh maupun sebagian. Jenis jasa ekosistem yang
dimanfaatkan oleh masyarakat antara lain penghasil rebon dan ikan, penghasil
kepiting, penghasil kerang, penahan arus dan gelombang, penyerap karbon,
penghasil oksigen, pencegah intrusi air laut, serta sebagai tempat berteduh. Jenis
jasa ekosistem ini selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh ekosistem mangrove terhadap kesejahteraan masyarakat dengan
menggunakan analisis elastisitas.
Ekosistem mangrove di Teluk Jor diindikasikan memiliki elastisitas yang
rendah terhadap kesejahteraan nelayan jika dilihat dari perspektif jasa penyedia
dan jasa budaya, sedangkan dalam perspektif jasa pengaturan, peningkatan
mangrove diindikasikan memiliki elastisitas yang tinggi. Implikasi kebijakan dari
studi elastisitas dapat terjadi pada ekosistem yang elastisitasnya tinggi jika terjadi
penurunan ekosistem. Sehingga perlu upaya pengelolaan yang terintegrasi supaya
ekosistem tersebut tidak mengalami penurunan. Keuntungan terjadi pada situasi
elastisitas yang tinggi ketika peningkatan kualitas ekosistem masih
memungkinkan atau dimana intervensi dapat meningkatkan perubahan multiplier
terhadap kesejahteraan. Sehingga dalam kondisi ini perlu dipertahankan fungsi
mangrove sebagai pemberi jasa pengaturan (penahan arus dan gelombang,
penyerap karbon, penghasil oksigen, pencegah intrusi air laut), serta
meningkatkan kualitas dan kuantitas ekosistem mangrove, sehingga mampu
memberikan dampak yang lebih bisa dirasakan masyarakat, dalam perspektif jasa
penyedia dan jasa budaya. Oleh sebab itu diperlukan sebuah pengelolaan
ekosistem mangrove secara holistik yang melibatkan berbagai stakeholder.
Adanya model pengelolaan ekosistem yang melibatkan masyarakat lokal
tidak hanya bertujuan meningkatkan dan memelihara keberadaan mangrove,
namun juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan
khususnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan keberadaan mangrove.
Dengan model pengelolaan ini, peran, tanggung jawab dan pemanfaatan dari tiap
pemangku kepentingan dapat diakomodir dengan tetap memperhatikan kelestarian
ekosistem mangrove. Pengelolaan Teluk Jor dapat dilakukan dengan melalui
pendekatan multicriteria analysis melalui penyelesaian masalah yang menjadi
prioritas yaitu masalah penurunan kualitas dan kuantitas ekosistem mangrove
serta ketidakpercayaan masyarakat terhadap pengurus LPATJ. Solusi yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman yang baik mengenai fungsi
ekosistem mangrove kepada masyarakat serta pentingnya sebuah lembaga yang
mengelola ekosistem di Teluk Jor.
Collections
- MT - Fisheries [3011]