Pengaruh Keterbukaan Ekonomi dan Transformasi Struktural terhadap Ketimpangan Pendapatan di Indonesia
Abstract
Selama periode tahun 2000-2016, terjadi peningkatan keterbukaan
perdagangan, transformasi struktural dan ketimpangan pendapatan di Indonesia
pada waktu yang bersamaan. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah
peningkatan ketimpangan di Indonesia disumbang oleh adanya keterbukaan
perdagangan dan transformasi struktural yang meningkat. Berdasarkan teori
ekonomi hubungan ketiga variabel tersebut juga dimungkinkan terjadi. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) Pengaruh
keterbukaan ekonomi terhadap ketimpangan pendapatan di Indonesia, (2) Pengaruh
transformasi struktural pertanian-industri terhadap ketimpangan pendapatan, (3)
Pengaruh transformasi struktural pertanian-jasa terhadap ketimpangan pendapatan
dan (4) Kelompok penduduk menurut kuintil yang memperoleh manfaat dari
keterbukaan ekonomi dan transformasi struktural. Keterbukaan ekonomi diukur
dari keterbukaan perdagangan dan FDI-inflow, sedangkan transformasi struktural
yang dicakup yaitu dari sektor pertanian-industri dan dari pertanian-jasa. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Generalized Methods of
Moment (GMM).
Hasil pemodelan panel dinamis dengan data 33 provinsi selama periode 2007-
2016 menghasilkan kesimpulan bahwa secara umum peningkatan keterbukaan
ekonomi berpotensi menurunkan ketimpangan sedangkan peningkatan FDI justru
meningkatkan ketimpangan. Namun pengaruh keterbukaan perdagangan dalam
menurunkan ketimpangan semakin kecil pada 14 provinsi eksportir barang tambang
dan pertanian selama periode booming komoditas. Berdasarkan pemodelan menurut
kuintil pengeluaran diketahui bahwa keterbukaan perdagangan signifikan
meningkatkan share pengeluaran penduduk pada kuintil 2 dan 3.
Sementara itu, transformasi dari sektor pertanian-jasa signifikan mengurangi
ketimpangan baik secara nasional maupun pada daerah kota atau desa. Sedangkan
transformasi pertanian-industri justru berpotensi meningkatkan ketimpangan. Hasil
regresi quintile share juga mendukung bahwa transformasi pertanian-jasa mampu
menurunkan ketimpangan karena transformasi tersebut mampu menaikkan share
penduduk pada kuintil 1 dan 3 dan menurunkan share penduduk kuintil 5. Pengaruh
berbeda ditemukan pada transformasi pertanian-industri yang hanya meningkatkan
share pengeluaran penduduk pada kuintil 4.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa keterbukaan perdagangan mampu
menurunkan ketimpangan namun tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap
kesejahteraan penduduk miskin. Sementara itu, penurunan ketimpangan yang
disebabkan transformasi struktural pertanian-jasa memberikan dampak pada
peningkatan kesejahteraan pada penduduk miskin dan penduduk kelas ekonomi
menengah.
Collections
- MT - Economic and Management [2884]