Sebaran Nitrogen Inorganik Terlarut dan Model Eutrofikasi Dinamis di Perairan Teluk Jakarta
View/ Open
Date
2019Author
Prismayanti, Ageng Dwi
Damar, Ario
Pratiwi, Niken Tunjung Murti
Metadata
Show full item recordAbstract
Meningkatnya jumlah penduduk di Jakarta hingga 15 328 jiwa/km2 dan laju
pertumbuhan 1,07% (BPS 2015), telah menyumbangkan beban DIN ke Teluk
Jakarta pada tahun 2016 kurang lebih 1 900 ton/bulan. Hal ini tentu saja akan
menyebabkan terjadinya pengkayaan nutrien di teluk. Pengkayaan nutrien di
lingkungan perairan memiliki dampak positif, namun pada tingkatan tertentu juga
dapat menimbulkan dampak negatif.
Eutrofikasi terjadi akibat pengkayaan nutrien baik secara natural maupun
artifisial ke dalam perairan. Laju eutrofikasi akan semakin cepat dengan adanya
aktivitas manusia. Menurut Koropitan et al. (2009), kawasan Teluk Jakarta
merupakan perairan yang paling subur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis sebaran spasial-temporal beban nitrogen inorganik terlarut (DIN) dan
mengestimasi dinamika model eutrofikasi yang terjadi di Teluk Jakarta dalam
waktu tertentu yang akan dikaitkan dengan beban DIN di teluk. Pemodelan
dilakukan dengan menghitung beban nutrien yang diterima oleh sungai-sungai di
Jakarta dan beban total nutrien khususnya nitrogen inorganik terlarut (DIN) yang
diterima Teluk Jakarta. Penelitian dilakukan pada Juli hingga Oktober 2017 di
perairan Teluk Jakarta. Contoh air diambil pada 15 stasiun yang mewakili daerah
muara sungai, barat, tengah, dan timur teluk. Analisis sebaran nitrogen dilakukan
dengan ArcGIS 10.2.2. Pendugaan status kesuburan dilakukan dengan Indeks TRIX.
Model eutrofikasi dinamis dibentuk dengan perangkat lunak STELLA 9.02.
Pola sebaran amonium di perairan Teluk Jakarta cenderung tinggi pada
daerah muara dan mengalami penurunan menuju ke arah laut lepas pada setiap
waktu pengamatan. Secara temporal, sebaran konsentrasi amonium tertinggi berada
di bulan Juli dan September, sebaran terendah berada di bulan Agustus. Secara
temporal, pada bulan Juli dan Agustus penyebaran nitrit cenderung lebih tinggi
dibandingkan pada bulan September dan Oktober. Sedangkan secara spasial,
penyebaran nitrit tinggi pada wilayah timur menuju ke arah tengah Teluk Jakarta
dan semakin menurun ke stasiun-stasiun yang berada di wilayah laut lepas bagian
barat. Penyebaran nitrat cenderung lebih tinggi pada bulan September dan Oktober.
Sedangkan secara spasial, pola penyebaran nitrat menunjukkan bahwa pada
wilayah timur hingga tengah Teluk Jakarta menghasilkan kontur yang semakin
rapat.
Status kesuburan hipertrofik terjadi pada daerah pesisir, dilanjutkan ke level
eutrofik ke arah tengah teluk, dan mesotrofik pada wilayah laut lepas. Simulasi
model eutrofikasi di wilayah pesisir dan laut menunjukkan terjadinya peningkatan
selama kurun waktu 10 tahun mendatang. Sehingga skenario yang digunakan pada
model ini adalah dengan pengurangan nitrogen yang menghasilkan efisiensi sebesar
46% terhadap reduksi nitrogen.
Collections
- MT - Fisheries [2948]