Show simple item record

dc.contributor.advisorSetiawati, Mia
dc.contributor.advisorSoelistyowati, Dinar Tri
dc.contributor.authorRahmadani
dc.date.accessioned2019-04-30T06:45:25Z
dc.date.available2019-04-30T06:45:25Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97144
dc.description.abstractIkan pelangi (Iriatherina werneri) tergolong jenis ikan partial spawner dengan jumlah telur yang dihasilkan relatif sedikit. Sifat partial spawner ikan pelangi menghasilkan larva dengan umur dan ukuran yang beragam sehingga dalam kegiatan budidaya tidak efisien yaitu memerlukan banyak wadah dan beragam ukuran pakan larva. Asam lemak dalam pakan berperan penting untuk proses reproduksi dan kelangsungan hidup larva, diantaranya asam lemak esensial linoleat (18:2n-6) yang menghasilkan turunan berupa asam arakidonat. Asam arakidonat/AA merupakan prekusor senyawa prostaglandin yang berperan sebagai pengatur kerja hormon reproduksi. Asam lemak linoleat (n-6) yang bersumber dari minyak jagung telah banyak digunakan sebagai sumber asam lemak pada pakan induk untuk meningkatkan performa reproduksi pada induk ikan, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi suplementasi asam lemak linoleat n- 6 minyak jagung terhadap performa reproduksi ikan pelangi Iriatherina werneri. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan enam ulangan. Suplementasi asam lemak n-6 minyak jagung dengan dosis P0 (n-6 0%), P1 (n-6 1%) dan P2 (n-6 2%) ke dalam pakan uji. Induk betina yang digunakan berada pada kisaran panjang 27.40-32.74 ± 2.67 mm dan bobot induk 0.10- 0.18±0.04 g, dan ikan jantan memiliki bobot 0.21±0.001g dan panjang tubuh 31.63 ±0.16 mm yang dipelihara secara terpisah ke dalam 18 akuarium untuk ikan betina dan 8 akuarium untuk ikan jantan berukuran 30x30x30 cm3 dengan padat tebar masing-masing 15 ekor per akuarium dan diberi pakan uji secara at satiation pada pukul 08.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Pemeliharaan induk dilakukan selama 30 hari kemudian dilanjutkan dengan pemijahan massal dengan perbandingan induk jantan dan induk betina (1:3) selama tujuh hari. Telur yang diperoleh diinkubasi ke dalam wadah berukuran 18 x 12 x 9 cm selama tujuh hari kemudian dilakukan pemeliharaan larva selama tiga hari di dalam wadah yang sama. Kualitas air selama pemeliharaan yaitu suhu 25-29 oC, DO 5.5-7.5 mg L-1 dan pH 6.32-7.31. Parameter yang diuji adalah jumlah telur, diameter telur, korelasi intake energy dengan biomassa telur, derajat penetasan telur (DPt), tingkat kelangsungan hidup larva umur 3 hari setelah menetas (TKH3), histologi gonad, proporsi sel germinal dan performa larva. Perlakuan suplementasi asam lemak n-6 minyak jagung P1 n-6 1% menghasilkan perbedaan yang tidak signifikan pada jumlah telur ikan, DPt dan TKH3 dengan perlakuan tanpa penambahan asam lemak n-6 yang memiliki nilai DPt dan TKH3 yang tertinggi. Semakin meningkatnya suplementasi asam lemak n- 6 minyak jagung akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap DPT dan TKH3 ikan I. werner. Hal tersebut dimungkinkan terjadi terkait kelebihan asam lemak esensial pada pakan akan mengakibatkan gangguan aksi hormonal dan mempengaruhi aksi pembentukan steroid dari gonadotropin pada ovari. Selain itu, nilai AA (20:4n-6) pada pakan yang merupakan hasil konversi dari asam lemak 18:2n-6 diduga mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya nilai asam lemak n-6 berkorelasi negatif terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva. Diameter telur dan panjang larva tertinggi pada perlakuan P1 erat kaitannya dengan keberadaan kuning telur yang akan menjadi sumber energi bagi larva. Intake Energy yang diperoleh pada perlakuan P1 dengan penambahan asam lemak n-6 1% mempengaruhi biomassa telur ikan I. werneri yang telah dipijahkan selama tujuh hari. Fase previtellogenic oocyte (tahap perkembangan awal oosit) lebih dominan diperoleh pada perlakuan n-6 2% baik pada waktu setelah pemeliharaan 30 hari dan setelah tujuh hari pemijahan, sementara fase vitellogenic oocyte (tahap pematangan oosit) lebih dominan pada perlakuan n-6 0%. Tingginya proporsi nilai vitellogenic oocyte pada perlakuan tersebut memungkinkan jumlah telur yang diovulasikan lebih banyak. Telur memiliki kandungan asam lemak n-3 HUFA yang tertinggi terutama DHA, yang berperan penting pada perkembangan embrio serta pada fase perkembangan larva karena merupakan komponen utama pospolipid yang berfungsi sebagai komponen penyusun utama dari membran sel. Suplementasi asam lemak n-6 minyak jagung dalam pakan hingga dosis 2% diduga akan menghambat konversi n-3 sehingga kebutuhan akan asam lemak tersebut tidak terpenuhi. Berdasarkan hasil yang diperoleh kita dapat menyimpulkan bahwa suplementasi asam lemak n-6 minyak jagung dalam pakan ikan pelangi Iriatherina werneri pada dosis 1% menghasilkan performa reproduksi terbaik.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquaculture Sciencesid
dc.subject.ddcReproductive Performanceid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleSuplementasi Asam Lemak n-6 Minyak Jagung dalam Pakan Terhadap Kinerja Reproduksi Ikan Pelangi Iriatherina werneriid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordasam lemak n-6 minyak jagungid
dc.subject.keywordIriatherina werneriid
dc.subject.keywordkinerja reproduksiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record