dc.description.abstract | Ikan pelangi (Iriatherina werneri) tergolong jenis ikan partial spawner dengan
jumlah telur yang dihasilkan relatif sedikit. Sifat partial spawner ikan pelangi
menghasilkan larva dengan umur dan ukuran yang beragam sehingga dalam
kegiatan budidaya tidak efisien yaitu memerlukan banyak wadah dan beragam
ukuran pakan larva. Asam lemak dalam pakan berperan penting untuk proses
reproduksi dan kelangsungan hidup larva, diantaranya asam lemak esensial linoleat
(18:2n-6) yang menghasilkan turunan berupa asam arakidonat. Asam
arakidonat/AA merupakan prekusor senyawa prostaglandin yang berperan sebagai
pengatur kerja hormon reproduksi. Asam lemak linoleat (n-6) yang bersumber dari
minyak jagung telah banyak digunakan sebagai sumber asam lemak pada pakan
induk untuk meningkatkan performa reproduksi pada induk ikan, sehingga tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi suplementasi asam lemak linoleat n-
6 minyak jagung terhadap performa reproduksi ikan pelangi Iriatherina werneri.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan
enam ulangan. Suplementasi asam lemak n-6 minyak jagung dengan dosis P0 (n-6
0%), P1 (n-6 1%) dan P2 (n-6 2%) ke dalam pakan uji. Induk betina yang digunakan
berada pada kisaran panjang 27.40-32.74 ± 2.67 mm dan bobot induk 0.10-
0.18±0.04 g, dan ikan jantan memiliki bobot 0.21±0.001g dan panjang tubuh 31.63
±0.16 mm yang dipelihara secara terpisah ke dalam 18 akuarium untuk ikan betina
dan 8 akuarium untuk ikan jantan berukuran 30x30x30 cm3 dengan padat tebar
masing-masing 15 ekor per akuarium dan diberi pakan uji secara at satiation pada
pukul 08.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Pemeliharaan induk dilakukan selama 30 hari
kemudian dilanjutkan dengan pemijahan massal dengan perbandingan induk jantan
dan induk betina (1:3) selama tujuh hari. Telur yang diperoleh diinkubasi ke dalam
wadah berukuran 18 x 12 x 9 cm selama tujuh hari kemudian dilakukan
pemeliharaan larva selama tiga hari di dalam wadah yang sama. Kualitas air selama
pemeliharaan yaitu suhu 25-29 oC, DO 5.5-7.5 mg L-1 dan pH 6.32-7.31. Parameter
yang diuji adalah jumlah telur, diameter telur, korelasi intake energy dengan
biomassa telur, derajat penetasan telur (DPt), tingkat kelangsungan hidup larva
umur 3 hari setelah menetas (TKH3), histologi gonad, proporsi sel germinal dan
performa larva.
Perlakuan suplementasi asam lemak n-6 minyak jagung P1 n-6 1%
menghasilkan perbedaan yang tidak signifikan pada jumlah telur ikan, DPt dan
TKH3 dengan perlakuan tanpa penambahan asam lemak n-6 yang memiliki nilai
DPt dan TKH3 yang tertinggi. Semakin meningkatnya suplementasi asam lemak n-
6 minyak jagung akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap DPT dan TKH3
ikan I. werner. Hal tersebut dimungkinkan terjadi terkait kelebihan asam lemak
esensial pada pakan akan mengakibatkan gangguan aksi hormonal dan
mempengaruhi aksi pembentukan steroid dari gonadotropin pada ovari. Selain itu,
nilai AA (20:4n-6) pada pakan yang merupakan hasil konversi dari asam lemak
18:2n-6 diduga mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya nilai asam
lemak n-6 berkorelasi negatif terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva.
Diameter telur dan panjang larva tertinggi pada perlakuan P1 erat kaitannya
dengan keberadaan kuning telur yang akan menjadi sumber energi bagi larva.
Intake Energy yang diperoleh pada perlakuan P1 dengan penambahan asam lemak
n-6 1% mempengaruhi biomassa telur ikan I. werneri yang telah dipijahkan selama
tujuh hari. Fase previtellogenic oocyte (tahap perkembangan awal oosit) lebih
dominan diperoleh pada perlakuan n-6 2% baik pada waktu setelah pemeliharaan
30 hari dan setelah tujuh hari pemijahan, sementara fase vitellogenic oocyte (tahap
pematangan oosit) lebih dominan pada perlakuan n-6 0%. Tingginya proporsi nilai
vitellogenic oocyte pada perlakuan tersebut memungkinkan jumlah telur yang
diovulasikan lebih banyak. Telur memiliki kandungan asam lemak n-3 HUFA yang
tertinggi terutama DHA, yang berperan penting pada perkembangan embrio serta
pada fase perkembangan larva karena merupakan komponen utama pospolipid yang
berfungsi sebagai komponen penyusun utama dari membran sel. Suplementasi
asam lemak n-6 minyak jagung dalam pakan hingga dosis 2% diduga akan
menghambat konversi n-3 sehingga kebutuhan akan asam lemak tersebut tidak
terpenuhi. Berdasarkan hasil yang diperoleh kita dapat menyimpulkan bahwa
suplementasi asam lemak n-6 minyak jagung dalam pakan ikan pelangi Iriatherina
werneri pada dosis 1% menghasilkan performa reproduksi terbaik. | id |