Show simple item record

dc.contributor.advisorBaskoro, Dwi Putro Tejo
dc.contributor.advisorRusdiana, Omo
dc.contributor.authorAnsori
dc.date.accessioned2019-04-10T07:47:01Z
dc.date.available2019-04-10T07:47:01Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97048
dc.description.abstractKPHP Unit VII Hulu Sarolangun merupakan unit pengelola Kawasan Hutan tingkat tapak yang berada di kawasan hulu Kabupaten Sarolangun. Seiring meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan akan lahan meningkat sehingga konversi lahan hutan menjadi penggunaan lahan non hutan juga akan meningkat. Konversi lahan ini akan menghambat keberhasilan pengelolaan kawasan hutan. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui pola konversi lahan hutan pada areal KPHP Unit VII Hulu Sarolangun (2) Mengetahui klasifikasi kelas kemampuan lahan pada areal KPHP Unit VII Hulu Sarolangun (3) Mengetahui Arahan pengelolaan areal KPHP Unit VII Hulu Sarolangun (4) Memprediksi konversi lahan di KPHP Unit VII Hulu Sarolangun pada Tahun 2025 dan (5) Merumuskan arahan strategi pengembangan program agroforestri yang direncanakan pada areal KPHP Unit VII Hulu Sarolangun. Data yang digunakan terdiri dari data primer yaitu hasil pengamatan lapangan dan wawancara dengan teknik purposive sampling, wawancara menggunakan kuesioner dengan responden para pakar serta data sekunder data tutupan lahan hutan tahun 1990, 1996, 2003, 2009, 2015, 2016 dan 2017, peta sistem lahan, data curah hujan, data jumlah penduduk dan tingkat perekonomian serta mata pencaharian dan tingkat bahaya erosi, data perizinan dalam kawasan hutan (IUPHHK HTI) dan data Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah overlay peta dengan menggunakan perangkat lunak Arch GIS 10.1, Metode CA Markov dengan menggunakan perangkat lunak Idrisi Selva, Analisis Kemampuan Lahan dan Analisis AWOT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh jenis penggunaan lahan eksisting tahun 2017,yaitu belukar (6,3%), hutan primer (72%), hutan sekunder (8,1%), permukiman (0,0%), perkebunan (3,0%), pertanian (10,3%) dan tanah terbuka (0,3%). Pola konversi lahan hutan rentang tahun 1990 - 2015 bersifat dinamis, perubahan paling besar terjadi pada periode tahun 1996 -2003 yaitu seluas 24.487 Ha (47,9 %). Kelas kemampuan lahan teridentifikasi menjadi lima kelas yaitu kelas II, III, IV, VI dan VII dengan faktor pembatas terberat adalah erosi (e4), dominan pada kelas IV dan VI. Arahan pengelolaan terdiri dari pola agroforestri seluas 11.361 Ha, reboisasi seluas 11.228 Ha, usulan TORA seluas 3.013 Ha, pengelolaan lainnya sesuai RKUPHHK dan RPHJP seluas 102.928 Ha. Prediksi penggunaan lahan skenario BAU tahun 2025 HS berkurang 3,6%, skenario penerapan RPHJP HS berkurang 0,5%, dan skenario penerapan strategi agroforestri HS bertambah 105,3%. Strategi terpenting dalam pengembangan pola agroforestri di KPHP Unit VII Hulu Sarolangun adalah pembentukan legalitas kelembagaan kerjasama masyarakat dan KPHP dalam pengelolaan Kawasan Hutanid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcRegional Planningid
dc.subject.ddcAgro Forestryid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcSorolangun-Jambiid
dc.titlePerencanaan Agroforestri Sebagai Strategi Penanganan Konversi Lahan Hutan di KPHP Unit VII Hulu Sarolangunid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPenggunaan lahanid
dc.subject.keywordoverlayid
dc.subject.keywordCa-Markovid
dc.subject.keywordprediksiid
dc.subject.keywordkelas kemampuan lahanid
dc.subject.keywordarahan pengelolaanid
dc.subject.keywordstrategiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record