Perencanaan Agroforestri Sebagai Strategi Penanganan Konversi Lahan Hutan di KPHP Unit VII Hulu Sarolangun
View/ Open
Date
2019Author
Ansori
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Rusdiana, Omo
Metadata
Show full item recordAbstract
KPHP Unit VII Hulu Sarolangun merupakan unit pengelola Kawasan
Hutan tingkat tapak yang berada di kawasan hulu Kabupaten Sarolangun. Seiring
meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan akan lahan meningkat sehingga
konversi lahan hutan menjadi penggunaan lahan non hutan juga akan meningkat.
Konversi lahan ini akan menghambat keberhasilan pengelolaan kawasan hutan.
Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui pola konversi lahan hutan pada areal
KPHP Unit VII Hulu Sarolangun (2) Mengetahui klasifikasi kelas kemampuan
lahan pada areal KPHP Unit VII Hulu Sarolangun (3) Mengetahui Arahan
pengelolaan areal KPHP Unit VII Hulu Sarolangun (4) Memprediksi konversi
lahan di KPHP Unit VII Hulu Sarolangun pada Tahun 2025 dan (5) Merumuskan
arahan strategi pengembangan program agroforestri yang direncanakan pada areal
KPHP Unit VII Hulu Sarolangun.
Data yang digunakan terdiri dari data primer yaitu hasil pengamatan
lapangan dan wawancara dengan teknik purposive sampling, wawancara
menggunakan kuesioner dengan responden para pakar serta data sekunder data
tutupan lahan hutan tahun 1990, 1996, 2003, 2009, 2015, 2016 dan 2017, peta
sistem lahan, data curah hujan, data jumlah penduduk dan tingkat perekonomian
serta mata pencaharian dan tingkat bahaya erosi, data perizinan dalam kawasan
hutan (IUPHHK HTI) dan data Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah overlay peta dengan menggunakan
perangkat lunak Arch GIS 10.1, Metode CA Markov dengan menggunakan
perangkat lunak Idrisi Selva, Analisis Kemampuan Lahan dan Analisis AWOT.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh jenis penggunaan lahan
eksisting tahun 2017,yaitu belukar (6,3%), hutan primer (72%), hutan sekunder
(8,1%), permukiman (0,0%), perkebunan (3,0%), pertanian (10,3%) dan tanah
terbuka (0,3%). Pola konversi lahan hutan rentang tahun 1990 - 2015 bersifat
dinamis, perubahan paling besar terjadi pada periode tahun 1996 -2003 yaitu
seluas 24.487 Ha (47,9 %). Kelas kemampuan lahan teridentifikasi menjadi lima
kelas yaitu kelas II, III, IV, VI dan VII dengan faktor pembatas terberat adalah
erosi (e4), dominan pada kelas IV dan VI. Arahan pengelolaan terdiri dari pola
agroforestri seluas 11.361 Ha, reboisasi seluas 11.228 Ha, usulan TORA seluas
3.013 Ha, pengelolaan lainnya sesuai RKUPHHK dan RPHJP seluas 102.928 Ha.
Prediksi penggunaan lahan skenario BAU tahun 2025 HS berkurang 3,6%,
skenario penerapan RPHJP HS berkurang 0,5%, dan skenario penerapan strategi
agroforestri HS bertambah 105,3%. Strategi terpenting dalam pengembangan
pola agroforestri di KPHP Unit VII Hulu Sarolangun adalah pembentukan
legalitas kelembagaan kerjasama masyarakat dan KPHP dalam pengelolaan
Kawasan Hutan
Collections
- MT - Agriculture [3683]