Peran Monosodium Glutamat dalam Pakan pada Produksi Ikan Lele Clarias gariepinus yang Dibudidayakan pada Air Mengalir dan Air Tergenang.
View/ Open
Date
2018Author
Arisa, Ayu Ariyuana
Jusadi, Dedi
Supriyono, Eddy
Metadata
Show full item recordAbstract
Budidaya ikan lele dapat dilakukan di berbagai daerah, baik di daerah
sumber air yang melimpah maupun minim sumber air. Budidaya ikan lele di
daerah yang minim air pada umumnya dilakukan tanpa pergantian air (air
tergenang) selama masa budidaya. Perbedaan kedua kondisi budidaya
menyebabkan kualitas air yang berbeda, sehingga mempengaruhi nilai Feed
Convertion Ratio (FCR), perubahan fisiologis ikan, nafsu makan, dan
pertumbuhan ikan. Apabila kadar amonia dalam air meningkat maka kadar
amonia di dalam darah juga meningkat, sehingga kebutuhan glutamat dalam
tubuh berbeda. Kondisi ini berpeluang apabila kondisi air amonia tinggi maka
kebutuhan glutamat lebih tinggi. Penambahan glutamat dalam pakan dapat
memenuhi kebutuhan glutamat yang diperlukan ikan pada proses konversi
amonia menjadi glutamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
penambahan Monosodium glutamat (MSG) dalam pakan untuk memperbaiki
kinerja pertumbuhan dan respons fisiologis tubuh ikan lele yang dibudidaya
pada kondisi air mengalir dan tergenang.
Perlakuan yang diberikan adalah 0% MSG dengan air mengalir, 0.8%
MSG dengan air mengalir, 0% MSG dengan air tergenang dan 0.8% MSG
dengan air tergenang. Pada kondisi air tergenang tidak ada pergantian air
sampai akhir penelitian. Ikan lele yang memiliki bobot 12.81±1.91 g ditebar
100 ekor ke dalam setiap tangki yang diisi air bervolume 750 L. Ikan
dipelihara selama 60 hari. Kandungan amonia air mengalir adalah 5.0‒7.2 mg
L-1 dan di air tergenang adalah 5.0‒41.9 mg L-1.
Pengukuran biomassa akhir, jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan
spesifik, rasio konversi pakan, tingkat kelangsungan hidup, retensi protein
tubuh, aktivitas protease, nisbah panjang usus terhadap panjang tubuh, indeks
hepatosomatik (HSI), aktivitas alanine aminotransaminase (ALT) dan
aspartate aminotransaminase (AST), kadar amonia (NH4
+) darah, kadar
glutamin (Gln) otak, serta pengamatan histologi hati dan otak dilakukan pada
akhir pemeliharaan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap
dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Data dianalisis secara statistik
dan deskriptif. Data statistik diuji dengan ANOVA menggunakan program
SPSS 16.0. Parameter yang berbeda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan
Tukey.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 0% MSG kondisi air
mengalir diperoleh kadar NH4
+ dalam darah yaitu 13.48 μmol mL-1, hasil
histologi hati dan otak yang baik, nilai AST 17.0 U mL-1 dan nilai HSI 2.3%
yang lebih rendah. Keadaan di atas menyebabkan nafsu makan normal dan
ikan tumbuh baik. Akan tetapi, nilai tingkat kelangsungan hidup yang
diperoleh juga rendah yaitu 86%. Perlakuan 0% MSG kondisi air tergenang
diperoleh kadar amonia di air 5-41.9 mg L-1 dan kadar NH4
+ dalam darah
1305.6 μmol mL-1, hasil histologi hati dan otak yang tidak normal, nilai AST
26.5 U mL-1 serta nilai HSI 2.9% yang lebih paling tinggi. Keadaan di atas
menyebabkan nafsu makan rendah, sehingga pertumbuhan ikan lebih rendah.
Pemberian pakan 0.8% MSG pada kondisi air mengalir meningkatkan
nilai AST 32.6% dan tidak mengakibatkan perubahan fisiologi hati dan otak,
sehingga pertumbuhan ikan sama dengan yang tidak ditambah MSG.
Perlakuan 0.8% MSG pada air mengalir juga menyebabkan tingkat
kelangsungan hidup tinggi yaitu 93.5%. Pemberian pakan 0.8% MSG pada
kondisi air tergenang dapat menurunkan Kadar NH4
+ sebesar 569.4 μmol ml-
1 dalam darah. Penambahan MSG mengurangi beban hati dalam transaminase
asam amino, dicirikan dengan hasil histologi hati yang lebih baik, sehingga
menyebabkan lebih efisiennya pemanfaatan pakan, sehingga dibandingkan
dengan perlakuan 0% MSG pada kondisi air tergenang, pertumbuhan ikan
meningkat, dan sama dengan ikan di kondisi air mengalir. Hasil analisa Gln
otak, aktivitas protease, serta nisbah panjang usus terhadap panjang tubuh
pada penelitian ini tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antar
perlakuan. Secara ekonomis, penambahan 0.8% MSG dalam pakan selain
meningkatkan pertumbuhan dan menurunkan FCR, juga dapat menghemat
biaya produksi pakan ikan lele.
Collections
- MT - Fisheries [3203]
