dc.description.abstract | Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan penting yang produksi
dan produktivitasnya di Indonesia masih rendah. Degradasi dan konversi lahan
menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi dan produktivitas jagung,
sehingga kini lahan suboptimal seperti lahan pasang surut mulai digunakan.
Teknik budidaya konvensional tidak cocok digunakan di lahan pasang surut.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan metode
transplanting pada beberapa varietas dan populasi terhadap pertumbuhan dan
produksi jagung dengan budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Percobaan
dilaksanakan di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, Jambi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak (RKLT) 3 faktor yakni metode tanam (direct seeding dan
transplanting), populasi (62,500 tanaman ha-1 dan 100,000 tanaman ha-1) dan
varietas (Sukmaraga, Pioneer-27, Bima-20 dan Bisma) dengan 3 ulangan. Metode
transplanting secara umum mampu meningkatkan daya berkecambah dan daya
tumbuh, memperbaiki karakter tongkol serta meningkatkan hasil biji per hektar
pada keempat varietas yang diuji, akan tetapi metode tanam tidak memengaruhi
peubah pertumbuhan tanaman jagung. Perbedaan populasi nyata menyebabkan
adanya perbedaan pada semua karakter tongkol serta komponen hasil. Tanaman
pada populasi yang lebih rendah (62,500 tanaman ha-1) memiliki karakter tongkol
lebih baik dibandingkan dengan populasi tinggi (100,000 tanaman ha-1), akan
tetapi sebaliknya memiliki hasil biji yang lebih rendah. Produktivitas tanaman
jagung tertinggi pada semua perlakuan dicapai pada varietas Pioneer-27 yang
mencapai nilai 8.68 ton ha-1 pada kombinasi perlakuan transplanting dengan
populasi 100,000 tanaman ha-1. Secara umum varietas hibrida (Pioneer-27 dan
Bima-20) memiliki potensi hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas
komposit (bersari bebas) (Sukmaraga dan Bisma) pada semua kombinasi
perlakuan. | id |