Evaluasi Jaringan Irigasi Sekunder Daerah Irigasi Koto Kandis Kabupaten Pesisir Selatan.
View/ Open
Date
2019Author
Abrarinef, Okhi
Rachman, Latief Mahir
Tarigan, Suria Darma
Metadata
Show full item recordAbstract
Daerah Irigasi (D.I) Koto Kandis terletak di Kecamatan Lengayang
Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. D.I Koto Kandis memiliki
areal 2357 ha. Sektor pertanian yang terdapat di daerah tersebut memiliki potensi
yang sangat baik. Kecamatan Lengayang mempunyai lahan pertanian seluas 3561
ha. Namun, faktor penghambat dalam meningkatkan potensi tersebut yaitu dalam
hal sumber air yang merupakan faktor penting dalam menunjang sektor pertanian.
Debit air yang diperoleh masyarakat Kecamatan Lengayang belum dapat
memenuhi segala kebutuhan untuk seluruh areal pertanian yang ada. Menurut
Rachman (2017), ciri pengelolaan dan pemeliharaan irigasi yang baik diantaranya:
keberlanjutan, efektif, efisien, adil dan merata, proporsional, serta kerjasama.
Evaluasi irigasi dapat menggunakan besarnya nilai efisiensi dan efektifitas irigasi.
Evaluasi irigasi mencakup beberapa aspek, diantaranya: aspek teknis, legalitas,
sosial, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan Mengetahui aspek teknis dan
sosial yang mempengaruhi evaluasi D.I Koto Kandis dan mengevaluasi jaringan
irigasi sekunder D.I Koto Kandis. Lokasi penelitian berada pada lima Nagari di
Kecamatan Lengayang, yaitu nagari Kambang Timur, Kambang Tengah, Lakitan,
Lakitan Utara, Lakitan Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengukuran debit di lapang untuk menghitung efeisiensi dan efektifitas irigasi dan
sampling nonprobabilitas melalui pendekatan purposive sampling dalam
menentukan responden wawancara untuk evaluasi aspek sosial. Merencanakan
suatu sistem irigasi diperlukan analisis hidrologi termasuk mengenai kebutuhan
air (consumtive use). Hasil evaluasi jaringan irigasi tersier DI Koto Kandis
menunjukkan bahwa nilai efisiensi berada pada kondisi yang cukup baik. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai efisiensi sebesar 81.47%. Nilai efektifitas 54.19%
menunjukan bahwa masih banyak lahan yang belum terpenuhi kebutuhan air
tanamannya. Kandungan sedimen berdasarkan penelitian yaitu rata-rata berat
kering 0.049 g/liter tergolong sangat baik. Kurangnya partisipasi P3A dalam
operasional dan pemeliharaan sangat mempengaruhi kinerja sistem irigasi. Nilai
Kinerja Sistem Irigasi (NKSI) 69,75 maka kinerja kurang dan perlu perhatian,
maka diperlukan penanganan operasi, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala
yang bersifat perbaikan (kondisi fisik rusak sedang dengan tingkat kerusakan >20-
40%) serta sosialisasi dan/atau penyuluhan sedang dan pembinaan ringan.