Respon Pertumbuhan dan Produksi Enam Genotipe Kedelai (Glycine max (Linn.) Merrill) terhadap Pemberian Pupuk Kalium
Abstract
Produksi kedelai nasional belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam
negeri sehingga dibutuhkan upaya peningkatan produksi. Salah satu usaha yang
dapat dilakukan yaitu dengan perbaikan teknik budidaya melalui pengaturan dosis
pupuk kalium. Kalium diketahui dapat meningkatkan kandungan pati pada biji yang
berguna untuk meningkatkan hasil. Penelitian bertujuan mempelajari respon enam
genotipe kedelai dari wilayah tropis (Tanggamus, SC-1-8, dan SJ4) dan wilayah
subtropis (HT-2, Manshuu Masshokutou dan Fukuyutaka) terhadap dosis
pemberian pupuk kalium. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sawah Baru
dan Laboraturium Pasca Panen Institut Pertanian Bogor pada bulan Maret hingga
Agustus 2018. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak
(RKLT) dengan dua faktor percobaan, yaitu genotipe dan dosis pemupukan kalium
(0 kg ha-1 dan 150 kg ha-1). Hasil penelitian menunjukkan genotipe kedelai dari
daerah subtropis memiliki umur lebih singkat dibandingkan genotipe kedelai dari
daerah tropis. Genotipe SJ4 memberikan respon pertumbuhan dan hasil paling baik
berdasarkan karakter umur tanaman, tinggi tanaman, nilai kehijauan daun, ukuran
biji, bobot biji, persentase biji normal dan indeks panen. Dosis pemupukan kalium
mempengaruhi umur pengisian biji hingga panen, bobot dan ukuran biji, serta
indeks panen.