dc.description.abstract | Bakteri kitinolitik merupakan salah satu agens hayati yang berpotensi untuk mengendalikan serangga vektor. Namun, keefektifannya perlu dievaluasi khususnya terhadap kemampuan vektor menularkan virus. Cucumber mosaic virus strain soybean (CMV-S) dan vektornya (Aphis glycines) merupakan salah satu faktor pembatas produksi kedelai di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menguji keefektifan 3 isolat bakteri kitinolitik dalam menghambat kemampuan kutudaun menularkan CMV-S pada tanaman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, setiap perlakuan terdiri atas 15 tanaman dan diulang sebanyak 2 kali. Peubah yang diamati adalah waktu inkubasi, insidensi dan keparahan penyakit, tipe gejala, dan titer virus. Nilai indeks kitinolitik isolat NB-1, I-5 dan I-21 masing-masing adalah 2.956, 0.366, dan 0.418. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman perlakuan bakteri kitinolitik memperlihatkan parameter agronomi yang lebih baik. Secara umum, perlakuan bakteri kitinolitik mampu memperpanjang waktu inkubasi dan menurunkan titer virus; ketiga bakteri kitinolitik mampu menekan perkembangan virus pada tanaman. Tanaman perlakuan bakteri kitinolitik menunjukkan gejala yang lebih ringan dibandingkan tanaman kontrol dengan infeksi virus. Isolat I-21 dan NB-1 diduga memiliki sifat antivirus karena mampu menurunkan titer virus pada tanaman. Sedangkan isolat I-5 selain menekan titer virus pada tanaman, juga mampu menghambat kutudaun menularkan virus pada tanaman. Hal ini diduga I-5 memiliki sifat antifeedant yang menghambat kutudaun menularkan virus saat makan inokulasi. | id |