Model Rain Garden dalam Manajemen Stormwater di Sentul City
Abstract
Pembangunan wilayah merupakan proses yang berdampak
multidimensional. Namun, pembangunan wilayah yang terjadi seringkali kurang
memperhatikan aspek pengelolaan air. Sentul City merupakan salah satu kawasan
di Kabupaten Bogor yang berkembang pesat namun memiliki permasalahan pada
pengelolaan air. Keterbatasan air baku disebabkan karena minimnya air tanah
akibat kemampuan permeabilitas tanah yang rendah dan sering terjadinya gangguan
pada sistem distribusi air saat musim kemarau. Hal ini menyebabkan pasokan air
baku bergantung pada PDAM Kabupaten Bogor. Padahal, Sentul City memiliki
potensi dalam pengadaan air baku mandiri dari limpasan air hujan (stormwater)
karena memiliki curah hujan tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan pemanenan air
hujan melalui manajemen stormwater, salah satunya dengan rain garden. Rain
garden merupakan taman cekung yang dapat memanen, mengumpulkan, dan
menyaring stormwater berbasis fitoremediasi. Penelitian ini bertujuan memberi
rekomendasi model rain garden yang sesuai untuk diterapkan di Sentul City.
Metode yang dilakukan yaitu pemetaan kondisi eksisting tapak, analisis kesesuaian
lahan rain garden, perhitungan dimensi rain garden, dan membuat model rain
garden. Berdasarkan hasil penelitian, lokasi yang berpotensi dibangunnya rain
garden meliputi kawasan skala mikro dan meso, yaitu Danau Indah, Danau Teratai,
Jalan Siliwangi, Jalan M.H Thamrin, dan Plaza Niaga 1. Posisi rain garden
dipengaruhi oleh tekstur tanah, permeabilitas tanah, bentuk relief, dan kemiringan
lereng tapak. Luas permukaan rain garden yang dibutuhkan yaitu 171,50 m2 di
Danau Indah, 312,48 m2 di Danau Teratai, 6.449,88 m2 di Jalan Siliwangi, 6.573,01
m2 di Jalan M.H Thamrin, dan 896,51 m2 di Plaza Niaga 1, sedangkan kedalaman
rain garden yang dibutuhkan sebesar 15-30 cm dan 45-60 cm. Perhitungan ini
dipengaruhi oleh area tangkapan air dan volume runoff. Model rain garden
dirancang berdasarkan aspek bentuk, desain saluran inflow dan outflow, media
tanam, dan tanaman. Penerapan tanaman pada model rain garden diutamakan pada
jenis tanaman lokal berupa fitoremediator yang adaptif. Sehingga, model rain
garden yang dihasilkan berbeda-beda sesuai dengan kondisi eksisting setiap tapak.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]