Bionanokomposit Edible Coating/Film dari Pati Ubi Kayu, Nanopartikel ZnO dan Ekstrak Bawang Putih dengan Kapasitas Antibakteri
View/ Open
Date
2018Author
Moulia, Mona Nur
Nazli, Rizal Sjarief Sjaiful
Suyatma, Nugraha Edhi
Iriani, Evi Savitri
Kusumaningrum, Harsi Dewantari
Metadata
Show full item recordAbstract
Edible coating/film merupakan salah satu teknik pengawetan pangan yang
relatif baru. Materi polimer untuk edible coating/film yang potensial adalah yang
berbasis pati-patian. Edible film berbasis pati mempunyai kelemahan antara lain
film mudah retak, resistensi terhadap air rendah, sifat penghalang terhadap uap air
rendah. Penambahan nanopartikel zinc oksida (NP-ZnO) dan ekstrak bawang putih
ke dalam film diharapkan dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik serta memiliki
aktivitas antibakteri.
Pempek merupakan salah satu makanan khas Sumatera Selatan berbahan
dasar tapioka dan ikan. Penurunan kualitas pempek akibat aktivitas mikroba terjadi
pada penyimpanan lebih dari 16 jam pada suhu ruang. Bakteri dominan yang
mengkontaminasi pempek adalah Staphylococcus aureus. Maka dari pada itu, untuk
mempertahankan mutu produk pangan salah satunya dengan menggunakan
pengemasan edible.
Pada saat ini belum ada penelitian yang menggabungkan bahan pengisi
berukuran nano dan bahan alami untuk produk makanan seperti pempek. Penelitian
ini menggabungkan bahan pengisi yang berukuran nano yakni NP-ZnO dan ekstrak
bawang putih sebagai bahan antibakteri yang diinkorporasikan pada bahan film
berbasis pati ubi kayu untuk menghasilkan film bionanokomposit yang memiliki
kemampuan antibakteri, meningkatkan sifat fisik film dan dapat diaplikasikan ke
produk pangan salah satunya pempek.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan aktivitas antibakteri
bionanokomposit edible coating dari pati ubi kayu dan NP-ZnO dengan
penambahan ekstrak bawang putih, mengetahui karakteristik sifat fisikokimia
bionanokomposit edible film dan mengetahui pengaruh aplikasi bionanokomposit
edible coating terhadap kualitas dan umur simpan pempek.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dari penelitian ini
adalah pembuatan edible coating/film menggunakan bahan pati ubi kayu dengan
penambahan nanopartikel ZnO, ekstrak bawang putih dan gliserol. Penambahan
NP-ZnO dengan konsentrasi 0, 1 dan 3% (b/b pati), ekstrak bawang putih dengan
konsentrasi 0, 10, 20 dan 30% (v/v larutan), kombinasi antara NP-ZnO dan ekstrak
bawang putih dan gliserol dengan konsentrasi 20% dari berat pati. Analisis aktivitas
antimikroba edible coating dan karakteristik fisikokimia bionanokomposit edible
film dilakukan untuk mendapatkan formula terbaik yang dipakai untuk aplikasi
pada produk pangan pempek. Tahap kedua adalah aplikasi larutan edible coating
terpilih pada pempek. Pelapisan pempek dilakukan dengan mencelupkan pempek
ke dalam larutan coating selama 30 detik dan dikeringanginkan. Kemudian
dilakukan pengamatan kerusakan pempek mulai dari jam ke-0, 6, 24 dan 48 pada
penyimpanan suhu ruang dan penyimpanan suhu dingin mulai dari jam ke-0, 24 dan
48 terhadap parameter kadar air, pH, total mikroba, total Staphylococcus aureus,
total Escherichia coli, total volatil nitrogen, tekstur pempek dan uji organoleptik.
Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan adanya pengaruh yang nyata
pada setiap perlakuan antara faktor konsentrasi NP-ZnO dan ekstrak bawang putih
pada parameter aktivitas antibakteri, ketebalan, perbedaan warna, water absoption,
persen pemanjangan dan WVTR serta tidak ada pengaruh nyata pada kuat tarik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa larutan bionanokomposit edible coating dapat
menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan diameter
zona hambat terbesar didapat dari larutan edible coating dengan konsentrasi NPZnO
3% dan ekstrak bawang putih 30%. Inkorporasi NP-ZnO dan ekstrak bawang
putih ke dalam film pati ubi kayu secara signifikan meningkatkan ketebalan film
dan perbedaan warna serta menurunkan nilai water absorption, persen
pemanjangan dan WVTR. Analisis morfologi film menunjukkan NP-ZnO dan
ekstrak bawang putih tersebar merata pada permukaan film. Tingginya konsentrasi
NP-ZnO menyebabkan perubahan struktur pada edible film dan menurunkan derajat
kristalinitas.
Penggunaan formula bionanokomposit edible coating/film terbaik pada
produk pempek yakni larutan bionanokomposit dengan penambahan NP-ZnO 3%
dengan ekstrak bawang putih 20% dan larutan bionanokomposit dengan
penambahan NP-ZnO 3% dengan ekstrak bawang putih 30%. Adanya penambahan
NP-ZnO dan ekstrak bawang putih pada larutan bionanokomposit edible coating
yang diaplikasikan pada produk pempek yang disimpan pada suhu ruang dan suhu
dingin dapat mempengaruhi kadar air, pH, jumlah total mikroba, jumlah koloni
S.aureus dan E.coli, TVN, tekstur pempek sehingga efektif digunakan sebagai
bahan pengemas. Pempek dengan masa simpan 24 jam masih layak dikonsumsi
dengan jumlah mikroba masih di bawah batas maksimum yang disarankan oleh
BPOM. Berdasarkan uji organoleptik, penerimaan umum (overall) yang disukai
panelis yakni pempek yang dicoating dengan formula larutan NP-ZnO 3% dan
ekstrak bawang putih 30%. Dengan demikian, bionanokomposit edible coating/film
dari pati ubi kayu, NP-ZnO dan ekstrak bawang putih berpotensi untuk
dikembangkan di dalam negeri dan dapat memberi nilai tambah pada masyarakat
dan industri.