Analisis Model Minat Masyarakat Kota Bogor Terhadap Dana Pensiun dalam Perencanaan Masa Tua
View/ Open
Date
2018Author
Pratami, Putri Putu
Suharjo, Budi
Nugrahani, Endar Hasafah
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki angkatan kerja yang tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS)
merilis angkatan kerja per Februari 2016 yaitu 120 647 697 orang dari total
angkatan kerja 127 671 869 orang yang berarti angkatan kerja Indonesia mencapai
94.50 %. Akan tetapi, ternyata hanya 6.16% jumlah tenaga kerja Indonesia belum
memiliki program dana pensiun. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktorfaktor
yang mempengaruhi minat masyarakat Kota Bogor terhadap perencanaan
masa tua dan membangun model kausalitas perencanaan masa tua masyarakat
Kota Bogor dengan theory of planned behavior.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling, cluster sampling, dan systematic sampling kemudian diolah dengan
model persamaan struktural. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – September
2017 di Kota Bogor. Data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara
langsung menggunakan kuesioner dengan sampel sebanyak 100 orang. Penelitian
ini dibuat menjadi 2 model, yaitu Model 1 untuk model yang tidak memiliki dana
pensiun dan Model 2 untuk model yang memiliki dana pensiun. Hasil pada
penelitian ini adalah hanya 26 % responden memiliki dana pensiun.
Pada Model 1, hasil analisis model struktural menunjukkan bahwa faktor
yang memengaruhi intensi minat masyarakat Kota Bogor terhadap dana pensiun
dalam perencanaan masa tua dipengaruhi oleh norma subjektif (subjective norm)
secara signifikan. Artinya, norma subjektif lebih cenderung dibentuk dari
keyakinan responden akan harapan dari orang yang penting, yaitu keluarga dan
kerabat. Faktor pada norma subjektif menunjukkan sejauh mana tekanan sosial
dari beberapa pihak mampu meningkatkan intensi atau minat masyarakat Kota
Bogor terhadap dana pensiun dalam perencanaan masa tua. Faktor attitude toward
behavior (ATB) dan perceived behavioral control (PBC) tidak berpengaruh
signifikan terhadap intensi minat masyarakat Kota Bogor terhadap dana pensiun
dalam perencanaan masa tua. Norma subjektif (SN) dipengaruhi oleh motivation
to comply (MTC), artinya rujukan dari beberapa pihak memotivasi indivdu untuk
patuh terhadap harapan referen. Sikap terhadap perilaku (ATB) terhadap
keputusan responden memiliki dana pensiun dalam perencanaan masa tua
dipengaruhi oleh outcome evaluation (OE) dan behavioral belief (BB) secara
signifikan. Kontrol perilaku (PBC) dipengaruhi oleh control beliefs (CB).
Berdasarkan hasil model pengukuran pada Model 1 menunjukkan bahwa variabel
indikator BB2, SN3, SN4, SN5, MTC2, dan MTC3 memiliki nilai koefisien jalur
dibawah 0.50, artinya variabel-variabel tersebut tidak mampu menjelaskan secara
valid masing-masing variabel latennya. Berdasarkan hasil uji reliabilitas konstruk
dan validitas ekstrak pada Model 1 menunjukkan bahwa variabel SN, MTC, dan
ITU tidak dapat dikatakan handal dalam mengukur variabel laten.
Pada Model 2, hasil analisis model struktural menunjukkan bahwa atitude
toward behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control tidak
berpengaruh signifikan terhadap intensi atau minat masyarakat Kota Bogor
terhadap dana pensiun dalam perencanaan masa tua. Perceived behavioral
control dan intensi minat masyarakat Kota Bogor terhadap dana pensiun dalam
perencanaan masa tua tidak berpengaruh signifikan terhadap usage behavior.
Attitude toward behavior (ATB) dipengaruhi oleh outcome evaluation (OE) secara
signifikan. Subjective norm (SN) dipengaruhi oleh normative belief (NB) dan
motivation to comply (MTC) secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis model
pengukuran pada Model 2, variabel indikator BB2, SN4, SN5, NB1, NB3, PBC1,
PBC3, CB1, CB2, CB3, CB4, CB5, POCB1, POCB5, dan ITU1 menunjukkan
bahwa variabel-variabel tersebut memiliki nilai koefisien jalur kurang dari 0.50,
artinya variabel tersebut tidak mampu menjelaskan secara valid masing-masing
variabel latennya. Berdasarkan hasil uji reliabilitas konstruk dan validitas ekstrak
menunjukkan bahwa variabel PBC dan CB tidak dapat dikatakan handal.